Vokalis American Football Angkat Suara soal Materi Album Ketiga Mereka

12 Desember 2018 17:43 WIB
clock
Diperbarui 21 Januari 2021 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
American Football Band (Foto: Instagram/@americfootball)
zoom-in-whitePerbesar
American Football Band (Foto: Instagram/@americfootball)
ADVERTISEMENT
Pada 2016, band beraliran emo asal Amerika Serikat, American Football, harus belajar kembali bagaimana menjadi sebuah band. Dikelilingi oleh pujian sekaligus kritik yang terlambat, serta fandom yang begitu intens, American Football bersatu kembali setelah 18 tahun absen untuk merekam album kedua mereka. Sebuah album yang bertujuan untuk menciptakan perpaduan asli dari lirik yang confessional dan sentuhan gentle math rock.
ADVERTISEMENT
Tetapi dengan melakukan itu, keempat anggota American Football menyadari ada banyak hal untuk dijelajahi --tetapi tentu saja mereka harus bersabar. Tahun-tahun berikutnya, keempat anggota, --penyanyi dan gitaris Mike Kinsella, gitaris Steve Holmes, drummer dan horn player Steve Lamos, dan bassist Nate Kinsella-- mulai membuat demo, perlahan-lahan membangun ide satu sama lain, sampai muncul sebuah pola: tempo yang lebih lambat, outro yang diperpanjang, dan tidak terlalu sentimental.
Serangkaian proses pembuatan album baru yang lebih modern dari American Football ini memiliki satu kaki di ranah emo Midwestern dan satu lagi dalam ranah dreampop yang subur. Hasilnya bakal tertuang di album ketiga band ini yang rencananya akan keluar 22 Maret 2019 di bawah naungan Polyvinyl Records.
ADVERTISEMENT
"Kami bukan lagi anak berusia 23 tahun yang mudah marah, kami orang dewasa yang telah membuat keputusan dan menghargai apa yang dilakukan semua orang. Kamu mungkin akan mendengar lagu yang cukup lama durasinya di album ini, tetapi kamu akan kehilangan banyak hal jika melewatkannya," kata Mike Kinsella berbicara soal album barunya seperti yang dikutip dari Rolling Stones.
American Football memperkenalkan kembali diri mereka dengan 'Silhouettes', lagu utama yang dipilih menjadi lagu pembuka album baru. Kinsella juga merujuk pada lagu berdurasi delapan menit yang ia singgung sebelmunya, 'Doom In Full Bloom', sebagai contoh dari karya musiknya secara teknikal.
"Ini (Doom In Full Bloom) dimulai dengan solo gitar. Daripada membuang-buang waktu, kami melakukan reprise dan bersenang-senang dalam lagu ini. Rasanya seperti menyembelih hewan secara utuh dan bisa memanfaatkan setiap bagiannya, bukan hanya dagingnya saja,” ujar Kinsella.
ADVERTISEMENT
Band yang berasal dari Urbana, Illinois, ini kini lebih matang dan berbeda terutama dalam soal penulisan lirik lagu. Jika dulu, Kinsella biasa mengungkap kecenderungan masa lalunya dengan menulis tentang orangtua, gejolak masa muda, dan anehnya menjadi tua. Hal yang biasa terjadi pada tipikal band anak muda dengan semangat menolak tua berbeda dengan yang terdapat dalam album ketiga mereka.
“Saya sekarang bangga bahwa saya telah jadi lelaki dewasa, bahkan menjadi seorang ayah,” seloroh Kinsella tertawa.
Dalam album ketiga, American Football berencana untuk berkolaborasi dengan musisi lain seperti vokalis Land of Talk, Elizabeth Powell, yang akan bernyanyi dalam bahasa Prancis untuk beberapa bait lirik, vokalis Paramore, Hayley Williams dan vokalis Slowdive, Rachel Goswell.
ADVERTISEMENT
“Mereka adalah tiga pilihan utama kami dari awal, dan saya akan menyanyikan part lagu yang cukup keras bersama Hayley. Dia terdengar seperti anjing yang sekarat namun dia sangat meyakinkan, kami semua melakukan dengan amat baik, lebih baik daripada yang saya duga," ungkap Kinsella senang.
Bagi para penggemar lama, mereka mungkin akan terperangah oleh musik baru American Football, tetapi setidaknya mereka masih mau bereksplorasi dan mencoba.
“Sungguh luar biasa kami mendapat kesempatan untuk memperdengarkan musik kami yang sekarang," pungkas Kinsella.