Perwakilan Mola TV Ungkap Peluang Konten Lokal di Video On Demand

16 Desember 2020 20:44 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi menonton video on demand Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi menonton video on demand Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kehadiran video on demand (VOD) makin familiar di tengah masyarakat Indonesia selama kurang lebih lima tahun ini. Tidak sedikit pula brand baru yang hadir dengan penawarannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Dengan menjamurnya platform VOD, apakah peluang bagi konten lokal untuk tayang semakin besar?
Menurut perwakilan Mola TV, Mirwan Suwarso, seharusnya ada peluang konten lokal di VOD. Tapi, faktor biaya juga menjadi pertimbangan pihak platform dalam memproduksinya.
"Misal saya harus bikin konten dengan kualitas yang dituntut berstandar HBO, berarti saya tidak bisa produksi di bawah Rp 1 miliar per episode. Kalau enam episode jadi Rp 6 miliar. (Tapi) kalau saya beli konten bagus dari luar negeri, paling cuma berapa ribu USD per episode," jelas dia, dalam sesi On Demand Entertainment di ICON 2020, hari ini, Rabu (16/12).
Oleh karena itu, di Mola TV ada Mola Living dan Mola Kids yang menghadirkan konten untuk lokal tapi premium.
ADVERTISEMENT
"Penonton Indonesia nonton, 'kan, tidak film dan serial saja. Tapi juga acara tv. Jadi kenapa enggak bikin itu, tapi (punya) high end value?" lanjutnya.
Mirwan Suwarso dok ICON 2020

Habit Masyarakat Indonesia terhadap Video On Demand

Ekosistem VOD di Indonesia sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh dengan negara lain. Namun Mirwan menilai, salah satu hal yang membedakan dan membuatnya lebih menarik adalah banyaknya android tv box, baik yang legal atau ilegal.
"Itu pembeda yang krusial dibandingkan negara lain yang biasanya langsung masuk di perangkat televisi masing-masing," katanya.
Selain itu, ada dua tipe masyarakat di Indonesia dalam mengkonsumsi VOD, yakni mass market dan premium.
"Mass market ini disuguhi (acara seperti) Oscar tidak ada efeknya bagi mereka. Lalu ada premium yang kebutuhannya bukan cuma hiburan, tapi juga simbol status. Siapa di balik konten itu penting buat orang Indonesia yang sangat mementingkan status," terang Mirwan.
ADVERTISEMENT