Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Perselingkuhan dapat menyebabkan trauma. Mereka yang mengalami perselingkuhan ternyata memenuhi kriteria untuk gangguan stres pascatrauma (PTSD)," kata Kasandra, dilansir Antara.
Berbagai masalah juga akan muncul sebagai respon emosional akibat perselingkuhan. Antara lain banyak pikiran, gangguan makan dan tidur, suasana hati yang tidak menentu, masalah kesehatan, hingga depresi.
Hal tersebut, kata Kasandra, menyebabkan beberapa terapis dan psikolog mulai menggunakan istilah Gangguan Stres Pascaperselingkuhan untuk menggambarkan kondisi mental korban.
"Dampak yang dirasakan (oleh korban perselingkuhan) juga di antaranya menyalahkan diri sendiri dan merasa jika harga dirinya rendah," tambah dia.
Tips Pulihkan Trauma karena Jadi Korban Selingkuh
Kasandra membagikan tips yang dapat dilakukan korban untuk membantu pemulihan pascaperselingkuhan. Di antaranya mengatur tahapan penyembuhan, memperoleh kisah-kisah positif, menyadari dampak perselingkuhan, dan memilih jalan yang positif.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengingatkan pentingnya menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.
Selain itu, cobalah wujudkan komunikasi secara transparan dan harmonis atas saling pengertian satu sama lain.
Kemudian, meningkatkan kekuatan dan ketahanan yang dilandasi konsep diri dan rasa percaya diri.
"Kondisi ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat dan bertanggung jawab, serta terhindar dari kemungkinan pengaruh negatif pihak lain," pungkas Kasandra.