revolt industry umkm kulit 1.jpg

Usaha Revolt Industry Bangkitkan Industri Kulit dalam Negeri

21 Oktober 2020 12:30 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim Revolt Industry dok Revolt Industry
zoom-in-whitePerbesar
Tim Revolt Industry dok Revolt Industry
ADVERTISEMENT
Besarnya potensi produk bahan kulit di Indonesia tidak diimbangi dengan pengolahan yang baik. Bahan kulit yang secara kualitas unggul, ternyata hanya diambil dan dijual tanpa adanya nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Fakta inilah yang menggerakkan Stephen Firmawan Panghegar selaku owner dan CEO, serta Agung Dwi Kurnianto selaku Founder dalam mendirikan brand lokal di bidang fashion, khususnya aksesoris kulit handmade, Revolt Industry. Ia menyebut bisnisnya ini berangkat dari semangat perlawanan tiada henti.
“Ternyata Indonesia ini salah satu negara penghasil kulit yang tidak hanya secara kuantitas besar, tapi juga secara kualitas sangat diunggulkan. Namun kita enggak dapat apa-apa dari kekayaan ini, cuma jadi penyedia sumber daya alam. Jadi, ‘kan, sesuatu yang membuat tertegun. Lucu sampai enggak lucu,” jelasnya kepada kumparan.

Prinsip Revolt Industry untuk Berdikari

Produk Revolt Industry dok Revolt Industry
Berangkat dari keinginan untuk melawan kenyataan tersebut, Revolt Industry hadir di 2014 dengan menggunakan bahan baku yang sepenuhnya dari dalam negeri, dan produksi yang juga dikerjakan di rumah sendiri.
ADVERTISEMENT
Material kulit sebagai bahan utamanya didapat dari sapi Jawa yang berpunuk. Stephen menjelaskan, sapi jenis ini secara kualitas grain-nya sangat baik hingga levelnya sampai ke internasional.
Akan tetapi, karena sapi tersebut tidak diminati untuk dibudidayakan, alhasil jadi cukup langka dan harganya melambung.
Hal ini jadi tantangan tersendiri bagi Revolt Industry saat memulai usaha dengan modal kecil. Belum lagi saat itu mayoritas orang Indonesia masih menganggap brand lokal sama dengan barang murahan.
“Sering kali yang jadi tantangan terbesar komitmen dan pelaksanaannya. Kami sangat organik, berangkat dari lingkaran kawan, terus ikut acara-acara Tapi menariknya karena sudah online, dengan fasilitas media sosial dan lainnya, kami mampu mendapatkan exposure,” terang laki-laki 28 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, Revolt Industry terus berkembang dan memiliki sekitar 70 karyawan dan akan meluncurkan gerai offline pertamanya di Surabaya. Produknya juga semakin bervariasi, mulai dari dompet, tas, gantungan kunci, sampai inovasi terbaru di tengah pandemi ini ada masker serta kantung hand sanitizer.
Stephen mengatakan, semua rilisan itu diproduksi secara mandiri tanpa melibatkan vendor atau pihak ke-3. “Independency kami begitu kuat. Mulai dari sourcing, manajerial, desain, branding, pemasaran, accounting, sampai produksi,” sebutnya.
Agung Dwi Kurnianto selaku Founder (kiri) dan Stephen Firmawan Panghegar selaku owner dan CEO (kanan) dok Revolt Industry
Per bulannya, Revolt Industry bisa memproduksi maksimal 1.000 untuk barang besar seperti tas, dan 2.000-3.000 untuk barang yang berukuran lebih kecil. Dari angka ini, mereka bisa meraup keuntungan di angka Rp 300 juta-Rp 500 juta tiap bulannya.
Namun pendapatan tersebut menurun hingga 70 persen selama pandemi ini. Makanya, untuk kembali mendongkrak penghasilan, Revolt Industry mengadakan kampanye sampai promo di platform digital mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah menstimulasi daya beli masyarakat lewat kampanye Co-Fight 19 yang merupakan akronim dari communal fight against COVID-19.
Revolt Industry punya satu pemikiran yang rada berbeda. Di momen tantangan ekonomi kian terasa, Indonesia justru enggak perlu takut, karena punya sumber daya alam dan manusianya terampil. Justru itu momen terbaik untuk spending yang bijak dengan beli barang berbasis lokal,” pungkas Stephen.
Untuk ke depannya agar Revolt Industry dan UMKM semakin bertumbuh, ia mengatakan pihak ke-3 seperti pemerintah dan swasta dapat membantu dengan mengedukasi masyarakat. Sebab, ketika masyarakat sudah teredukasi dengan baik, maka akan lahir kultur yang baik secara ekonomi dan otomatis membangkitkan UMKM.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten