UNS Buka Layanan Psikologi Gratis buat Mahasiswa yang Cemas Akibat COVID-19

3 April 2020 12:54 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan konsultasi psikologi daring mahasiswa UNS dok UNS.ac.id
zoom-in-whitePerbesar
Layanan konsultasi psikologi daring mahasiswa UNS dok UNS.ac.id
ADVERTISEMENT
Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo secara gratis membuka layanan konsultasi psikologi daring, buat mahasiswa yang cemas akibat penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
Layanan ini diberikan oleh psikolog di Fakultas Kedokteran (FK) UNS. Mereka akan melakukan pengambilan data untuk menentukan metode yang cocok, sebelum memberikan konsultasi kepada mahasiswa.
“Tenaga konsultasinya adalah dosen-dosen Psikologi. Ada sekitar tujuh orang yang kami rolling setiap hari,” ujar Dosen jurusan kuliah Psikologi FK UNS sekaligus Koordinator Unit Layanan Psikologi Daring, Berliana Widi Scarvanovi, M.Psi, dari laman resmi UNS.
Ilustrasi konsultasi dengan psikolog. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Ia menyebut konsultasi ini bertujuan untuk mengurangi rasa cemas, agar kesehatan mahasiswa meningkat, bisa beraktivitas dengan baik, dan bisa bertahan melalui wabah virus corona.
"Jadi, konsultasi ini bukan konsultasi yang membuat si klien bergantung kepada kami. Tapi, kami juga akan memberikan beberapa tips agar mahasiswa bisa mengelola tingkat kecemasannya. Cemas boleh, tapi juga harus tetap sehat,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Mahasiswa bisa langsung menghubungi Berliana untuk menentukan jadwal konsultasi. Pelayanan dibuka mulai pukul 09.00-11.00 WIB.
Layanan ini diberikan karena melihat adanya potensi penurunan kesehatan mental mahasiswa akibat status Kejadian Luar Biasa (KLB) COVID-19 di Solo.
Menurut Berliana, kecemasan dan kekhawatiran dapat menurunkan tingkat kesehatan seseorang dan melemahkan kekebalan tubuh.
Namun, ia memaklumi munculnya rasa cemas di kalangan mahasiswa menyusul penyebaran virus corona.
“Kondisi KLB COVID-19 ini intinya mengancam. Sebenarnya di saat sekarang, cemas cukup wajar. Tapi, ada beberapa orang yang meresponnya secara berlebihan,” kata dia.
Berliana mengatakan layanan ini akan terus berjalan hingga kondisi pascapandemi COVID-19.
“Kemungkinan besar selama KLB, atau ada himbauan dari pemerintah, atau kami merasa COVID-19 masih berpengaruh terhadap masyarakat. Pasti ada periode tertentu yang membuat masyarakat terguncang. Masing-masing punya dorongan untuk survive, dan pada saatnya akan pulih. Dibutuhkan juga psychological first aid pascabencana,” tutup Berliana.
ADVERTISEMENT