Tips Mencegah Money Anxiety: Selalu Merasa Cemas saat Bicara soal Uang

14 Juni 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi mengalami money anxiety. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mengalami money anxiety. Foto: Shutterstock
Ketakutan membicarakan soal uang ternyata tidak melulu datang dari mereka yang gajinya pas-pasan. Praktisi mindfulness, Adjie Santosoputro mengatakan, beberapa orang bercerita kepadanya bahwa perasaan tersebut juga bisa hadir ketika kita sudah berpenghasilan besar.
"Kalau sudah soal uang, muncul di pikiran kita peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan hidup kita. Entah itu (peristiwa) baik atau buruk," kata Adjie.
Dalam acara Bright Talk: Balancing Financial Well-being and Mental Health yang digelar kumparan dan Sun Life Indonesia, Adjie menjelaskan, uang merupakan salah satu faktor yang paling bisa memicu emosi manusia.
Saat emosi itu muncul, otak akan memunculkan trauma response berupa rasa cemas, bingung, sedih, hingga bergairah.
"Itulah kenapa ketika kita berbicara soal uang –entah itu (kondisi ekonomi) sedang baik-baik saja atau tidak– hal tersebut akan berkaitan dengan kesehatan mental," jelasnya.
Praktisi mindfulness, Adjie Santosoputro dalam acara Bright Talk yang digelar kumparan dan Sun Life. Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
Dalam ilmu psikologi, keterkaitan itu yang menyebabkan seseorang mengidap money anxiety. Kondisi ini terjadi ketika ia selalu merasa cemas soal kondisi finansialnya. Meski memiliki penghasilan yang cukup, pengidap money anxiety tetap tidak tenang menjalani hidup.
Adjie melanjutkan, money anxiety juga dapat disebabkan karena relasi kita dengan uang yang tidak sehat. Misal, jika saat kecil kita berada di lingkungan yang mudah mendapatkan sesuatu dengan uang, maka saat dewasa kita bisa menjadi pribadi yang boros.
"Begitu juga sebaliknya, saat kita dididik untuk membenci uang –contohnya uang dapat menomorduakan keluarga–, saat dewasa kita selalu merasa uang yang telah dikumpulkan seolah tak pernah cukup. Kita jadi kerja terus buat nabung, tapi enggak pernah bahagia," ucap Adjie.
Dilansir TIME, money anxiety dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Penelitian menunjukkan, kekhawatiran akan uang dapat memicu tekanan darah tinggi, sakit kepala, peradangan, tekanan jantung, hingga kematian.

Tips Mencegah Money Anxiety ala Praktisi Mindfulness

Uang dan kesehatan mental memang memiliki hubungan erat. Penelitian yang dilakukan Money and Mental Health Policy Institute menyebut, masalah finansial menjadi akar dari 86 persen gangguan kesehatan mental. Sebaliknya, gangguan kesehatan mental juga memengaruhi 72 persen masalah finansial.
Keseruan acara Bright Talk yang digelar kumparan dan Sun Life. Foto: Jamal Ramadhan / kumparan
“Itu artinya, saat relasi kita dengan uang baik, maka kesehatan mental juga bisa terjaga. Coba luangkan waktu untuk berhenti sejenak dan melihat sekitar. Jangan sampai apa yang sedang kita kejar, menutupi hal-hal yang sudah kita punya,” kata Adjie.
Ia juga menyarankan, manajemen keuangan yang tepat dapat mencegah money anxiety maupun gangguan mental secara umum.
Bukan tanpa alasan, pengelolaan keuangan yang baik dapat mengurangi stres. Saat tingkat stres berkurang, kesehatan mental pun bisa membaik.
"Balik lagi, kesehatan mental yang baik dapat menunjang kesehatan finansial," ucapnya.
Untuk memulainya, kamu dapat mengatur budget pengeluaran setiap bulan. Susun kebutuhan sesuai prioritas, lalu tahan hasrat membeli sesuatu yang tidak perlu.
Jangan lupa sisihkan dana darurat untuk menjaga kesehatan finansial saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ingat, kamu tidak pernah tahu kapan sakit atau kecelakaan, bukan?
Para peserta acara Bright Talk yang digelar kumparan dan Sun Life. Foto: Jamal Ramadhan / kumparan

Asuransi sebagai Proteksi dalam Mencegah Money Anxiety

Selain itu, kamu juga dapat menambah proteksi dengan asuransi. Tak sekadar melindungi pendapatan dari risiko yang datang mendadak, asuransi juga memberikan keamanan finansial dan mencegah money anxiety.
Memang, beberapa orang berpikir bahwa asuransi tidak terlalu penting karena usia yang masih muda dan sehat. Hal tersebut disampaikan oleh VP, Head of Product Marketing Sun Life Indonesia, Farida Budhiyati.
“Pondasi utama (dari membeli asuransi) adalah memiliki proteksi yang bisa menyelamatkan kita dari risiko di kemudian hari. Mungkin banyak pikiran yang ‘kalau saya gak kenapa-napa, nanti premi yang dibayar hilang dong?’. Tenang, Sun Life punya jawaban untuk kekhawatiran tersebut,” kata Farida.
"Bernama Sun Proteksi Tepat atau Si Tepat, produk asuransi Sun Life ini memiliki 3 manfaat utama yang bisa menjawab ketidakpastian dalam hidup," lanjutnya.
Saat membeli asuransi Sun Proteksi Tepat, kata Farida, pemegang polis cukup membayar premi 5 tahun untuk mendapat perlindungan selama 20 tahun. Kamu juga memiliki fleksibilitas dalam menentukan pilihan perlindungan melalui plan asuransi yang ditawarkan.
"Si Tepat ini akan memberikan kepastian uang pertanggungan hingga 200 persen," kata Farida.
Menariknya lagi, bila pemegang polis tidak pernah memakai premi hingga masa pertanggungan berakhir, Sun Life akan memberikan premi yang sudah dibayar dengan return mencapai 190 persen.
"Manfaat tersebut mampu menjawab kekhawatiran orang-orang yang ingin memiliki asuransi. Kalau saya hitung, return ini setara dengan deposito," jelas Farida.
Tertarik untuk mengetahui manfaat lain seputar asuransi Sun Proteksi Tepat? Kamu bisa klik di sini dan hubungi perencana keuangan Sun Life untuk kesehatan finansial yang lebih baik.
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio