Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Tips Memotret: Memanfaatkan Focal Length di Dunia Fotografi
17 Juni 2020 14:12 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:06 WIB
ADVERTISEMENT
Dalam kegiatan berbagai jenis fotografi , kita mengenal beberapa istilah, salah satunya adalah Focal length atau jarak fokus.
ADVERTISEMENT
Focal length merupakan kemampuan lensa melihat dan mengambil suatu objek atau gambar. Focal length biasanya tertulis dalam satuan 'mm' seperti 11mm, 50mm, dan seterusnya.
Semakin pendek focal length maka semakin jauh objek dari lensa, maka yang akan ditimbulkan adalah gambar yang luas. Sebaliknya, semakin panjang focal length, semakin dekat objek dari lensa dan gambar yang akan dihasilkan akan semakin sempit.
Proses perpindahan focal length dari pendek ke panjang kita sering sebut dengan zoom in, sebaliknya dari panjang ke pendek disebut dengan zoom out. Namun jika lensa yang memiliki 1 panjang focal length biasanya disebut dengan lensa prime atau lensa fix.
Dalam pengambilan gambar atau objek bisa sangat berbeda bagaimana diproses oleh kamera. Ketika melihat objek dengan mata telanjang, ketajaman objek akan terlihat sama tajam.
ADVERTISEMENT
Namun akan berbeda dengan dipotret, terkadang gambar yang dihasilkan akan bisa fokus pada salah satu bagian tertentu sehingga terlihat lebih tajam dari bagian lain. Hal ini lah yang sering kita sebut dengan Depth of Field (DOF).
Ruang tajam atau depth of field adalah jarak antara objek yang terdekat dengan jarak terjauh yang nampak tajam (fokus) dalam gambar. Ketajaman ruang suatu gambar dapat dipengaruhi aperture atau diafragma. Semakin kecil bukaan diafragma, makan semakin besar ruang tajam yang dihasilkan. Sementara bukaan besar pada diafragma akan menghasilkan ketajaman gambar yang sangat sempit.
Selanjutnya panjang fokal lensa atau focal length, semakin semakin panjang focal length, makan sempit ruang tajamnya. Dan yang terakhir adalah jarak objek dengan background dan jarak objek dengan lensa. Semakin dekat jaraknya, makan sempit pula ruang tajam yang dihasilkan. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh jarak memotretnya, makan ruang tajamnya akan semakin luas juga.
Teknik ruang tajam sempit biasanya digunakan untuk menginginkan objek yang kita foto terfokus tajam dan latar belakangnya menghasilkan blur atau tidak tajam. Jika kita ingin menghasilkan foto yang memiliki ruang tajam sempit, maka kita bisa mengubah diafragma kamera menjadi besar, atau 'f' nya kecil. Dan kita juga bisa mendekatkan kamera dengan objek foto.
Sementara teknik ruang tajam yang luas biasanya digunakan untuk foto yang objek utama dan latar belakangnya tetap terlihat jelas. Hasil foto yang seperti itu kita dapat mengubah diafragma kamera menjadi kecil, atau 'f' nya besar.
ADVERTISEMENT