Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Riset: Cuma 16 Persen Hubungan yang Bertahan Setelah Perselingkuhan
21 Agustus 2019 7:00 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:13 WIB

ADVERTISEMENT
Selingkuh bisa jadi salah satu penyebab paling menyebalkan dari kandasnya suatu hubungan. Apalagi, selingkuh bisa merugikan pihak lainnya.
ADVERTISEMENT
Karena itu, enggak jarang, sekalinya seseorang ketahuan selingkuh, keputusan untuk mengakhiri hubungan langsung dilakukan. Tapi ternyata, enggak semua orang berakhir begini, lho. Ada juga yang memaafkan pasangannya.
Menurut riset yang dilakukan oleh perusahaan kesehatan, Health Testing Centers, 15,6 persen atau hampir 16 persen pasangan masih bisa bertahan meski salah satu di antara mereka ketahuan selingkuh.
Hasil ini didapat dari survei 441 orang yang mengaku selingkuh. Mayoritas dari responden yaitu 54,5 persennya langsung putus saat mengetahui terjadinya perselingkuhan, dan 30 persennya mencoba memberikan kesempatan kedua bagi pasangannya. Dan cuma sekitar 16 persen pasangan yang memutuskan untuk tetap bertahan.
Alasan seseorang masih mempertahankan hubungannya setelah perselingkuhan juga tergantung kepada alasan mereka selingkuh. Sekitar 19,7 persen memutuskan untuk tetap bertahan jika penyebabnya adalah cinta satu malam, dan 12,7 persen tetap bersama meski telah diselingkuhi dalam waktu lama.
ADVERTISEMENT
Tapi begitu, sebanyak 61 persen pasangan memberikan 'peraturan' baru dalam hubungan mereka. Di antaranya seperti membatasi pertemanan, melarang nongkrong, sampai meminta password media sosial.
Studi ini juga melaporkan bahwa pasangan yang udah menikah, lebih ada keinginan untuk mempertahankan hubungan, dibandingkan mereka yang masih pacaran. Dengan persentase pasangan yang menikah yaitu 23,6 persen, sedangkan yang pacaran cuma 13,6 persen.
Lebih lanjut, penyebab seseorang mau mengaku selingkuh kepada pasangannya ialah karena merasa bersalah (47 persen), enggak bahagia (39,8 persen), dan merasa pasangannya berhak untuk tahu (38,6 persen).