The Panturas Eksplorasi Surf Rock Tanpa Batasan di Ombak Banyu Asmara

Millennial

10 September 2021 13:34 WIB

waktu baca 2 menit

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

The Panturas kembali dengan album ke-2 bertajuk Ombak Banyu Asmara yang diproduksi Lafa Pratomo.

Masih mengusung surf rock sebagai ciri khasnya, di sini mereka lebih mengeksplorasi genre tersebut yang boleh jadi belum terlihat batasannya.

Yap, di Ombak Banyu Asmara, The Panturas menyertakan berbagai unsur berbeda yang ternyata serasi dengan musik surf rock.

Album dibuka oleh komposisi instrumentalia berjudul Area Lepas Pantai. Bassist Bagus ‘Gogon’ Patria menyebut ini menjadi transisi dari album pertama Mabuk Laut menuju 10 lagu baru di Ombak Banyu Asmara.

"Area Lepas Pantai (jadi) bridging. 'Kan, masih Mabuk Laut banget, tuh. Tapi ngasih unsur baru. Ini juga rangkuman dari lagu-lagu yang ada di album," katanya dalam konferensi pers virtual, belum lama ini.

Unsur baru juga tersebar di lagu-lagu lainnya. Di Balada Semburan Naga yang berkolaborasi dengan Adipati The Kuda, The Panturas mencampurkan surf rock dengan unsur oriental, gambang kromong, dan humor cablak ala mendiang Benyamin Sueb.

Bahkan unsur Sunda yang menjadi tempat asal mereka juga dihadirkan di lagu Menuju Palung Terdalam.

Komposisi album terasa pas dengan lagu pop surf rock All I Want yang diakui vokalis Abyan 'Acin' Zaki Nabilio terinspirasi dari Wanitaku (2019) milik Noah.

Enggak heran Ombak Banyu Asmara terdengar lebih eksploratif. Sebab diakui drummer Surya ‘Kuya’ Fikri Asshidiq, The Panturas telah merambah pengaruh musikal yang lebih lebar untuk menggarap album ini.

“Kami banyak mendengarkan referensi baru di luar wilayah surf music puritan, semisal Takeshi Terauchi atau Yanti Bersaudara. Ombak Banyu Asmara coba mendobrak kebiasaan yang sudah pernah Panturas lakukan sebelumnya. Kami enggak ingin tertebak," pungkasnya.