Riset: 74 Persen Introver Lebih Ingin WFO Meski Hanya Paruh Waktu

15 April 2022 9:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kerja fleksibel. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kerja fleksibel. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di beberapa negara, penggunaan masker sudah mulai berkurang, pembatasan COVID-19 juga sudah mulai mereda. Bukan hanya itu, perusahaan pun mulai memberlakukan rencana bekerja kembali di kantor atau Work From Office (WFO).
ADVERTISEMENT
Namun, rencana ini muncul pro dan kontra dari para karyawan. Bekerja dari jarak jauh sudah memberikan kenyamanan dan keuntungan untuk banyak karyawan. Mereka dapat menghabiskan waktu lebih banyak dengan anak-anak dan juga keluarga di rumah.
Bukan hanya itu, peraturan untuk bekerja kembali di kantor menjadi perdebatan antara karyawan yang introver dan ekstrover.
Dilansir Inc, terdapat sebuah penelitian yang menemukan perbedaan dalam bekerja di antara karyawan yang introver dan ekstrover. Sebanyak 82 persen pekerja yang ekstrover lebih menyukai model kerja hibrida dengan 15 persennya lebih menyukai bekerja jarak jauh penuh waktu.
Sedangkan, untuk para karyawan yang introver, sebanyak 74 persen mengatakan bahwa mereka ingin berada di kantor meski seenggaknya hanya untuk paruh waktu.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang ditemukan oleh Myers-Briggs ini sempat mengutip perkataan dari salah satu responden karyawan yang intover dan mengatakan bahwa ia lebih ingin berada di rumah sendiri.
“Pada akhirnya, saya ingin berada di rumah sendiri. Tapi, itu enggak berarti kamu enggak memiliki keinginan ditemani orang lain,” ungkap karyawan tersebut.
Penelitian ini juga instruktif di tingkat lain. Di luar kebijakan formal tentang Work From Home (WFH) atau Work From Office (WFO) yang sekarang sedang dirancang dan diterapkan, perusahaan yang menciptakan budaya dari bawah ke atas harus paham bahwa inklusivitas mencakup kecenderungan introver dan ekstrover yang bervariasi.
Para CEO atau pemimpin perusahaan mungkin menginginkan pembangunan hubungan yang bermakna secara berkelanjutan baik secara internal maupun dengan komunitas dan mitra luar. Tapi, cara ke sana enggak bisa dipaksakan.
ADVERTISEMENT
Cara yang lebih baik adalah dengan memodelkan membangun hubungan yang sehat di puncak untuk menghayati nilai-nilai yang mendukung anggota tim dan komunitas serta berbagi visi pribadi untuk pertumbuhan dan keterlibatan.
Memaksa para introver untuk terlibat dengan cara tertentu atau ekstrover untuk mundur adalah tindakan yang enggak boleh dilakukan.
Berikan ruang bagi mereka yang berada dalam skala keterlibatan sosial untuk menemukan kecocokan budaya mereka sendiri saat memodelkan inklusivitas dalam model kerja apa pun yang sesuai dengan kebutuhan bisnis.
Laporan Afifa Inak