Tips Fotografi: 4 Langkah Membuat Buku Foto Profesional

11 Desember 2022 20:16 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo melihat karya buku fotografer kumparan, Iqbal Firdaus yang ada di Pameran Rekam Jakarta 24+ Pewarta Foto Indonesia Jakarta (PFIJ) di Lapangan Banteng, Jakarta pada Selasa (1/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo melihat karya buku fotografer kumparan, Iqbal Firdaus yang ada di Pameran Rekam Jakarta 24+ Pewarta Foto Indonesia Jakarta (PFIJ) di Lapangan Banteng, Jakarta pada Selasa (1/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Buku Fotografi atau Buku Foto merupakan medium yang kebanyakan dibuat oleh fotografer profesional untuk mengemas karya dari cerita foto atau personal projectnya. Buku foto dapat mempresentasikan maupun mengkomunikasikan pesan terhadap suatu informasi dari topik yang diangkat.
ADVERTISEMENT
Karena bentuknya berupa sebuah buku, bahan material seperti kertas dan penjilidan buku menjadi hal yang patut diperhatikan oleh para fotografer yang ingin terjun ke dunia buku foto. Ukuran buku foto biasanya dapat ditemui dalam format landscape atau portrait dan berukuran A4.
Buku foto merupakan cara alternatif untuk menikmati sebuah karya fotografi selain mengunjungi pameran foto. Karena dengan adanya buku foto, para penikmat karya fotografi dapat secara langsung memiliki karya tersebut dan selain itu permainan warna dan tekstur pada kertas nya menjadi nilai kelebihannya tersendiri.
Pada kesempatan kali ini kumparan akan membagikan sejumlah tips untuk kamu yang ingin memulai berkarya dengan medium buku fotografi. Berikut hal-hal yang bisa kamu perhatikan, ya.
ADVERTISEMENT
Tentukan Apa Yang Ingin Dibahas
Seorang pria mengamati pameran foto. Foto: STR / AFP
Pola berkarya dalam membuat buku fotografi pada dasarnya sama saja seperti seorang fotografer ingin memulai sebuah personal project atau foto yang bercerita. Kita harus menemukan benang merah dari proyek tersebut, apa yang ingin kita sampaikan, elemen apa saja yang akan ditampilkan, dan teks pelengkap pun juga harus dipersiapkan dengan baik.
Hal yang paling penting dari sebuah buku itu sendiri ialah pesan yang ingin disampaikan, pada bagian tersebut menjadi poin para penikmat buku fotografi akan memperhatikan karya mu atau tidak.
Dibagian ini kita sebagai fotografer belum perlu memikirkan visual yang ingin ditampilkan, alasannya agar kita dapat mempermudah untuk memikirkan konsep, tema dan mengumpulkan ide-ide yang akan disajikan, jika hal tersebut sudah dirasa matang, maka tugas selanjutnya ialah melakukan pemotretan.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Foto
Jefri Tarigan saat diskusi foto Agent Orange The 3rd Generation.. Foto: Facebook/Jefri Tarigan
Setelah melakukan pemotretan foto yang begitu panjang, kita sebagai fotografer sudah pasti akan kebingungan untuk mengolah hasil karya-karya foto yang telah kita ambil. Bagian ini menentukan foto-foto apa saja yang akan disajikan nanti pada buku foto kamu.
Betapa pentingnya bagian ini maka kita sudah seharusnya memerlukan peran seorang editor foto yang nantinya akan membantu kamu dalam menyelesaikan visual-visual yang akan ditampilkan.
Metodenya begitu dinamis, kita sebagai fotografer berhak untuk menentukan karya mana saja pilihan kita dan begitu juga editor foto dapat juga untuk mengkurasi karya yang menurutnya jauh lebih masuk sesuai proyek kita nantinya, hal tersebut merupakan bagian dari proses editing, memakan waktu yang cukup panjang namun memang seperti itu seharusnya.
ADVERTISEMENT
Pada proses editing ini, hasil pikiran sang fotografer dan editor foto akan disatukan menyerupai benang merah dari cerita yang fotografer sudah tentukan di awal.
Desain dan Tata Letak
Layout Buku foto Felis Catus-Iqbal Firdaus Foto: Dok. Istimewa
Jika tadi peran fotografer akan dibantu oleh hadirnya editor foto, kali ini akan ada seseorang yang akan bertanggung jawab pada tampilan visual yang akan disajikan pada buku kalian nantinya, yaitu adalah seorang desainer.
Seorang desainer kali ini memiliki peran yang cukup vital. Bagaimana tidak, alur cerita yang telah kamu bikin dan telah disusun sedemikian rupa akan bergantung jalan atau tidaknya pada layout atau tata letak yang telah desainer upayakan.
Penentuan besar dan kecil visual yang akan disajikan pada satu halaman buku kalian akan berpengaruh pada alur cerita buku foto tersebut nantinya. Maka dari itu, fotografer dan editor foto harus rajin berkonsultasi dengan seorang desainer, memastikan tiap halaman, tiap lembar dan memperhatikan elemen visual yang akan membantu nantinya seperti ukuran teks, gambar ilustrasi dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Mencetak Buku
Ilustrasi Percetakan. Foto: Fanny Kusumawardhani
Jika kamu telah melewati tahapan-tahapan sebelumnya, selamat ya! karena masih ada satu lagi bagian yang paling penting, tentu saja material buku mu nantinya. Rasanya kurang elok jika ide mu sudah menarik, pemilihan foto yang sudah tepat dan tata letak yang menggugah mata tapi material buku foto yang kamu sajikan tidak begitu bagus untuk dimiliki oleh peminatnya.
Pembaca melihat foto dari buku "Si Anak Singkong". Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pada bagian ini sangat begitu teknis dalam sisi percetakan, tapi jangan khawatir, kamu masih bisa menemukan kertas dan hal lainnya yang cocok untuk karakter cerita mu. Dalam percetakan, kamu akan disajikan pada dua pilihan yaitu cetak offset dan juga digital. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Pada bagian ini kamu hanya harus rajin-rajin riset untuk menemukan tempat percetakan mana yang cocok untuk jumlah buku, material dan biaya yang akan kamu keluarkan nantinya. Jika nantinya kamu sudah menemukan apa keinginan yang cocok pada cerita mu, maka voila, terbitkan lah buku fotomu segera.
ADVERTISEMENT