Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
#SkipChallenge, Menekan Dada Hingga Pingsan Jadi Tren Remaja di Medsos
9 Maret 2017 17:32 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:33 WIB
ADVERTISEMENT
Sejak beberapa hari lalu, terdapat sebuah tantangan yang ramai dilakukan di Instagram. Tantangan tersebut bernama #SkipChallenge atau #PassOutChallenger. Namun sayangnya, tantangan tersebut justru membahayakan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, tantangan itu merupakan permainan dengan cara menekan dada teman sekeras-kerasnya selama beberapa waktu sehingga menyebabkan anak tersebut kejang bahkan pingsan. Setelah beberapa saat, barulah si anak siuman dan kembali sadar.
Ironisnya, banyak anak-anak yang menganggap permainan ini suatu pengalaman yang menegangkan sekaligus menyenangkan. Padahal, tanpa mereka sadari, pingsan yang dirasakan adalah terhentinya asupan oksigen ke otak selama beberapa saat.
Jika dibiarkan terus-menerus, hal itu bisa menyebabkan kerusakan sel otak yang bisa berakibat fatal, seperti kerusakan otak atau kelumpuhan.
Aksi ini mendapatkan protes keras dari beberapa netizen. Mereka terang-terangan menyayangkan dan mengecam mengapa para remaja SMA nekat melakukan tantangan tanpa faedah ini.
Bahkan saat sang penerima tantangan kejang-kejang dan pingsan, teman-temannya bukannya membantu dan justru menertawakan dia.
ADVERTISEMENT
"Jgn sia siakan kesempatan atas hidup ini.. Tiket sekali jalan.. Tdk dapat diulang untuk hidup lagi," tulis netizen yang gemas melihat tingkah laku anak-anak ini.
"Kalau sudah ada yg meninggal, kalian akan menyesal, masa depan kalian akan hancur dan trauma berkepanjangan, karena itu sangat berbahaya sekali," komentar seorang netizen lain bernama Siska.
"Cari permainan yang lebih kreatif dan aman yaa.. nnt yang rugi kalian sendiri kalau terjadi hal yang tidak di inginkan," kata netizen lainnya menimpali.
Belum didapat informasi akurat dari mana asal permainan ini dan siapa yang mempeloporinya. Namun yang jelas, permainan ini mulai eksis di sekolah-sekolah dan diramaikan oleh para murid pria maupun wanita.
Akan sangat membahayakan jika permainan ini dilanjutkan, terlebih tanpa kontrol dari orang tua.
ADVERTISEMENT