Takut Jomlo? Bisa Jadi Kamu Alami Anuptafobia

31 Agustus 2022 12:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi laki-laki sedang menyendiri Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi laki-laki sedang menyendiri Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
Beberapa orang ada yang merasa bahwa hidup tanpa adanya pasangan atau yang biasa dikenal dengan jomlo, bukanlah suatu masalah. Orang-orang ini memiliki lebih banyak waktu untuk menyenangkan dirinya sendiri.
ADVERTISEMENT
Tapi, ada juga orang yang takut untuk menjomlo. Dalam psikologi istilah ini disebut dengan anuptafobia. Dalam KBBI istilah ini memiliki arti fobia menjadi bujangan.
Mengutip Healthline, anuptafobia menggambarkan perasaan seseorang yang takut akan sendirian atau kesepian. Mereka merasa bahwa dirinya membutuhkan orang lain di sekitarnya untuk dapat merasa aman.
Fobia ini bisa muncul jika seseorang pernah merasakan peristiwa traumatis, seperti perceraian orang tua, atau kematian anggota keluarga.
Anuptafobia ini merupakan kecemasan irasional yang berkembang ketika seseorang takut bahwa dirinya akan berhakhir sendirian. Meski mungkin enggak ada ancaman yang nyata dari kesendirian, tapi mereka enggak bisa mengendalikan gejalanya.
Ilustrasi jomblo. Foto: Getty Images

Lantas seperti apa gejala dari Anuptafobia?

Orang-orang yang mengalami anuptafobia akan menunjukkan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut. Seperti mengalami rasa cemas yang intens saat enggak berada di dalam hubungan romantis, selain itu mereka akan selalu merasa cemas saat berpikir untuk menjadi jomlo.
ADVERTISEMENT
Ciri lainnya adalah merasa ingin cepat-cepat berada di dalam hubungan. Mereka juga cenderung enggak mampu mengatasi emosi yang kuat. Selain itu, mereka sangat kritis terhadap diri sendiri.
Ilustrasi wanita takut traveling (hodophobia) Foto: Shutter Stock

Penyebab Anuptafobia

Seperti fobia lainnya, penyebab seseorang mengalami anuptafobia sebenarnya belum diketahui secara pasti. Mengutip optimistminds penyebab yang sangat masuk akal adalah rasa takut ditinggal sendirian dan tidak memiliki seseorang untuk berbagi hidup dengan mereka.
Penjelasan yang paling umum adalah episode traumatis masa kanak-kanak di mana mereka adalah korban perceraian kedua orang tuanya, di mana salah satu dari mereka mungkin ditinggalkan sendirian untuk mengurus diri sendiri dan anak. Kondisi ini sangat mungkin menjadi penyebab orang tersebut tidak ingin berakhir sendirian seperti orang tua mereka.
ADVERTISEMENT
Orang yang menderita anuptafobia hanya ingin berhubungan dengan seseorang yang dapat memberi mereka keluarga atau keamanan untuk menghabiskan hidup bersama. Fobia ini berkembang sebagian besar ketika seorang wanita mencapai usia 30-an atau akhir 30-an dan mulai merasa cemas dan merasa kalau mungkin semuanya sudah terlambat.
Orang yang menderita anuptafobia mungkin menderita masalah harga diri dan pengabaian yang rendah di masa kanak-kanak. Oleh karena itu, untuk mengimbangi ketakutan ini berkembang. Tak jarang mereka akan memilih bertahan dalam hubungan yang kasar atau toksik hanya karena ketakutan mereka untuk menjadi lajang.
Jadi, pada saat dia menderita gejala anuptafobia, dia merasa benar-benar tidak berdaya. Para ilmuwan percaya bahwa kombinasi kecenderungan genetik, kimia otak, dan faktor biologis, dan lingkungan lainnya dapat menyebabkan ketakutan tersebut berkembang.
ADVERTISEMENT
Laporan Afifa Inak