Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Perjalanan Panjang Nyimas Bunga Cinta Menuju Asian Games 2018
21 Agustus 2018 20:08 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:23 WIB
![Nyimas Bunga Cinta (Foto: Instagram/@nyimasbungacinta)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534851951/sxdojdgkzo5qpcdhkma7.jpg)
ADVERTISEMENT
Selain Aliqqa Novvery Kayyisa, ada satu lagi skateboarder cewek termuda perwakilan Indonesia di ajang Asian Games 2018 ini. Namanya, Nyimas Bunga Cinta.
ADVERTISEMENT
Keduanya merupakan anak didik dari Green Skate Lesson, sebuah sekolah skateboard di bawah asuhan Tony Sruntul, yang juga seorang skateboarder profesional Indonesia.
Nyimas Bunga Cinta, atau yang lebih akrab disapa Bunga, bahkan disponsori oleh Green Skate Lesson sehingga tak perlu mengeluarkan uang sepeser pun untuk biaya belajar skate.
Keistimewaan yang didapatkan Bunga bukanlah tanpa sebab, dia termasuk salah satu murid berprestasi yang dijadikan role model di Green Skate Lesson.
Sang ayah, Didiet Priyo mengungkap, Bunga telah bergabung dengan sekolah skate tersebut cukup lama dari usianya masih delapan tahun.
"Dimulai dari usia 8, sekarang sudah 12, jadi sekitar empat tahunlah main," ujar Didiet saat dihubungi kumparan (21/8).
Untuk perhelatan Asian Games kali ini, Bunga akan mengikuti dua kategori dalam skateboard, yaitu Women’s Street dan Women’s Park. Rencananya, Bunga akan tanding pada 28 dan 29 Agustus mendatang di Jakabaring Sport City, Palembang.
ADVERTISEMENT
Sebelum diselenggarakannya Asian Games, Bunga dan atlet skateboard lain juga sempat mengikuti pelatnas di Amerika Serikat. Tujuan dari diadakannya pelatnas ini adalah agar para atlet tidak panik saat bertemu rival dari luar negeri. Maka mereka dibawa ke negara skateboard berasal.
Selama kurang lebih 34 hari di California, mereka sempat bertemu dengan para legenda skateboard profesional seperti Leticia Bufoni hingga Chris Cole. Bunga juga berlatih skateboard dari park ke park dan diberi motivasi.
Namun menurut Didiet, pada gelaran Asian Games ini masih terselip sedikit rasa grogi dalam diri Bunga karena mengemban tanggung jawab untuk membanggakan bangsa.
“Grogi sudah pasti, karena dia menopang harapan orang banyak se-Indonesia,” kata Didi.
Tapi setidaknya, tiga hari lalu, tepatnya pada 18 Agustus, Bunga sempat mengikuti kejuaraan di Singapura bernama Vans Park Series Asia Continental Championship dan berhasil membawa pulang medali perunggu.
ADVERTISEMENT
Bagi Didiet, kemenangan Bunga ini dirasa jadi bekal yang cukup baik untuk Bunga dalam menghadapi Asian Games.
Perjuangan Bunga untuk menguasai teknik bermain skateboard tidaklah main-main. Didiet berbagi momen ketika Bunga pertama kali akan mengikuti event ‘Indonesian International Urban Sport Festival’ pada 2016 lalu. Kala itu Bunga berhasil menguasai teknik kick flip untuk pertama kali.
“Saya antar dia latihan jam tiga sore sampai selesai jam 11 malam untuk ngulik teknik itu selama delapan jam dan akhirnya landing (berhasil) meski cuma empat kali,” kenang Didiet.
![Nyimas Bunga Cinta. (Foto: Instagram/@nyimasbungacinta)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1534849082/lr84mtxryhbg8g7oyz0s.jpg)
Namun, pada saat perlombaan, mulai saat clean run, yaitu saat Bunga mulai turun dari papan saat stopwatch jalan hingga berhenti, Bunga akhirnya berhasil melakukan kick flip tanpa ada jatuh sekalipun.
ADVERTISEMENT
Menurut Didiet, Bunga punya menu sendiri untuk mengatasi rasa groginya. Upayanya benar-benar dikerahkan saat latihan.
Untuk masalah target, tak tanggung-tanggung, Bunga pribadi ingin mempersembahkan emas untuk Indonesia, meski dari pihak pelatnas tidak menaruh ekspektasi tinggi karena usianya masih terlalu muda.
Sedangkan untuk sang ayah, Didiet, dia hanya berharap agar sang anak bisa selamat hingga sampai pulang ke rumah.
"Saya cuma pengin anak saya pulang utuh, ini olahraga ekstrem soalnya," harap Didiet.