Riset: Kebanyakan Nonton Drama Kriminal Pengaruhi Persepsi akan Dunia Nyata

13 September 2021 20:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Photo by Andrea Piacquadio from Pexels
ADVERTISEMENT
Sebuah riset terbaru melaporkan, kebanyakan menonton drama kriminal bisa mempengaruhi persepsi seseorang akan dunia nyata.
ADVERTISEMENT
Riset ini dilakukan oleh Benedikt Till, peneliti dari MedUni Vienna’s Centre for Public Health, Austria yang dirilis di jurnal Frontiers of Psychology.
Dalam risetnya, Till mengaitkan kebiasaan nonton drama kriminal dari Amerika Serikat (AS) dengan persepsi seseorang terhadap hukuman mati di Austria.
Responden ditanya "Menurutmu berapa banyak narapidana yang dijatuhi hukuman mati di Austria?", sampai soal "Menurutmu berapa banyak narapidana yang telah divonis suntik mati di Austria, selama lima tahun belakangan?".
Hasilnya, satu dari lima orang yang sering menonton drama kriminal, percaya hukuman mati masih berlaku. Padahal sebenarnya Austria telah menghapusnya sejak 1968.
"Manusia selalu menyimpan informasi di memorinya, meski saat sedang nonton televisi. Sayangnya kita cepat lupa dari mana informasi tersebut berasal," jelas peneliti, dilansir Study Finds.
ADVERTISEMENT
"Responden yang kebanyakan nonton drama kriminal AS, menyimpan banyak informasi soal sistem pengadilan dan hukuman mati di negara tersebut. Lalu mereka kebingungan saat ditanyakan soal hukuman mati di Austria," lanjut Till.
Peneliti menilai, kebanyakan nonton drama kriminal AS jadi salah satu alasan utama orang-orang di Eropa enggak tahu hukuman mati udah enggak berlaku.
Semakin banyak drama yang ditonton, semakin responden berpikir Austria masih memberlakukan hukuman mati.

Fans drama kriminal sulit bedakan antara fakta dan fiksi

Peneliti menambahkan, fans berat drama kriminal juga bisa sulit membedakan mana yang fakta dan fiksi.
"Jutaan orang di seluruh dunia menonton serial televisi populer seperti Law and Order atau Brooklyn Nine-Nine, tanpa menyadari serial tersebut mengandung mitos dan prasangka," kata Till.
ADVERTISEMENT
Laporan: Afifa Inak