Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
Konten dari Pengguna
Ujaran Kebencian Semakin Meluas, Perlukah Pendidikan Moral di Dunia Maya Masuk Kurikulum S
14 September 2017 0:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Mimin Pojokseni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Indonesia dikejutkan dengan beredarnya komik yang bernada penghinaan terhadap ibu negara, Iriana Jokowi. Tidak butuh waktu lama, polisi berhasil mengendus pelakunya, berinisial DI (21) yang masih tercatat sebagai seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi di kawasan Kota Palembang, Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Tentu saja tertangkapnya seorang mahasiswa, lebih mengejutkan. Dengan motif kebencian terhadap pemerintah sekarang, mahasiswa tersebut berani menyebut ibu negara dengan sebutan pelac*r. Belum lagi bila Anda memeriksa laman Facebook atau Twitter Anda, akan lebih banyak ditemukan ujaran kebencian yang kelewat batas ditujukan pada orang-orang tertentu. Mulai dari teman, guru, orang tua sampai pejabat tinggi negara.
Hal ini menjadikan sebuah pertanyaan, apakah perlu pendidikan moral di dunia maya dimasukkan ke kurikulum sekolah. Dunia maya dan dunia nyata pada hakekatnya tetap sama, sama-sama berkomunikasi dengan sesama manusia lainnya, hanya saja tidak bertatap muka secara langsung.
Apabila pendidikan moral dan etika untuk dunia nyata juga diajarkan mulai dari bangku sekolah, sebaiknya hal yang sama juga diterapkan pada dunia maya. Sebab, seseorang anak mulai dari siswa sampai mahasiswa, terkadang bersikap sopan, santun, lugu dan penuh etika ketika di dunia nyata. Namun, ketika melihat akunnya di dunia maya, justru berbalik 180 derajat.
ADVERTISEMENT
Baca Selengkapnya di sini >> http://www.pojokseni.com/2017/09/ujaran-kebencian-semakin-meluas.html