Konten dari Pengguna

Dampak Pola Makan, Lingkungan, dan Perilaku pada Penyakit Saluran Kemih Kucing

Hoo Ming Ket
Seorang mahasiswa di Universitas Airlangga
28 November 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Hoo Ming Ket tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Sumber: Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
(Sumber: Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
Penyakit Saluran Kemih Bawah Kucing (Feline Lower Urinary Tract Disease/FLUTD) telah menjadi kondisi yang umum terjadi pada kucing jantan dan kucing betina. Namun, kucing jantan umumnya memiliki risiko lebih tinggi karena uretra yang lebih sempit dan lebih panjang, sehingga lebih rentan terhadap penyumbatan yang menyebabkan kesulitan buang air kecil. FLUTD mencakup berbagai masalah saluran kemih, seperti radang kandung kemih, pembentukan kristal atau batu urin, dan penyumbatan uretra, yang semuanya dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas hidup kucing secara signifikan. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus FLUTD telah meningkat dengan cepat karena faktor gaya hidup modern seperti pola makan yang buruk, asupan air yang rendah, tingkat stres yang lebih tinggi, dan berkurangnya aktivitas fisik, terutama pada kucing dalam ruangan. Tren pemberian kibble kering yang meluas, yang sering kali tidak memiliki kelembapan yang cukup, serta gaya hidup yang tidak banyak bergerak, telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit ini. Akibatnya, nutrisi yang buruk, hidrasi yang tidak memadai, dan stresor lingkungan merupakan kontributor utama terhadap meningkatnya insiden FLUTD. Pada artikel ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi FLUTD.
ADVERTISEMENT
Faktor Diet, Lingkungan dan Perilaku
Pertama dan terutama, pola makan memainkan peran penting dalam pengelolaan FLUTD. Salah satu yang menjadi perhatian utama adalah perbedaan antara makanan kering dan makanan basah. Makanan kering mengandung lebih sedikit air yang menghasilkan urin pekat dan juga akan meningkatkan risiko pembentukan kristal di kandung kemih. Namun, makanan basah memiliki kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan kering. Makanan basah membantu kucing untuk tetap terhidrasi karena sebagian besar kucing tidak suka minum air putih yang dapat menyebabkan pembentukan kristal dan batu. Selain itu, komposisi nutrisi dalam makanan kucing seperti magnesium, kalsium, fosfor harus dipantau dengan cermat. Jika kita tidak menanganinya dengan serius, hal ini dapat menyebabkan terbentuknya struvite yang juga dikenal sebagai batu magnesium amonium fosfat. Tidak hanya struvite, tetapi juga dapat menyebabkan pembentukan kalsium oksalat di kandung kemih.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, jumlah asupan air juga memainkan peran penting dalam diet mereka. Hal ini karena air tersebut akan membantu mengencerkan air seni, dan mengurangi risiko pembentukan kristal dalam kandung kemih mereka. Namun, sebagian besar kucing cenderung kurang minum air putih, namun untuk mencegah penyakit ini, pemilik hewan peliharaan dianjurkan untuk meletakkan mangkuk air di tempat yang biasa dikunjungi kucing mereka atau meningkatkan jumlah asupan makanan basah. Jika tindakan tersebut tidak dilakukan, maka akan menyebabkan dehidrasi pada mereka. Hal ini juga dapat menyebabkan konsentrasi urin yang tinggi. Selain itu, hal ini juga dapat menyebabkan infeksi atau peradangan pada tubuh mereka. Oleh karena itu, pemilik hewan peliharaan harus memastikan bahwa kucing mereka mendapatkan asupan air yang cukup. Oleh karena itu, dengan menjaga jumlah asupan air yang cukup, maka dapat mengurangi FLUTD.
ADVERTISEMENT
Seterusnya, faktor lingkungan dan perilaku juga memainkan peran penting dalam perkembangan FLUTD. Kucing dapat mengalami stres akibat perubahan lingkungan, kelebihan populasi, atau kurangnya stimulasi, yang dapat menyebabkan peradangan kandung kemih dan masalah kemih lainnya. Ketika ada terlalu banyak kucing di satu tempat, ada kemungkinan salah satu dari mereka mengalami mysophobia, dan menyebabkan ia tidak ingin berbagi toilet dengan kucing lain. Hal ini menyebabkan ia memiliki konsentrasi urin yang tinggi di dalam kandung kemihnya. Selain itu, ketika kucing pindah ke lingkungan baru, mereka akan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan tempat yang baru. Hal ini menyebabkan tingkat stres mereka meningkat yang pada akhirnya membuat mereka menderita kerusakan progresif pada lapisan kandung kemih mereka, yang juga menyebabkan sistitis. Namun, pemilik hewan peliharaan dapat menyediakan lingkungan yang menarik bagi kucing mereka, seperti mainan, tempat menggaruk, dan struktur panjat, untuk menjaga pikiran dan tubuh mereka tetap aktif dan mengurangi stres. Tingkat stres juga dapat dikurangi dengan menciptakan area yang tenang dan aman di mana kucing dapat bersembunyi ketika menghadapi situasi yang membuat stres. Selain itu, membuat jadwal harian yang teratur untuk makan, bermain, dan membersihkan kotak pasir dapat membantu kucing merasa tidak terlalu cemas dan lebih stabil.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat juga faktor tambahan yaitu kurangnya aktivitas dan obesitas yang berkontribusi terhadap perkembangan FLUTD. Kucing yang memiliki gaya hidup kurang gerak setelah makan akan mudah mengalami kenaikan berat badan dan menjadi obesitas. Obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini, tidak hanya berdampak pada kesehatan kucing, tetapi juga menyebabkan kucing sulit buang air kecil. Hal ini disebabkan karena kucing kurang melakukan aktivitas fisik untuk mengurangi berat badannya sehingga memperlambat metabolisme tubuh untuk menjaga fungsi sistem saluran kemihnya. Namun, untuk mencegah obesitas, pemilik hewan peliharaan dianjurkan untuk mengajak kucingnya beraktivitas di luar ruangan. Pemilik hewan peliharaan juga dapat memberikan makanan dengan label kibbles atau makanan basah untuk mengontrol berat badan kucing mereka. Dengan demikian, dengan menjaga kucing tetap berolahraga secara teratur dan memberikan makanan yang sehat akan mengurangi risiko kucing terkena FLUTD.
ADVERTISEMENT
Pencegahan dan Penanganan FLUTD
Meskipun demikian, pencegahan FLUTD meliputi pemeriksaan kesehatan secara teratur, hidrasi, diet, dan manajemen stres. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan memberi kucing makanan yang seimbang berdasarkan usia, berat badan, dan kebutuhan kesehatannya. Untuk kucing yang rentan terhadap FLUTD, dokter hewan dapat merekomendasikan resep diet kesehatan saluran kemih untuk mencegah pembentukan kristal dan batu. Selain itu, diet makanan basah atau menambahkan air pada makanan kering juga dapat membantu menjaga hidrasi, yang sangat penting untuk menghindari masalah saluran kemih.
Selanjutnya, perawatan untuk FLUTD bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan masalahnya. Pada beberapa kasus, dokter hewan akan memberikan obat untuk mengurangi peradangan. Pada beberapa kasus yang parah, dokter hewan akan menyarankan untuk melakukan kateterisasi pada kucing selama beberapa hari untuk membersihkan penyumbatan dengan cairan infus. Selain itu, pemilik hewan peliharaan dapat membantu kucing mereka mengatasi stres dengan memberikan suasana yang stabil dan menyenangkan yang mengurangi perubahan dan pemicu stres lainnya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, FLUTD dapat ditangani dengan baik jika tindakan pencegahan yang tepat dilakukan. Pemilik hewan peliharaan harus fokus untuk memberikan gaya hidup yang sehat dan seimbang kepada kucing mereka, yang meliputi nutrisi yang cukup, hidrasi, aktivitas fisik, dan lingkungan yang bebas dari stres. Dengan mengetahui variabel-variabel ini, pemilik dapat secara signifikan mengurangi kemungkinan terjadinya FLUTD, sehingga menghasilkan kehidupan yang lebih bahagia dan lebih sehat bagi kucing kesayangan mereka.