Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Survei: 45 Persen Mahasiswa Mengaku Tak Siap Bekerja
8 Juli 2021 15:31 WIB
·
waktu baca 1 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:51 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Survei yang dilakukan oleh layanan pendidikan Prospects dan Jisc di Inggris itu juga menemukan, sekitar 64 persennya menganggap syarat pengalaman kerja adalah hambatan terbesar saat melamar.
Terlebih saat pandemi COVID-19, mahasiswa menghadapi hambatan saat mencari pekerjaan atau magang.
Kondisi ini berdampak pada ketidakpastian rencana mahasiswa setelah kuliah. Hampir 38 persennya mengatakan enggak yakin dengan masa depannya.
Mereka juga bilang banyak kesempatan belajar, magang, atau bekerja di luar negeri yang hilang, karena pembatasan perjalanan selama pandemi COVID-19.
Mahasiswa enggak siap kerja karena minim pengalaman, perekrut disarankan fokus ke keterampilan
Menanggapi temuan ini, Direktur Eksekutif Layanan Mahasiswa Jisc, Jayne Rowley, menilai peran perekrut dibutuhkan untuk membantu mahasiswa mengenal skill mereka.
ADVERTISEMENT
Tujuannya agar dapat meningkatkan kepercayaan diri dan mendorong karier mahasiswa setelah lulus kuliah.
"Perekrut harusnya enggak fokus di hal klasik kayak pengalaman kerja di CV. Ekspektasi mereka sebaiknya sejalan dengan kenyataan yang dihadapi mahasiswa selama pandemi," jelasnya, dilansir People Management.
CEO Institute of Student Employers, Stephen Isherwood, menambahkan bahwa perekrut sebaiknya fokus kepada apa yang telah dilakukan mahasiswa selama pandemi. Terutama kegiatan yang mengembangkan keterampilannya.
Laporan: Afifa Inak