UGM Buka Prodi Magister Kecerdasan Artifisial, Ini Tujuannya

23 Agustus 2022 10:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Pusat UGM. Foto: ugm.ac.id
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Pusat UGM. Foto: ugm.ac.id
ADVERTISEMENT
Yogya - Magister Kecerdasan Artifisial menjadi prodi baru di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UGM tahun ini. Munculnya prodi itu sebagai jawaban atas kebutuhan zaman. Saat ini tenaga ahli di bidang Artificial Intelligence (AI) di Indonesia masih terbatas
ADVERTISEMENT
"Baru tahun ini menerima mahasiswa S2 (Magister Kecerdasan Artifisial). Yang sudah ada itu S1, S2 kayaknya belum ada. Kalau S1 kan ilmu komputer. Ini lebih spesifik karena S2," kata Dekan FMIPA UGM Prof Kuwat Triyana.
Kuwat mengatakan bahwa di bidang AI Indonesia cukup terlambat. Bahkan Indonesia tertinggal dari Vietnam.
"Contohnya ya, ukurannya tuh adalah mesin yang disebut dengan Petaflops. Kita itu se-Indonesia kurang dari 100 Petaflops. Petaflops itu artinya semakin banyak menggunakan Petaflops itu semakin banyak orang memproduksi AI. Indonesia kurang dari 100," kata Kuwat.
com-Ilustrasi Artificial Intelligence (AI). Foto: Shutterstock
"Vietnam dalam rentang yang sangat singkat ini ketika pandemi dia sudah naik 500 (Petaflops). Jadi kita itu kalah," tegasnya.
Kuwat pun mencontohkan banyak perusahaan teknologi di Indonesia yang harus menggunakan tenaga ahli AI dari luar negeri misalnya saja dari India. Hal ini karena tenaga ahli di Indonesia masih sangat kurang.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita mau menguasai kita harus lebih banyak lagi. India nomor 1," ujarnya.
Lapangan pekerjaan bagi ahli AI pun diklaim sangat luas. Mereka bisa bekerja di sektor multidisiplin. Apalagi, saat ini semua sektor membutuhkan AI.
"Fisipol itu butuh AI untuk menganalisis karakteristik masyarakat. Orang hukum, semua bidang," katanya.
Untuk masuk prodi ini, prodi S1 sebelumnya yang linear adalah Ilmu Komputer. Namun tidak menutup kemungkinan juga prodi lain.
"Linear S1 Ilmu Komputer tapi semua bidang ilmu masuk. Seperti saya ini dari Fisika sekarang masuk juga (AI). GeNose kan termasuk AI-nya masuk," katanya.
Kuwat menjelaskan saat ini ada 30 mahasiswa di Prodi Magister Kecerdasan Artifisial. Kapasitasnya masih sedikit karena jumlah pengajar yang ahli di bidang itu juga masih terbatas.
ADVERTISEMENT
"Sekitar 30 mahasiswa. Kapasitas sedikit karena jumlah dosen yang ada di bidang itu belum banyak," pungkasnya.