Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Zodiak dan Harapan Baru Bagi Penderita Depresi
18 Juli 2019 17:06 WIB
Diperbarui 21 Januari 2021 11:14 WIB
ADVERTISEMENT
“Dengan astrologi, klien saya yang depresi berat itu kembali punya harapan,” ucap psikolog Alva Paramitha kepada kumparan, Rabu (17/7).
ADVERTISEMENT
Alumni Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI itu awalnya tak menyangka, penggabungan astrologi dengan psikologi punya khasiat ampuh. Terutama, dalam metode self healing bagi penderita depresi.
Keputusan Alva untuk menggabungkan kedua ilmu tersebut terinspirasi dari beragamnya keluhan pasien depresi yang berkonsultasi dengannya. Kebanyakan pasien, selalu bingung soal cara menyelesaikan masalah.
“Ada yang mual, tiba-tiba muntah, duduk di sofa langsung menangis, banyak orang depresi bentuknya non-verbal,” beber Alva.
Alva pun mencoba menjalankan metode baru. Yakni, menganalisis kepribadian pasien melalui birth chart. Metode yang diyakininya dapat mempermudah pemahaman pada kondisi emosi pasien. Sebelum berlanjut ke terapi tambahan.
Birth chart sendiri merupakan posisi benda langit ketika seseorang lahir atau yang lebih dikenal dengan sebutan zodiak . Dalam astrologi, posisi tersebut mempengaruhi watak dan jalan hidup seseorang.
“Jadi kalau zodiak yang kita kenal itu cuma dilihat dari posisi Sun (Matahari). Misalnya, Leo karakternya ambisius, dominan, gitu,” jelas Alva.
ADVERTISEMENT
Padahal, Alva menyebut, untuk mengetahui karakter seseorang, harus dianalisis secara menyeluruh. Dalam hal ini, dengan melihat posisi lima benda langit. Yakni Matahari (mempengaruhi ego), Bulan (emosi), Merkurius (intelektual), Venus (Cinta/seni), dan Mars (ambisi).
“Planet itu karena paling dekat dengan bumi, jadi pengaruhnya lebih besar kepada manusia,” ujar Alva.
Dia mencontohkan, seseorang bernama Tiyo yang lahir pada 18 April 1993. Secara otomatis, zodiak nya (Sun) adalah Aries. Tetapi, dalam birth chart-nya, Tiyo memiliki gaya yang mirip dengan Pisces saat merasakan emosi (moon). Selain itu, dia juga akan mirip dengan Taurus dalam hal ambisi.
“Jadi astrologi itu bukan ramal-meramal, tapi memang ada ilmunya. Sistematis dan empiris karena butuh keahlian untuk membacanya,” tambah Alva.
ADVERTISEMENT
Dalam mendiagnosis kliennya, Alva lebih menganalisis ke arah moon-nya. Karena, itu berkaitan dengan emosi pasien dan alasan menderita depresi.
Yang menarik dari terapi ini adalah bagaimana astrologi memperlihatkan timeline hidup seseorang dengan melihat pergerakan antar planet. Artinya, fase depresi yang dihadapi seseorang dalam waktu tertentu, bisa berbeda pada periode waktu lain.
“Kadang manusia itu egois, ingin cepat-cepat keluar dari fase (tertentu), nah, itu yang bikin tambah susah,” tambahnya.
Dengan memperlihatkan fase hidup melalui birth chart, Alva menyebut, bisa meningkatkan optimisme kliennya yang depresi. “Yang tadinya ingin bunuh diri jadi bertahan karena ya melihat fase hidup tadi,” bebernya.
Selain itu, dalam kasus depresi berat, Alva menyebut, lebih mudah bagi kliennya untuk memahami kondisi diri. Mereka menjadi lebih terbuka dan terbantu untuk melihat dirinya secara lebih utuh.
Meski begitu, Alva menyebut, cara ini tidak bisa menjamin kesembuhan langsung. Sebab, metode ini digabungkan dengan terapi lainnya. Normalnya, terapi harus dijalani tiga hingga lima kali.
ADVERTISEMENT