Tips Fotografi: Fotografi Jurnalistik Menjadi Pesan

13 Februari 2022 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto pertama yang disebut Poin de Vue du Gras karya Nicephore Niepce yang dibuat pada tahun 1826 dan dipajang di Institut Konservasi Museum Getty di Los Angeles. Foto: Hector Mata/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Foto pertama yang disebut Poin de Vue du Gras karya Nicephore Niepce yang dibuat pada tahun 1826 dan dipajang di Institut Konservasi Museum Getty di Los Angeles. Foto: Hector Mata/AFP
ADVERTISEMENT
Fotografi ditemukan pada tahun 1822 oleh Joseph Nicéphore Niépce yang berasal dari Prancis. Niépce mengembangkan heliografi, sebuah teknik kuno yang ia gunakan untuk mendapatkan hasil cetak dalam proses fotografi.
ADVERTISEMENT
Semenjak itu perkembangan dunia fotografi semakin maju dari segi teknis maupun pola pikir penggunanya. Kini fotografi menjadi alat komunikasi yang digemari di banyak platform.
Sebuah stensil tangan negatif berwarna hitam di atas batu, di sebuah gua prasejarah di Ardales, Spanyol selatan, (7/8). Foto: Jon Nazca/REUTERS
Jauh dari itu, zaman purbakala juga sudah menggunakan sebuah visual menjadi sebuah pesan. Hal itu kita ketahui dari penemuan lukisan perburuan yang dibuat pada zaman itu dan ceplakan tangan dengan dihias sejumlah pola dan warna yang indah yang terbuat dari bahan alami.
Lukisan gua tertua di dunia ditemukan di Sulawesi. Foto: A. A. Oktaviana, ARKENAS/Griffith University
Manusia sudah lama akrab dengan visual yang dijadikan sebagai pesan. Pesan ini sendiri juga terbagi berbagai macam, tapi kali ini kita akan fokus sebagaimana kita membuat pesan dari fotografi.
Sejumlah fotografer memfoto lentera Api Olimpiade yang ditampilkan di Pusat Pelatihan Nasional J-Village, Kota Naraha, Jepang, Rabu (1/4). Foto: Kazuhiro NOGI / AFP
Fotografi sangat banyak genrenya dan genre tersebut juga memiliki aturan dan pangsa pasar sendiri.
Seorang fotografer Irak menunjukkan hasil foto kepada seorang anak yang di foto di alun-alun Nafoura kota Mosul, Irak utara pada 5 Januari 2019. Foto: AFP/ZAID AL-OBEIDI
Kita masuk ke area fotografi jurnalistik. Aturan fotografi jurnalistik tidak bisa disamakan dengan aturan fotografi dengan genre lainnya. Seperti aturannya seperti ini:
ADVERTISEMENT
1. Fotografer jurnalistik harus menyiarkan foto secara fakta dan disertai keterangan yang jelas.
2. Fotografer jurnalistik paham mengenai etika lokasi pemotretan seperti di tempat umum, ruang privasi dan bahkan lokasi yang memiliki aturan khusus (seperti ruang sidang, markas besar dan area pemerintahan).
3. Tidak melakukan plagiat serta pembuatan foto yang sifatnya cabul
4. Dan sesuai Kode Etik Jurnalistik (KEJ)
Wartawan dan fotografer saat menghadiri rekonstruksi pembunuhan Bernard Laroche di Aumontzey oleh Jean-Marie Villemin, ayah Grégory Villemin, di Vologne pada 20 Juni 1985. Foto: AFP/MARCEL MOCHET
Aturan-aturan ini dibuat untuk para pelaku pembuat foto atau fotografer menjalani sesuai pakem Kode Etik Jurnalistik dan pembuatan pesan secara visual tidak bisa membohongi masyarakat.
Puluhan fotografer memotret seorang model saat peragaan busana Cali Exposhow di Cali, departemen Valle del Cauca pada 16 Oktober 2008. Foto: AFP/CARLOS JULIO MARTINEZ
Mungkin aturan tersebut tidak akan sama dengan fotografi fashion, komersial atau lain sebagainya. Pada dasarnya pembuatan pesan yang terbuat dari sebuah visual ini berusaha untuk para penerima pesan ini paham dengan baik terdapat pesan di dalam setiap foto yang tersaji.
ADVERTISEMENT
***
ADVERTISEMENT