Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Sering Merasa Insecure? Mungkin Kamu Mengalami Imposter Syndrome
20 Juni 2022 12:27 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Banyak orang yang mengalami insecure atau enggak percaya diri. Ini mungkin salah satu tanda kalau kamu mengalami Imposter Syndrome .
ADVERTISEMENT
Dilansir Verywellmind, Imposter Syndrome mengacu pada pengalaman internal yang percaya kalau kamu enggak kompeten seperti apa yang orang lain pikirkan tentangmu. Meski definisi ini biasanya diterapkan secara sempit pada kecerdasan dan pencapaian, tapi definisi ini berkaitan dengan perfeksionisme dan konteks sosial.
Secara singkat, imposter syndrome adalah sindrom tentang enggak percaya diri akan kemampuan diri sendiri. Orang yang mengalami sindrom ini biasanya merasa kalau dirinya enggak secerdas, sekreatif, atau berbakat seperti yang terlihat dan diketahui orang lain.
Ia justru merasa setiap pencapaian yang diraihnya disebabkan hanya karena kebetulan atau keberuntungan semata. Istilah ini sendiri digunakan pertama kali oleh psikolog Suzanna Imes dan Pauline Rose Clance pada 1970-an.
Nah, berikut adalah beberapa tanda yang mungkin dirasakan oleh orang yang mengalami Imposter Syndrome, seperti meragukan keterampilan dan kompetensi diri, sering mengaitkan kesuksesan dan pencapaian dengan faktor eksternal, enggak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara objektif, menilai kinerja, merasa takut gagal suatu hari nanti.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka yang mengalami imposter syndrome biasanya akan kecewa hingga frustrasi ketika enggak mampu memenuhi standar yang ditetapkan ke diri sendiri, dan keraguan diri.
Bagi sebagian orang, imposter syndrome ini berpengaruh terhadap perasaan motivasi dalam diri. Ini biasanya datang dalam bentuk kecemasan secara terus-menerus.
Penyebab Imposter Syndrome
Ada banyak faktor yang menjadi penyebab imposter syndrome, di antaranya: pola asuh keluarga yang sangat mengutamakan prestasi dan pencapaian, lingkungan yang kompetitif, sifat perfeksionis, gangguan mental, dan juga peran baru misal sebagai mahasiswa atau pekerja.
Jenis Imposter Syndrome
Sindrom yang satu ini memiliki 5 tipe utama, yaitu:
The Perfectionist
Tipe yang pertama ini merasa dirinya enggak pernah puas dan selalu merasa kalau pekerjaan mereka bisa lebih baik. Bukan fokus pada kekuatan diri sendiri, mereka lebih cenderung terpaku pada kekurangan atau kesalahan. Hal ini pun sering menyebabkan banyak tekanan diri dan kecemasan yang tinggi.
ADVERTISEMENT
The Superhero
Karena orang-orang yang mengalami sindrom ini merasa enggak mampu, mereka pun merasa terdorong untuk bekerja sekeras mungkin.
The Expert
Orang-orang dengan tipe ini selalu berusaha untuk belajar lebih banyak dan enggak pernah puas pada tingkat pemahamannya. Meskipun mereka sangat terampil tapi mereka sering meremehkan keahlian mereka sendiri.
The Natural Genius
Orang-orang ini menetapkan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri. Kemudian, mereka merasa hancur ketika mereka enggak berhasil pada percobaan pertama.
The Soloist
Orang dengan tipe ini cenderung sangat individualis dan lebih suka bekerja sendiri. Harga dirinya sering berasal dari produktivitas mereka sehingga mereka sering menolak tawaran bantuan. Mereka juga cenderung melihat meminta bantuan sebagai tanda dari kelemahan atau enggak mampu.
Laporan Afifa Inak