Survei: 81 Persen Karyawan Ogah Kembali Kerja di Kantor Selama 5 Hari Penuh

24 Maret 2021 18:01 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Foto oleh Ivan Samkov dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Foto oleh Ivan Samkov dari Pexels
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 turut mengubah dunia kerja. Sebagian karyawan telah menyadari bekerja secara virtual tanpa harus ke kantor adalah hal yang dapat dilakukan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Unilad, sebuah survei terhadap 1.002 karyawan di Inggris melaporkan, sebanyak 81 persen responden ogah kembali bekerja di kantor selama lima hari penuh, seperti sebelum pandemi.
Sebanyak 55 persen responden lebih memilih bekerja selama empat hari dan berharap hal tersebut dapat menjadi permanen.
Sementara, 32 persen memilih untuk mencampur antara kerja di rumah dan di kantor, serta 23 persen ingin terus bekerja di rumah.
Survei ini dilakukan oleh kampanye 4 day Week yang menuntut bekerja selama empat hari dalam seminggu.
Juru kampanye 4 Day Week Campaign, Joe Ryle, mengatakan pihaknya belum bisa menemukan alasan yang tepat mengapa para pekerja harus kembali ke rutinitas lama tersebut.
"Meningkatnya masalah kelelahan, kesehatan mental pekerja, dan jam kerja yang berlebihan menjadi sangat penting (untuk dipertimbangkan), agar dapat membangun dunia kerja yang lebih baik terutama saat pandemi seperti ini," kata Ryle.
ADVERTISEMENT

Jam Kerja yang Lebih Sedikit Bikin Lebih Produktif

Ilustrasi Foto oleh Tima Miroshnichenko dari Pexels
Rencana bekerja selama empat hari ini muncul setelah dilaporkannya riset dari Trades Union Congress pada 2019. Mereka menemukan bahwa negara-negara dengan jam kerja yang lebih sedikit akan lebih produktif.
Belum lama ini, Spanyol juga mengumumkan akan menguji coba bekerja selama empat hari dalam seminggu. Uji coba ini terbuka untuk semua perusahaan yang ingin ikut serta.
Mereka akan mendapatkan biaya yang ditanggung sebesar 100 persen pada tahun pertama, 50 persen pada tahun ke-2, dan 33 persen di tahun ke-3.
Laporan: Afifa Inak