Psikolog: Paham Kesetaraan Gender Bisa Cegah Kekerasan Seksual di Kampus

22 Februari 2021 8:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pelecehan seksual Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Memahami arti dari kesetaraan gender menjadi cara mencegah dan menghentikan kekerasan seksual, termasuk di kampus. Oleh karena itu, baik perempuan mau pun laki-laki harus terlibat bersama.
ADVERTISEMENT
"Paham kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah salah satu prinsip untuk menghentikan kasus kekerasan berbasis gender," kata psikolog Yayasan Pulih, Ika Putri Dewi, dalam Campus Online Talkshow bertema Ciptakan Kampus Aman: Laki-laki Perlu Kontribusi, beberapa waktu lalu.
Ika mengatakan saat ini diharapkan semua pihak dapat membuka segala pikiran dan wawasan terkait gender. Selain itu, bisa menerima nilai-nilai baru yang berbeda dan tidak kaku seperti sebelumnya.
Sebab, peran laki-laki dalam menciptakan lingkungan yang aman dari kekerasan berbasis gender bukan karena mereka dianggap sebagai pemimpin dan dipandang kuat, tapi menciptakan rasa aman adalah tanggung jawab bersama antara laki-laki dengan perempuan.
Munculnya konstruksi sosial terkait maskulinitas juga mesti dipahami bahwa maskulin adalah bentukan konstruksi sosial dari masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Kita perlu pahami sifat maskulin dan feminim ada pada setiap orang. Namun, yang terjadi justru dikuatkan dengan kotak maskulin dan kotak feminim itu yang membuat kaku," kata Ika.

Pentingnya Peran Laki-laki dan Perempuan untuk Cegah Kekerasan Seksual

Ciptakan Kampus Aman: Laki-laki Perlu Kontribusi dok Campus Online Talkshow
CEO of The Body Shop Aryo Widiwardhono dalam kesempatan yang sama menambahkan, penting melibatkan peran laki-laki dalam isu kekerasan seksual.
Dia menilai sudah seharusnya semua pihak bersama-sama mendukung terciptanya suasana dan lingkungan kampus yang aman, dari ancaman pelecehan dan kekerasan seksual.
Sebab, kasus kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan menunjukkan angka yang semakin tinggi.
"Hal ini dapat menjadi isu dan upaya bersama, tidak hanya kalangan perempuan, tetapi juga laki-laki untuk mencegah bahaya dampak kekerasan seksual di sekitar kita," katanya.
ADVERTISEMENT