Zero Waste Indonesia, Komunitas yang Kenalkan Gaya Hidup Tanpa Sampah

22 April 2021 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zero Waste Indonesia, Komunitas yang Kenalkan Gaya Hidup Minim Sampah dok IG zerowaste.id_official
zoom-in-whitePerbesar
Zero Waste Indonesia, Komunitas yang Kenalkan Gaya Hidup Minim Sampah dok IG zerowaste.id_official
ADVERTISEMENT
Sebuah video viral yang memperlihatkan banyaknya sampah plastik di laut, membuat Maurilla Sophianti Imron ingin lebih memperhatikan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Perempuan 29 tahun itu terdorong untuk belajar lebih dalam mengenai kerusakan-kerusakan akibat sampah.
"Kemudian aku mencari tahu apa yang individu seperti aku bisa lakukan dan menemukan gaya hidup yang bernama zero waste. Itu awal mula tranformasiku menjadi seperti sekarang," kata Maurilla, dikutip dari Antara.

Mendirikan Zero Waste Indonesia

Maurilla Imron, pendiri komunitas Zero Waste Indonesia (ZWID) (ANTARA/HO)
Maurilla kemudian mendirikan komunitas berbasis daring bersama Kirana Agustina bernama Zero Waste Indonesia (ZWID) di 2018. Tujuannya mengajak orang-orang menjalani gaya hidup tanpa sampah.
Setiap orang diajak meminimalkan sampah yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari demi menjaga lingkungan.
Founder & Head of Digital Activation Zero Waste Indonesia itu sebenarnya sama sekali tidak punya latar belakang atau pendidikan di bidang lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dia dulu mempelajari Manajemen Bisnis dan pernah berkecimpung di industri fashion selama lima tahun.
"Tapi justru itu yang membuat aku bisa relate dengan banyak orang. Untuk menunjukkan bahwa siapa pun bisa berkontribusi buat menjaga lingkungan," ujarnya.

Kegiatan Zero Waste Indonesia

Perjalanan Zero Waste Indonesia sebagai komunitas dan bisnis sosial dimulai dari dua orang sampai akhirnya berkembang menjadi 24 orang.
Akun Instagram komunitas ini kini sudah memiliki 140.000 pengikut. Seiring waktu berjalan, semakin banyak orang-orang yang tertarik untuk bertumbuh bersama dalam mencintai Bumi.
Lewat komunitas ini, Maurilla ingin menyediakan platform gaya hidup minim sampah mulai dari mencegah hingga mengolah, dengan bahasa yang mudah dicerna.
"Aku sadar mengubah gaya hidup bukan sesuatu yang mudah, jadi kami ada untuk menjadi sistem pendukung. Karena melakukan secara bersama-sama lebih mudah dan terlihat signifikan daripada melakukan sendiri," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Maurilla yang aktif juga sebagai content creator ini mengatakan, setiap tahun ZWID fokus kepada kampanye dengan satu topik besar.
Tahun lalu, mereka mengajak orang-orang untuk berkomitmen tidak membeli pakaian baru selama tiga bulan, untuk mengurangi sampah fashion dan limbah tekstil dalam gerakan Mulai Dari Lemari.
Komunitas ini juga punya gerakan Tukar Baju yang disambut secara antusias. Dia mengungkapkan, dari 16 kali acara di enam kota berbeda, ada lebih dari 13.500 baju ditukar.
Tahun ini fokus diarahkan kepada limbah medis. Bagaimana cara mengurangi dan mengelola limbah medis agar tidak berbahaya untuk makhluk lain.
"Kami juga baru membuat dua program baru yaitu Carbon Calculator untuk menghitung emisi karbon yang dihasilkan setiap harinya, dan Forum untuk sobat ZWID dapat berinteraksi," sebut dia.
ADVERTISEMENT

Tips Jalani Gaya Hidup Minim Sampah

Perempuan yang berdomisili di Nusa Dua, Bali, ini mengatakan semakin banyak orang mengerti tentang gaya hidup minim sampah. Informasi kian mudah ditemukan, dan tidak sedikit yang mempraktikkan.
"Kita mulai bergerak ke arah yang baik, ditunjukkan oleh banyaknya bisnis yang menggunakan sustainable approach, juga hasil riset yang membuktikan bahwa masyarakat mau mengeluarkan uang lebih untuk membeli barang yang eco dan holistik," terang Maurilla.
Gaya hidup minim sampah bisa diawali oleh setiap individu, dimulai dari niat dan alasan yang kuat. Dia menyarankan untuk mencari alasan itu lewat asupan informasi dari dokumenter hingga webinar soal lingkungan.
Setelah itu, mulailah merefleksikan sampah apa saja yang dihasilkan dan cari tahu apa yang bisa dikurangi.
ADVERTISEMENT
"Putuskan untuk mengurangi dari satu hal dan konsisten. Juga terapkan 6R: Rethink, Refuse, Reduce, Reuse, Recycle and Rot. Ketika itu ada di dalam pola pikir, kita akan jadi orang yang lebih kritis dalam membuat keputusan sehari-hari," pungkasnya.