shutterstock_1302753025.jpg

Survei: Remaja Indonesia Kurang Gerak, Kenapa?

21 Desember 2020 14:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi remaja Indonesia. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi remaja Indonesia. Foto: Shutterstock
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lebih dari 80 persen remaja di seluruh dunia tidak melakukan olahraga harian setidaknya selama satu jam. Di Indonesia sendiri, menurut data Riskesdas 2018, jumlah rata-rata penduduk Indonesia yang kurang menjalani aktivitas fisik meningkat dari 26 persen pada tahun 2013 menjadi 33 persen pada tahun 2018.
Berdasarkan data tersebut, lebih dari sepertiga orang Indonesia tidak atau jarang beraktivitas fisik —alih-alih berolahraga. Padahal, kurangnya aktivitas fisik merupakan pencetus berbagai penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan kanker. Tak heran bila PTM menjadi penyakit katastropik dengan penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tak hanya usia lanjut tapi kini mulai mengancam kelompok usia produktif dan remaja.
Tingginya prevalensi PTM pada remaja di Indonesia disebabkan gaya hidup yang tidak sehat, salah satunya kurang melakukan aktivitas fisik (bergerak). Apalagi dengan pesatnya teknologi, membuat banyak remaja kini lebih banyak menghabiskan waktu di depan layar gadgetnya untuk mendapatkan hiburan atau menggunakan layanan internet.
Berdasarkan Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report 2020, Penduduk Indonesia berusia 16 hingga 64 tahun berselancar di internet (pada semua perangkat) dalam sehari rata-rata mencapai 7 jam 59 menit. Adapun pengguna internet Indonesia mencapai 175,3 juta atau 64 persen dari total penduduk Indonesia. Mayoritas pengguna tersebut menggunakan ponsel, yaitu sebanyak 171 juta atau 98% dari pengguna internet Indonesia.
Waktu yang dihabiskan remaja di depan layar gawai, komputer, dan perangkat elektronik lainnya inilah yang menyebabkan berkurangnya aktivitas fisik. Meski bermain gadget menjadi bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan modern, perlu adanya tindakan agar PTM di usia muda dapat dicegah.
Kondisi inilah yang membuat Rexona menggaungkan kampanye "Gerak Tak Terbatas". Melalui Gerak Tak Terbatas, Rexona memperkenalkan aplikasi "Gerak by Rexona". Kampanye dan aplikasi tersebut diluncurkan untuk mengajak dan memfasilitasi seluruh masyarakat Indonesia, termasuk penyandang disabilitas, untuk bisa Iebih aktif bergerak.
Di Indonesia, pada tahun 2018 tercatat ada sekitar 30 juta penyandang disabilitas , dan tak bisa dipungkiri bahwa akses dan fasilitas penunjang mobilitas yang dapat membantu mereka bergerak dengan leluasa masih sangat terbatas. Padahal, mereka memiliki semangat yang sama dengan masyarakat non-disabilitas untuk menunjukkan potensi dan berkontribusi kepada masyarakat luas.
Melalui aplikasi ‘Gerak by Rexona’, masyarakat penyandang disabilitas dan non-disabilitas bisa saling terkoneksi, berkontribusi dan berkolaborasi dalam bergerak aktif menggapai semua peluang dan mimpi-mimpinya.
Dalam aplikasi ini, terdapat beberapa menu yang bisa digunakan untuk menunjang mobilitas penyandang disabilitas, diantaranya ‘Gerak Explore’: alat bantuan navigasi yang mengkoneksikan penggunanya dengan lokasi yang ingin mereka tuju berdasarkan Google Map, dilengkapi dengan fitur voice activated untuk memudahkan penyandang disabilitas.
Ada pula menu ‘Gerak Count’: menghitung dan menghimpun setiap langkah yang dilakukan oleh masyarakat yang menggunakan aplikasi ini. Rexona memiliki target untuk mengumpulkan 2 miliar langkah yang nantinya dikonversikan menjadi donasi berupa kursi roda untuk membantu mobilitas para penyandang disabilitas yang kurang mampu. Artinya sembari aktif bergerak, masyarakat juga bisa aktif berdonasi

Motivasi Gerak untuk Berdonasi

Ada banyak cara untuk memotivasi seseorang untuk bergerak, tapi motivasi terbaik adalah membantu sesama. Di tahun ini, Rexona berhasil mengumpulkan 165 juta langkah dari para pengguna Gerak by Rexona. Bekerja sama dengan ThisAble Enterprise, langkah tersebut telah dikonversi menjadi ratusan alat bantu mobilitas yang akan diserahkan untuk para penyandang disabilitas, salah satunya kursi roda untuk mempermudah mereka penyandang disabilitas agar bisa bergerak tanpa batasan.
Upaya Ini baru langkah awal. Rexona masih akan terus mengajar masyarakat Indonesia untuk bergerak lebih banyak lagi. Bagaimana sudah termotivasi untuk bergerak? Yuk, download aplikasi Gerak by Rexona di Play Store atau Apple Apps Store dan terus bergerak untuk ciptakan #GerakTakTerbatas!
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Rexona
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten