Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Studi: Orang Malas Cenderung Menjadi Orang yang Lebih Sukses
24 September 2019 15:00 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:12 WIB
ADVERTISEMENT
Jujur saja, orang-orang malas selalu mendapat reputasi yang buruk. Menurut banyak orang, mereka yang pemalas enggak akan bisa sukses. Tapi, apa benar begitu?
ADVERTISEMENT
Dilansir CNBC, sebuah penelitian menemukan bukti kalau kemalasan sebenarnya bisa menjadi tanda kecerdasan, lho. Rata-rata, orang yang kurang aktif secara fisik cenderung lebih pintar daripada orang yang aktif secara fisik.
Menurut sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Health Psychology, para peneliti bahkan mengembangkan deskripsi mengenai "kemalasan" atau mereka menyebutnya sebagai kebutuhan untuk kognisi.
Koginisi sendiri adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Jadi, orang-orang yang memiliki sifat ini menginginkan cara berpikir yang terstruktur dan beralasan serta sering melakukan kegiatan yang memberikan stimulasi mental yang kuat, seperti brainstorming teka-teki atau debat.
Para peneliti menggunakan kuesioner untuk menilai “kebutuhan akan kognisi.” Terdapat 60 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu pemikir dan bukan pemikir, berdasarkan pada tanggapan survei mereka.
ADVERTISEMENT
Semua peserta kemudian memakai pelacak aktivitas untuk periode tujuh hari, memberikan para peneliti wawasan tentang kebiasaan mereka.
Data menunjukkan bahwa mereka yang memiliki IQ tinggi cenderung enggak mudah bosan, membuat mereka menjadi kurang aktif dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir.
Kelompok yang sangat aktif cenderung mudah bosan ketika harus duduk diam dan mengamati pikiran abstrak mereka. Sebaliknya, mereka lebih suka merangsang pikiran mereka dengan tugas-tugas aktif, seperti olahraga dan kegiatan fisik lainnya.
Pada dasarnya, penilaian terhadap kemalasan tergantung dengan cara pandang kita sendiri. Soalnya, terkadang, apa yang kita anggap itu buruk, belum tentu sebaliknya menurut orang lain.
Jadi, orang yang pemalas enggak selamanya berarti buruk. Mereka justru adalah pemikir sejati yang akan memikirkan cara pintas dan cerdas untuk menghilangkan masalah, menghemat waktu dan menyumbangkan ide-ide baru dan inovatif kepada perusahaan.
ADVERTISEMENT
Para pemalas, mana suaranya?