Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Usaha Cuci Sepatu Dokter Tirta Modal Rp 400 Ribu, Kini Omzetnya Bisa Rp 1,8 M
28 Januari 2021 8:29 WIB

ADVERTISEMENT
Memulai bisnis enggak melulu harus dengan modal besar. Seperti dokter Tirta Mandira Hudhi yang memulai jasa cuci sepatu, Shoes and Care, cuma bermodalkan Rp 400 ribu dan emperan kos-kosan.
ADVERTISEMENT
Jasa cuci ini justru dimulai karena dirinya melakukan jual-beli sepatu bekas, usaha yang digeluti sejak masih jadi mahasiswa S1 Kedokteran di 2009.
“Saya coba jual-beli sepatu bekas di komunitas Macbeth pertama di Asia Tenggara. Terus orang, ‘kan, penginnya bersih (jadi) saya cuci, tuh, bertahap pakai cleaner merek impor,” tutur dia kepada kumparan.
Terus bertumbuh, dokter Tirta justru beralih ke jasa cuci sepatu dan memfokuskannya usai lulus kuliah di 2013. Saat itu pelanggannya cuma dari forum online, komunitas pencinta sneakers, dan teman-teman kosannya.
Ia menilai, jasa ini dibutuhkan karena orang pengin mencuci sepatu, tapi enggak mau sama sembarangan orang. Maka itu, keberadaan Shoes and Care mengisi kekosongan market tersebut.
Bisnisnya pun kian melejit setelah mukjizat dalam wujud bencana datang menghampiri. Pada 14 Februari 2014 Gunung Kelud meletus. Abunya begitu tebal menyelimuti Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, hal ini jadi titik balik bagi Shoes and Care yang namanya menjadi viral di media sosial dan jasanya kian laris-manis, usai dokter Tirta mengunggah foto sepatu berdebu yang jadi bersih mengkilap setelah dicuci.
“Kami enggak tahu, ya, nyebut anugerah atau gimana. Setelah saat itu di September 2014 saya beraniin diri buat buka toko pertama di Alun-alun Kidul, Yogyakarta. Itu bekas kandang burung dara. Laris banget ternyata itu,” lanjut dia.
Cerita dr Tirta Merintis Shoes and Care di Jakarta
Jakarta keras mungkin benar adanya. Sebab itu pula yang dialami dokter Tirta saat 2015 datang ke Ibu Kota untuk mulai merintis Shoes and Care.
Untuk menyewa ruko di daerah Mendawai, Blok M, Jakarta Selatan, cowok yang pengin melanjutkan kuliah S2 itu mau enggak mau memakai sisa tabungan terakhirnya. Alhasil, tidur berbulan-bulan di emperan harus dijalaninya.
ADVERTISEMENT
“Dulu saya diremehin banget makanya saya mati-matian. Enggak bisa pulang, saya ngemper di jalanan. Saat itu juga saya merasa survive di Jakarta ternyata seperti ini,” kenang dokter Tirta.
Di awal perjuangannya membesarkan Shoes and Care di Jakarta, dokter Tirta dibantu teman-teman di sekitar Mendawai yang sampai kini menjadi pegawai paling awet. Dari sini juga Shoes and Care mempekerjakan 50 persen anak jalanan, pengangguran, dan putus sekolah, serta 50 persen lainnya mahasiswa magang yang ingin dapat ilmu.
Kerja keras enggak pernah mengkhianati hasil. Di 2018 dokter Tirta memutuskan menetap di Jakarta karena Shoes and Care sudah semakin berkembang. Layanan yang ditawarkan juga merambah ke perbaikan, pewarnaan ulang, custom, sampai cuci topi dan tas.
ADVERTISEMENT
Enggak hanya itu, dari yang awalnya cuma ada satu toko, kini telah tersebar 17 gerai di Jakarta dan 72 di penjuru Indonesia.
Untuk mendirikan banyak toko yang minimal membutuhkan modal Rp 15 juta-Rp 20 juta, dr Tirta memilih sistem kemitraan dengan pemilik ruko, alih-alih franchise. Nantinya laba untuk pemilik toko, sementara dirinya meminta persenan.
“Jasa cuci sepatu, tuh, omzetnya tipis-tipis tapi repetisi. Omsetnya kecil, mentok Rp 25 juta-Rp 30 juta labanya 40 persen dari omzet,” ungkap dia.
Meski begitu, dokter Tirta mengatakan dari Shoes and Care mitranya mampu mengembangkan bisnis dan menelurkan UMKM lain.
“Kayak toko saya di Depok, cuma satu tapi sekarang buat toko makanan dan baju berdasarkan Shoes and Care doang. Ini pembuka jalan aja buat teman-teman yang mau mulai berbisnis tapi enggak tahu caranya,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Meski Shoes and Care pernah membersihkan kiriman sepatu dari Hong Kong sampai Jerman, dokter Tirta belum berencana membuka gerai sampai luar negeri. Ke depannya dia masih ingin mengembangkan Shoes and Care di Jakarta dan luar Jawa. Contohnya, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, hingga Aceh.