Perlunya Meningkatkan Kemandirian Teknologi, Atasi Tantangan Keamanan Siber

23 Agustus 2024 16:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peretasan data. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peretasan data. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Microsoft merupakan perusahaan teknologi raksasa asal Amerika Serikat (AS) yang diungkapkan mengalami gangguan (down) pada 19 Juli 2024.
ADVERTISEMENT
Jutaan perangkat Windows di seluruh dunia mengalami Blue Screen of Death (BSOD) yang berdampak sangat besar terhadap beberapa sektor, mulai dari transportasi, kekuangan, kesehatan, media, hingga perbankan di berbagai negara.
Gangguan akses pada layanan Microsoft menunjukkan, monopoli teknologi yang dilakukan oleh negara-negara kuat seperti AS, serta perkembangan industri teknologi jaringan yang tidak merata.
Ilustrasi Microsoft Teams. Foto: wichayada suwanachun/Shutterstock
Insiden BSOD ini turut dirasakan di Indonesia, yang menunjukkan masyarakat Indonesia sangat bergantung pada teknologi luar negeri seperti Microsoft. Salah satu dampak dari insiden BSOD bagi Indonesia adalah berbagai sistem layanan operasional pemerintahan yang mengalami gangguan serius.
Misalnya, platform layanan publik yang menyediakan berbagai layanan online kepada masyarakat lumpuh dan juga berdampak pada komunikasi internal antara pegawai pemerintah.
ADVERTISEMENT
Hal ini disebabkan karena instansi-instansi pemerintah Indonesia yang sangat bergantung pada layanan Microsoft seperti Office 365, Azure, Outlook dan Microsoft Teams dalam menjalankan operasional sehari-hari mereka.
“Kami menyadari dampak signifikan yang ditimbulkan oleh gangguan ini terhadap operasional pemerintahan dan pelayanan publik, kementerian pemerintah terkait sedang berupaya keras untuk mengatasi masalah ini,” kata juru bicara Kemkominfo Dedy Permadi, dalam konferensi pers yang digelar pada 20 Juli 2024.
Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi. Foto: Kominfo
Insiden BSOD juga mengakibatkan gangguan signifikan pada transportasi Indonesia. Operasional pesawat dan kereta api di beberapa bandara dan stasiun terpengaruh secara serius.
Misalnya, Bandara Soekarno-Hatta, Bandara I Gusti Ngurah Rai dan bandara-bandara lainnya juga terkena dampak yang sangat parah, hingga banyak pelancong bisnis dan turis terpaksa tinggal di bandara.
ADVERTISEMENT
Prosedur check-in yang seharusnya dapat dilakukan secara online hanya bisa dilakukan melalui antrian manual.
Dalam hal ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan semua maskapai penerbangan harus memiliki sistem backup, dan menilai sistem lokal harus dipromosikan sesegera mungkin untuk menghindari situasi serupa terulang kembali.
Suasana antrean penumpang di konter Citilink terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta imbas Microsoft down. Foto: Dok. kumparan
Gangguan ini merupakan peringatan atau lampu merah bagi pemerintah Indonesia, yang harus mempertimbangkan untuk mendukung, mengembangkan dan menerapkan teknologi lokal.
Serta meningkatkan otonomi dan kemandirian dalam bidang teknologi untuk mengurangi gangguan serangan siber dan faktor ketidakpastikan eksternal terhadap jaringan nasional dan keamanan data.
“Kedaulatan digital Indonesia sangat penting, maka pengembangan produk-produk keamanan siber yang mandiri dan memenuhi standar nasional harus menjadi prioritas, untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing,” kata Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad kepada wartawan, pada tanggal 16 Agustus 2024.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Indonesia sebagai negara besar di ASEAN, perlunya secara aktif mendorong mekanisme kerja sama multilateral di bidang keamanan siber, dan bekerja sama untuk mengatasi tantangan keamanan siber yang semakin serius.