Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Tips Fotografi: Memotret dengan Kamera Lubang Jarum Buatan Sendiri
14 Agustus 2020 19:16 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pada 2002, fotografi lubang jarum kembali muncul setelah fotografer Ray Bachtiar Dradjat mendirikan sebuah Komunitas Lubang Jarum Indonesia atau lebih populer disingkat KLJI.
Melansir dari siaran Youtube, kegiatan fotografi dengan lubang jarum itu lebih menekankan bukan hanya pada hasilnya, tapi juga prosesnya. Melalui kamera lubang jarum, fotografer akan memahami proses menciptakan foto mulai dari pencarian cahaya, menciptakan kamera sendiri dari barang-barang yang ada di sekitar dan mencetak hasil bidikannya.
Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Dosen Fotografi Universitas Pakuan Bogor, Gama Satria yang berpendapat bahwa memahami fotografi secara dasar itu penting dan bisa dipraktikkan dengan memotret memakai kamera lubang jarum.
Kamera lubang jarum bisa dibuat dari kaleng, kotak kayu atau dus yang dilubangi jarum, bahkan bisa dibuat dari dus korek api juga, selama barang itu mempunyai ruang dan bisa ditutup.
ADVERTISEMENT
Cara membuatnya sederhana, misalnya kita akan membuatnya dari sebuah kaleng. Sebelumnya, pastikan bagian dalam kaleng diwarnai dengan warna hitam pekat dan lubangi tengah kaleng tersebut dengan jarum lalu kembali ditutup dengan lakban hitam.
Kamera digital saat ini merupakan perkembangan dari kamera lubang jarum yang sama-sama memerlukan media untuk menyimpan cahaya. Jika kamera digital saat ini menggunakan sensor digital, kamera lubang jarum menggunakan media kertas untuk merekam gambarnya. Kertas yang digunakan sebagai media perekamnya adalah kertas 'ilford merit' atau 'merit' yang peka terhadap cahaya.
Kertas tersebut diletakkan di dalam kaleng atau kardus yang lubangnya masih tertutupi lakban. Saat meletakkan kertasnya harus di tempat yang sangat gelap, mengingat kertas tersebut peka terhadap cahaya. Jika ada cahaya masuk walaupun sedikit maka kertas tersebut tidak akan bisa lagi digunakan.
Harga yang beredar di pasaran untuk kertas jenis ini mulai dari Rp 80 ribu sampai Rp 200 ribu (100 lembar ukuran 3R) dan untuk harga developer (bahan kimia untuk proses cetak foto) dijual kisaran Rp 50 ribu. Namun, jika kertasnya susah didapat, bisa menggunakan roll film kamera analog yang sudah dipotong, cara meletakkannya sama dengan kertas tadi.
ADVERTISEMENT
Lubang yang ukurannya setitik jarum yang jika dalam lensa kamera kira-kira f36 bahkan bisa lebih kecil. Untuk memotretnya kita memerlukan cahaya yang cukup terang agar lubang tidak terlalu lama terbuka yang berdampak menghasilkan getaran yang membuat foto kita motion blur.
Proses terciptanya gambar terjadi ketika lubang terbuka dan cahaya masuk ke dalam media kertas atau roll film. Membuka shutter kamera lubang jarum disesuaikan dengan cahaya sekitar, bisa dua detik hingga 20 detik bahkan bisa lebih lama.
Tak seperti kamera digital, gambar yang ditangkap harus melalui proses kembali agar menjadi sebuah foto. Kalangan komunitas kamera lubang jarum biasa menyebut tahap ini dengan tahap Developer-Stopper-Fixer. Foto yang telah diambil, dicuci dengan larutan kimia di ruangan hampa cahaya (gelap).
ADVERTISEMENT
Setelah selesai dengan proses pencucian, jangan lupa foto-foto tersebut dikeringkan. Selamat mencoba!
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
Live Update