QnA Eksklusif sama Desainer Hot Wheels Brendon Vetuskey

Desainer Hot Wheels, Brendon Vetuskey saat ditemui kumparan di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Mungkin, enggak banyak dari kamu yang familiar sama desainer Hot Wheels, Brendon Vetuskey. Padahal, bisa jadi salah satu dari sekian banyak karyanya ada di atas lemarimu.

Yap, dia adalah sosok di balik mobil mainan Hot Wheels yang pernah atau sampai sekarang masih kamu koleksi. Dia udah bergabung bersama Hot Wheels sejak 2007. 

Kini, Brendon Vetuskey untuk pertama kalinya datang ke Indonesia bersamaan dengan acara Indonesia Diecast Expo 2019. kumparan berkesempatan buat ngobrol langsung dan eksklusif, sama Brendon Vetuskey, soal desain-desainnya, dan apa kiranya yang bakal dia lakuin kalau enggak membuat mobil mainan. 

Desainer Hot Wheels, Brendon Vetuskey saat ditemui kumparan di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Hey, Brendon! Selamat datang di Indonesia. Ini pertama kali ke sini, ya?

Hey! Iya, ini kali pertamaku. Aku suka banget. Orang-orangnya ramah, cuacanya hangat, dan makanannya enak. Pokoknya semua yang aku suka ada di sini. Aku enggak sabar bertemu para diecaster dan kolektor Hot Wheels di Indonesia.

Kamu udah main Hot Wheels dari kapan, sih?

Aku tumbuh besar bermain Hot Wheels, lho. Hot Wheels pertamaku itu Large Charge 1977. Aku juga punya Dixie Challenger dan Poison Pinto. Terus, waktu kuliah aku benar-benar jadi kolektor Hot Wheels. Sampai sekarang juga masih.

Desainer Hot Wheels, Brendon Vetuskey saat ditemui kumparan di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Gara-gara suka Hot Wheels, kamu pengin jadi desainernya juga?

Ya, waktu kuliah aku sadar emang pengin desain mainan. Makanya aku sering banget gambar mobil-mobilan. Sejak itu aku yakin kalau jalanku adalah untuk menjadi seorang desainer Hot Wheels. 

Aku cantumkan aja di resume kalau aku mengkoleksi Hot Wheels. Ternyata, hal itu membantu aku buat diterima kerja di industri mainan.

Apa desain Hot Wheels pertama kamu?

Pontiac Firebird 1967 model 2010. Sebenarnya aku enggak ada kewajiban buat bikin ini, karena waktu itu masih gabung di tim Track & Play Sets. Tapi, aku dibolehkan membantu membuat Hot Wheels ini. 

Kalau sampai sekarang, apa aja desain Hot Wheels favorit kamu?

Aku bisa nyebutin banyak banget, sih. Tapi, ada tiga yang sangat personal buatku.

Pertama, Custom '67 Pontiac Firebird karena aku punya versi mobil aslinya di rumah. Aku beli bagian-bagian dari mobil itu secara terpisah, dan membuatnya kembali biar mirip kayak replikanya. Pokoknya, ini terbaiklah!

Ke-2, aku suka Pontiac Firebird 1967 model 2010 yang pertama kali aku buat di Hot Wheels. Ya, karena ini karya pertamaku, jadi selalu berkesan dan punya nilai tersendiri.

Ke-3, aku pernah membuat Hot Wheels Gotta Go yang bentuknya mirip toilet. Menyenangkan sekali membuatnya. Mainan ini menunjukkan kalau kami bisa menyisipkan unsur humor juga.

Unik banget! Emang biasanya kamu mendapat inspirasi dari mana, sih, untuk mendesain?

Inspirasi, bisa dari mana aja. Dari diskusi sama teman, melihat pameran, atau sesuatu yang kamu temui di jalan. 

Paling penting adalah membuat desain yang masih relevan buat masa sekarang. Kami mencoba menghadirkan sesuatu buat semua orang. Baik itu mobil Amerika, Eropa, fantasy cars, dan lainnya. 

Desainer Hot Wheels, Brendon Vetuskey saat ditemui kumparan di kawasan BSD, Tangerang Selatan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Gimana menurut kamu tentang orang-orang yang suka custom Hot Wheels?

Mereka keren banget. Menurutku, mereka bisa menuangkan ide gilanya tanpa batasan apapun. Mereka bisa mengubah satu mobil menjadi mobil baru yang benar-benar berbeda, dengan material yang berbeda pula. Maju terus, deh, para customizer!

Kalau kamu enggak jadi desainer Hot Wheels, apa yang bakal terjadi sama kamu?

Aku bakal tersesat tanpa tujuan, sih. Hahaha. Ya, aku udah di Hot Wheels selama sekitar 20 tahun. Ini adalah rumahku. Aku enggak mau pergi ke mana-mana, dan melakukan hal lain. Kalau enggak berada di sini, hidupku enggak bakal se-asyik ini. Makanya, aku sangat bersyukur.