Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Riset: Beda Media Sosial, Beda Karakter Penggunanya
13 November 2018 14:28 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:21 WIB
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin pernah menemui kasus di mana candaan media sosial (medsos) Twitter diposting ke Instagram. Apa yang terjadi setelahnya? Pengguna Instagram menganggap bahwa candaan itu tidak lucu dan dikomentari serius. Ternyata hal ini ada sebabnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset gabungan peneliti King’s College London, Universitas Pennsylvania, dan perwakilan Twitter, IBM Watson, dan Skyscanner pada tahun 2017 menemukan bahwa tiap medsos akan menimbulkan karakter yang berbeda bagi setiap penggunanya.
Para peneliti yang dipimpin Dongwon Lee dan Nishanth Sastry tersebut mengobservasi data dari 100 ribu pengguna Facebook, Twitter, Instagram, dan LinkedIn beserta profil mereka melalui situs direktori medsos bernama about.me.
“Fakta bahwa seorang pengguna punya lebih dari satu jenis (karakter) profil dapat dijelaskan dengan teori bahwa seseorang punya berbagai wajah identitas dan memungkinan punya aspek karakter yang berbeda tergantung pada konteks sosialnya,” tulis Lee dan Sastry.
Sederhananya, Lee menjelaskan melalui situs resmi Universitas Pennsylvania, para pengguna akan mengambarkan dirinya secara berbeda pada dunia (media sosial) yang berbeda.
ADVERTISEMENT
“Pengguna mungkin akan lebih fokus mengelola impresi terhadap publik di lingkaran profesional, tapi lain halnya jika bersama teman-teman dan keluarga,” tulis riset tersebut dalam temuannya.
Yap, hal ini menjelaskan bagaimana seseorang punya profil yang cenderung kaku dan formal di LinkedIn tapi di sisi yang sama orang bisa terasa humoris dan menunjukkan sisi personal di Twitter atau Facebook.
Soal perbedaan karakter pengguna ini juga menjawab bagaimana ketika kamu melawak di Twitter, namun saat mengalihmediakannya ke Instagram hal itu malah dianggap tidak lucu.
“Hasil dari riset kami menunjukkan bahwa jaringan (media) sosial yang berbeda memiliki kebiasaan yang berbeda dan profil (karakter) para pengguna berperilaku sesuai dengan kebiasaan ini,” pungkas Sastry sebagaimana dikutip dari Phys.org.
ADVERTISEMENT