Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Siklus Cinta ala Banks di Album 'III': Bucin, Galau, Sampai Self-Love
15 Juli 2019 16:12 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:14 WIB
ADVERTISEMENT
Jillian Rose Banks sadar benar kalau hidup ini enggak lain adalah sebuah siklus. Dari lahir, hidup, mati, dari awal, tengah, hingga akhir.
ADVERTISEMENT
Emosi manusia pun sama. Dari perasaan berbunga-bunga ketika jatuh cinta, pahitnya tertampar realita, sampai belajar untuk kompromi dan menjadi dewasa.
Lewat album ketiga yang berjudul 'III', Banks menuangkan perjalanannya mengarungi siklus tersebut.
"Album ini adalah syair perjalananku. (Perjalanan) untuk menerima diri sendiri, mengikhlaskan, memaafkan, dan cinta yang begitu dalam. Sungguh sakit rasanya ketika menyadari bahwa hidup enggak cuma hitam dan putih," tulisnya lewat akun Instagram @hernameisbanks, saat mengumumkan album terbarunya ini.
Ia membuka kisahnya di album 'III' lewat 'Till Now' yang menjadi sikap tegas Banks untuk meninggalkan masa lalunya yang kelam, membuktikkan dirinya yang kian kuat berpijak.
"And you've been messing me around til now, and I let you push me around til now."
ADVERTISEMENT
Ketetapan sikap ini berlanjut di track kedua berjudul 'Gimme'. Kepada Rolling Stones, Banks mengungkapkan lagu ini tentang meraih apa yang kamu inginkan. "Dan mengetahui apa yang pantas untukmu, mengatakannya dengan lantang, dan menuntutnya tanpa belas kasih," ujar dia.
Tapi kayaknya, apa yang Banks ceritakan di kedua lagu tersebut enggak bakal tersampaikan dengan apik tanpa melewati fase jatuh cinta di lagu 'Look What You're Doing To Me', menjalani toxic relationship di 'Contaminated', gara-gara pacarnya narsis parah kayak yang digambarkan di lagu 'Stroke', dan akhirnya cuma bikin galau yang tertuang di 'Sawzall' dan 'Godless'.
"You don't believe in love, but can't you say that you've been thinking of us? Cause you've been my god, my god, and when you're gone I'm godless, godless."
ADVERTISEMENT
Dari segi lirik, Banks masih konsisten menunjukkan kemampuannya dalam menuangkan emosi ke lagu. Baik itu keangkuhan, kerentanan, atau nestapa.
Cara Banks menentukan alur di album ini juga enggak jauh beda dengan album keduanya. Dimulai dengan lagu mengentak, dan ditutup dengan manis lewat lagu 'What About Love'. Tambah manis karena lagu ini diakhiri bisikan, "All around you". Eh, maaf salah, maksudnya "I love you".
Selain itu, ia menawarkan variasi genre yang lebih luas ketimbang dua album sebelumnya. Mulai dari trip-hop dengan drop beat kencang ala dubstep kayak di 'The Fall', perpaduan aneh antara distorsi bass yang kelewat berat dan funk gitar '80-an di 'Stroke', pop RnB yang diberi sentuhan biola orkestra di 'Hawaiian Mazes', dan 'Alaska' yang terdengar playful dan trippy karena ternyata berasal dari mimpinya.
ADVERTISEMENT
"Saat lagi sering menulis, kadang aku mimpiin melodi. Terus bangun tidur dan berpikir, 'Ya, ampun, aku menulis lagu sambil tidur semalam, dan lagunya bagus banget'. Aku merasa melodi ini gila dan enggak bakal tercipta kalau aku enggak masuk ke alam bawah sadar yang aneh," tuturnya, dikutip dari Genius.
Tapi, vokal Banks yang parau terdengar kurang powerful karena tertutup auto-tune berlebihan, seperti di lagu 'Till Now' dan juga 'Contaminated' yang memiliki tempo lebih slow. Bahkan, usaha perdananya untuk ngerap di lagu 'The Fall' enggak cukup memukau dan mengobati kerinduan penggemar terhadap suaranya yang merdu tapi menyayat hati, kayak di lagu 'Under The Table'.
Bisa dimengerti, sih, karena di album ini penyanyi yang pernah tur global sama The Weeknd tersebut emang lebih pengin menonjolkan taringnya. Lagi pula, kita udah diperlihatkan sisi dari Banks yang rapuh di 'Goddess' (2014), dan pergolakannya dalam mencintai atau membenci diri sendiri di 'The Altar' (2016).
ADVERTISEMENT
Kini lewat 'III', Banks merangkul segala ups and downs yang telah dilaluinya, dan menunjukkan bahwa dia telah belajar menerima perasaannya. Sakit hati pun ia rayakan, agar bisa direlakan.
"(Album ini) mewakilkan penerimaan, kemampuan untuk melepaskan, dan goyahnya langkah awal menuju ketidaktahuan. Aku enggak sabar untuk menuju ketidaktahuan bersama kalian," tutup Banks.