Sisi Positif dan Negatif dari Pacaran Remaja

13 Desember 2017 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cinta (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cinta (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Cara remaja dalam berpasangan memiliki sisi positif dan negatif di dalamnya. Hal ini terjadi karena remaja masih labil dalam menentukan sikap yang berdampak pada hubungan asmaranya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Ibarat dua sisi mata pisau, berpasangan dengan lawan jenis dapat membantu remaja dalam proses pencarian jati diri dan mengenal satu sama lain. Namun, hal tersebut juga bisa membuat hubungan yang dijalani mengarah ke perilaku menyimpang.
Dampak postifnya adalah hal tersebut bisa membantu mereka membangun, mengenal, dan memelajari bagaimana cara hubungan asmara yang sesungguhnya. Hal ini juga membantu perkembangan kepercayaan diri dan cara menghargai diri sendiri terhadap pasangan.
“Orang yang senang menjalin hubungan romantis, memicu timbulnya hormon oksitoksin, hormon kebahagiaan yang membuat erat keintiman antara pasangan dan membuat panjang umur,” ujar Abigail Marsh, Psikolog dari Georgetown University.
Namun, sisi negatifnya adalah banyak terjadinya kekerasan dalam berpasangan baik fisik maupun verbal akibat dari ketidakstabilan emosi. Bahkan ada yang mengarah ke sex bebas yang berujung hamil di luar nikah.
ADVERTISEMENT
Menurut sumber yang dikutip dari the Psychologist, proses peralihan ini terjadi karena adanya perubahan pesat dari sisi fisik, emosional, dan kognitif pada diri mereka. Salah satu contoh dari ketiga masalah ini adalah akselerasi pubertas ditambah perubahan hormon yang pesat.
Hal ini membuat otak melakukan keputusan yang enggak dilandasi logika dan terburu-buru, sehingga membuat keputusan yang keliru atau labil.
Nah, salah satu cara untuk menanggulangi masalah ini adalah melakukan dengan edukasi sex sejak usia dini. Selain itu, peran orang tua dan saudara dekat sangat berpengaruh dalam memberikan penyuluhan dan imbauan terkait masalah ini.