Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengatur dan Lindungi Keuangan Rumah Tangga, Optimis Ibu Pasti Bisa!
26 Juli 2019 14:19 WIB
Tulisan dari Mira Utami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awalnya judul artikel ini bernada negatif yaitu, “Penghasilan Rumah Tangga Kecil, Gak Perlu Rencana Keuangan, Gak Bisa Investasi, Titik!”. Mungkin mamih ingin membuka kondisi keuangan mamih di masa lalu yang mengalami krisis dan pesimis hingga akhirnya membuka wawasan mengenai literasi keuangan serta membedah, membenahi dalam mengatur keuangan bersama.
ADVERTISEMENT
Literasi Keuangan ?? Hah Itu Makanan Apa ?
Kondisi pesimis soal literasi keuangan sendiri memang gak hanya mamih alami diawal pernikahan, tetapi dalam inner circle pertemanan mamih tidak banyak tuh bahkan tidak ada yang melek soal perencanaan keuangan. Mungkin mamih berpikir rata-rata penghasilan mereka sebatas Upah Minimum Provinsi semua sudah memiliki porsi yang besar untuk biaya hidup dan boro-boro mikirin dana pendidikan, bisa beli popok sekali pakai (pospak), udah bahagia apalagi dapet diskon pula dan biasanya posting di status medsos jadi ibu-ibu yang lain ikut berburu diskon pospak hehehe.
Mamih muter kepala (hiperbola), untuk gimana nih dengan pendapatan UMP ini bisa cukup sampai akhir bulan dan ternyata memang gak bisa nabung. Pengeluaran terbesar memang untuk sehari-hari mulai dari pospak, makanan bayi salmon, dori dan kawan-kawanya, buah yang bisa dibilang tidak murah. Okelah lah kita bisa irit weekend main di lapangan aja gak ke mall haha, agak miris juga sih lihat baju anak yang dipakai itu-itu aja, kepikiran buat biaya TK, segala macem asli gak ada sama sekali.
ADVERTISEMENT
Mamih sempat curhat sama salah satu konsultan keuangan yang membagikan masalahnya dulu saat masih gak menjadi CEO perusahaan ternama. Lantas ia mengatakan “cari celah rejeki lain, coba olshop, atau tingkatin keterampilan baru, harus ada pemasukan tambahan mir gak bisa stuck aja”. Lalu mamih juga rutin ngobrol sama papih tentang masa depan kita ini hahaha.
Mendapat berkah anak kami memiliki diagnosa khusus dan sebagai orang tua mau memberikan yang terbaik untuk tumbuh kembang dan pendidikannya. Mamih melempar pertanyaan digrup WA mengenai literasi keuangan, dan dijawab “what apaaan tuh?”, “Gw mah nabung seadanya”, “gw bakal sekolahin anak gw di negeri jadi gak perlu gitu-gituan (rencana dana pendidikan)”, “mir loe sih bergaul sama yang pendapatannya tinggi, yah yang UMP mana bisa!”. Untuk menjaga keharmonisan dalam pertemanan yowis lah mamih gak banyak membahas lagi sampai memutuskan untuk ikut seminar soal keuangan, dan itu berbayar mamih nabung tiap hari Rp. 5000,- biar bisa ikutan.
ADVERTISEMENT
Mengenal Literasi Keuangan
Pulang dari seminar asli langsung bengong, tarik nafas panjang, tarik selimut akhirnya tidur badan lagi cape pula plus puyeng bakalan ngerombak keuangan. Lanjut mamih beneran menhitung ulang cashflow pendapatan dan pengeluaran, lalu membongkar apakah kita punya hutang?, Alhamdulillah gak punya hutang KPR, ataupun kartu kredit yang artinya masih aman. Tapi berita sedih kita gak punya dana darurat dan asuransi jiwa, dana pendidikan belom kepikiran dan belom mikir juga ternyata idealnya persiapkan untuk dana pensiun.
Dari mengikuti beberapa seminar akhirnya papih juga mulai membuka hati untuk melek akan perencanaan keuangan, sebelumnya memang selalu bilang juga, “omong kosong, gaji gak cukup, itu hanya untuk kalangan mapan, kan biar konsultannya laku”. Tapi sekarang sudah mulai berani dan komitmen untuk menyisihkan dan ikut andil membantu mamih dalam mengatur keuangan.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun berjalan sampai 2017 mamih datang ke Pameran pendidikan yang diadakan Sunlife, awalnya mamih mau menyekolahkan Babam di Sekolah Negeri, lantas berubah karena menyadari kondisi Babam (special needs) membutuhkan tempat yang “khusus” mewadahi dan membantu mengembangkan pendidikan Babam. Biayanya donk yang rata-rata TK saja yang jadi inceran kami diangka 10juta keatas, untuk SD itu 20jt keatas Uang Pangkalnya, belum Spp diatas 1jt, SD dengan kebutuhan Babam bila menggunakan Guru Pendamping bisa sampai 5jt perbulan, ini nyata dan mamih alami.
Dari mulai ada SunLife Edufair mamih rutin mengikuti kegiatan edukasi juga bersama SunLife yang memberikan penjelasan soal kesehatan keuangan juga kesehatan diri dan keluarga. Selain SunLife Edufair, mamih ingat mengenai menjaga keuangan saat hari raya bersama Keluarga Surya, aktivitas lari bersama Ibnu Jamil, dan Kelly serta edukasi mengenai wakaf dari Asuransi Brilliance Hasana Maxima.
ADVERTISEMENT
Kurang dari 20% dari seluruh wanita di Indonesia yang belum paham mengenai literasi keuangan. Wanita sebagai peran penting dalam rumah tangga yang bisa melindungi kesehatan diri dan keuangan untuk anggota keluarganya, mulai dari menyipkan makanan sehat, peduli dengan gaya hidup sehat berolahraga, juga mengatur keuangan.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan 2016 oleh OJK, kurang dari 30% orang Indonesia yang melek keuangan. Melalui survei tersebut juga terungkap bahwa tingkat literasi keuangan perempuan 25,5% lebih rendah dibandingkan pria yang berada di angka 33,2%.
Kesulitan keuangan dan masalah keuangan sering menjadi alasan dalam permasalahan rumah tangga hingga perceraian, dari fakta tersebut tentu saja membuat SunLife peduli untuk memberikan edukasi mengenai mengatur keuangan rumah tangga dalam tema “Mom as The Guardian of The Family”. Mamih mendapatkan tambahan ilmu lagi nih untuk memberikan motivasi dan komitmen diri dalam menjaga kesehatan keuangan.
ADVERTISEMENT
Untuk yang lagi mamih alami dan masih berat sekali mengenai dana pendidikan ada hal yang agak sedih sih, tapi mamih struggle atau berjuang untuk melewatinya, mau curhat sedikit boleh gak nih ?
ADVERTISEMENT
Untuk soal pendidikan memang menjadi prioritas kami, walaupun mungkin ketika anak kami disekolah negeri yang notabene gratis (ada pajak kita didalamnya) kami peruntukkan dana pendidikan tersebut untuk mewadahi potensi anak kami yang lain, misalnya berbakat musik, robotik, pencak silat, karate, sepak bola ketika harus ada peltihan yang lebih advance (misalnya pelatihan diluar negeri) ia komitmen untuk mengikuti bisa difasilitasi dengan dana tersebut.
Jadi lebih menerima saja dan kembali mulai melancarkan aksi komitmen untuk menjaga kesehatan dan melindungi keuangan dalam rumah tangga, memang butuh rencana, kenapa sih ? Kalau menurut mamih sendiri manusia dibekali akal yang bisa dimanfaatkan, untuk berpikir, berusaha, dan membuat strategi dan perencanaan keuangan salah satu ikhtiar yang mamih jalankan.
ADVERTISEMENT
Perencanaan Keuangan Rumah Tangga (Moms Mingle with Sunlife)
Bersama para moms, yang selalu optimis “Ibu Past bisa!”, udah gak sabar untuk dibedah dalam perencanaan keuangannya, hadir pula Kelly Tandiono merupakan model serta Brand Ambassador Sunlife yang menginspirasi dalam komitmen gaya hidup sehat, Kania Annisa Anggiani sosok Ibu Pengusaha yang sukses mengelola bisnis dan keluarganya juga Annissa Sagita, Financial Planner yang ahli dalam bidang perencanaan keuangan.
Kesempatan baik mamih sering terpapar dengan literasi keuangan, dan menjadikan komitmen kami lebih baik lagi untuk merencanakan keuangan agar maksimal berapapun penghasilannya mau UMP atau berkali lipat dari UMP ada kebutuhan masing-masing yang berbeda.
Masalah yang mamih temui mengenai keuangan membuat mamih sadar bahwa harus ada perencanaan dan menyesuaikan semua penghasilan dengan pengeluaran yang memiliki pos-pos sendiri. Agar bisa komitmen untuk atur duitmu secara cermat setidaknya diberikan sebuah syok terapi hehehehe kebutuhan-kebutuhan yang akan datang dimasa depan dan cukup membuat mamih sadar untuk memperbaiki lagi dalam atur duitmu dan mengelola keuangan bulanan dengan cermat.
ADVERTISEMENT
3 Hal Sederhana Merencanakan Keuangan
1. Masa Sekarang
Mencangkup pemasukan dan pengeluaran (cashflow), cicilan (managemen utang), aset yang dimiliki, kekayaan bersih.
2. Masa Depan
Termask investasi dan tabungan pendidikan anak, rencana liburan, memiliki kendaraan baru, atau membeli dan membangun hunian baru.
3. Perlindungan
Tabungan untuk dana darurat, dan asuransi untuk perlindungan keluarga.
Melakukan Financial Checkup
Coba cek rekening dan kantong keluarga masing-masing serta menyadari kondisi keuangan saat ini, apakah kacau balau atau aman-aman saja. Untuk mengetahuinya tentu . Perlindungansaja melihat beberapa hal,
Apakah memiliki hutang ? Pinjaman produktif dan cicilan dbawah 30% dari pendapatan.
Biaya hidup lebih kecil dari pendapatan atau sebaliknya ? Biaya hidup normalnya sebesar 30%dari pemasukan, dan paham akan pengelolaan keuangan.
ADVERTISEMENT
Punya simpanan dana darurat ? Kalau masih ada kekhawatiran tentu saja dibenahi kembali pengelolaan agar memiliki simpanan untuk biaya tak terduga. Seperti pengalaman mamih biaya tak terduga adalah evaluasi dan terapi Babam juga sekolah Babam yang begitu besar hampir tidak terjangkau dan memang kami ceroboh akan hal ini.
Apakah memiliki tabungan ? bisa berupa tabungan untuk encana dan untuk investasi.
Kalau pertanyaan diatas masih banyak keraguan dan sambil mesem-mesem mau nangis jawabnya, sudah mulai tarik nafas lagi memang harus ada yang dibenahi dalam pengaturan keuangan yang dilakukan.
Manajemen Cashflow (saat ini)
Setelah kesehatan keuangan diperiksa dan ditelusuri dimana letak kebablasan pengeluarannya, langkah selanjutnya adalah mengelola arus kas yang datang dari pemasukan. Ingat yah dan ini mamih yakin sudah banyak yang paham, pemasukan harus lebih besar dari pengeluaran.
ADVERTISEMENT
Pisahkan pendapatan untuk pengelolan lebih lanjut yang pertama, Zakat, Assurance (jaminan bisa berupa asuransi kesehatan/ asuransi jiwa), Present Consumption atau kebutuhan hidup sehari-hari, Tabungan, dan Investasi.
Idealnya bisa dalam pembagian berikut, disesuaikan juga dengan masing-masing keluarga :
1. 5% utk Sedekah/amal/zakat
2. 10% dana darurat
3. 30% cicilan
4. 30% biaya hidup
5. 10% gaya hidup
6. 15% investasi
Dalam kemasan acara kali ini kami juga diajak dong berhitung dan memainkan games dalam merencanakan keuangan, apakah mamih berhasil menang ??? tentu saja bersama para anggota kelompok dan sepakai untuk membagi pos pemasukan dan pengeluaran sesuai kebutuhan serta batasan persentasinya sedetail mungkin dan catat seluruhnya sekecil apapun pemasukan dan pengeluarannya.
Memilih Investasi
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Paradigma investasi biasanya diperuntukkan untuk yang memiliki duit berlebih, puluhan juta, ratusan juta, bahkan milyaran rupiah. Investasi kini bisa dilakukan dengan uang ratusan ribu, asal komitmen nih mengelola keuangan yang aman supaya hidup makn nyaman.
Kenapa harus investasi ???
1. Biaya hidup semakin tinggi karena inflasi
2. Untuk jaminan hidup di masa depan
3. Menjadi sumber passive income
Beberapa jenis investasi :
Investasi keuangan :
1. Deposito
2. Obligasi
3. Mata uang asing
4. Saham
5. Reksa dana
Investasi Aset :
1. Rumah
2. Emas
3. Properti
4. Perhiasan
5. Barang antik
6. Usaha
Bagaimana mau investasi tapi dana minim ?
ADVERTISEMENT
1. Reksa Dana
2. Tabungan Berjangka
3. Logam emas
4. Saham Pilihan diatas bisa dilakukan dengan dana mulai ratusan ribu rupiah. Tetapi ingat pilih partner investasi yg tepat agar meminimalisir resiko dalam investasi keuangan
Sebelum investasi kenali diri profil resiko dan horison investasi. Ingat juga perlu waspada investasi bodong, cirinya ;
1. Menjanjikan return yg tinggi
2. Tidak transparan
3. Tidak ada pengawasan dari pasar modal.
Bagaimana Cara Berinvestasi ?
1. Kenali diri sendiri , mengetahui kemungkinan minim profil resiko
2. Pilih produk berdasarkan kebutuhan diri dan keluarga, profil resiko, jangka waktu dan jumlah yang dibutuhkan
3. Aksi, cari tahu bagaimana berinvestasi di pilihan tersebut serta komitmen melakukannya.
ADVERTISEMENT
Mengenal Sunlife Financial
Mamih memang rutin mengikuti kegiatan bersama Sunlife, kenapa sih ? karena semua keluarga, suami serta bisa juga ikut berpartisipasi. Peninglah kalau mamih yang mikir sendiri mengenai keuangan, sudah sewajarnya suami juga bisa diajak untuk diskusi bersama, dan anak kami pelan-pelan bisa terpapar edukassi mengenai keuangan.
Shierly Ge (Chief Marketing Officer Sun Life), yang merangkap juga sebagai moderator kali ini, mengenalkan komitmen Sunlife untuk membantu dalam edukasi Ibu-Ibu dan keluarga di Indonesia. Tentu saja dengan pengalaman di Indonesia lebih dari 25 Tahun, Sunlife memberikan solusi yang lebih baik dalam membantu mengelola keuangan rumah tangga serta memiliki program dalam menjaga, melindungi kesehatan diri juga kesehatan keuangan keluarga.
ADVERTISEMENT
Seperti penglaman mamih yang menjadi lebih terbuka dan peka terhadap pengelolaan keuangan saat ikut Sunlife Edufair, berlanjut ikut kegiatan Sunlife yang lain agar bisa terus memberikan hal postif terhadap keluarga. Karena mamih yang ingin sebagai Ibu menjaga dan melindungi kesehatan tubuh, jiwa, serta kesehatan keuangan dalam rumah tangga, karena optimis Ibu Pasti Bisa!