Asam Manis Jadi Wartawan kumparan: Pengalaman 4 Hari Tidak Mandi

Mirsan Simamora
Wartawan kumparan sejak 2016.
Konten dari Pengguna
10 November 2018 1:50 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mirsan Simamora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Asam Manis Jadi Wartawan kumparan: Pengalaman 4 Hari Tidak Mandi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Foto: Saat berada di pesawat Hercules tujuan Kota Palu dalam tugas liputan gempa dan tsunami.
ADVERTISEMENT
Genap setahun menjadi seorang wartawan kumparan. Aku memilih jauh meninggalkan keluarga dan orang-orang yang dicinta di Sumatera Utara. Jangan tanyakan soal rindu, berat.
Tapi, Buya Hamka bilang memang harus begitulah seorang laki-laki, dalam buku Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck:
Misi pertamaku saat diterima bertugas di kumparan adalah menguasai jalanan kota Jakarta. Padahal, aku baru tiga kali menginjakkan kaki di tanah Jakarta dengan waktu yang singkat. Percaya atau tidak, keringat panas-dingin memetakan (lokasi rawan kebakaran, kejahatan, dan bencana alam) separuh Jakarta dalam waktu lima bulan.
ADVERTISEMENT
Pak Indra-lah (panggilan sehari-hari untuk Wapemred kumparan sekaligus guru) yang sering memberi arahan saat di lapangan. Beliau juga yang memintaku memahami kawasan Jakarta Barat sedetail mungkin, mulai dari sopir ojek online, pasukan oranye, preman, pemko, hingga polisi.
Mereka itu harus jadi teman, sahabat, dan mata di lapangan. Tidak jarang, Pak Indra juga yang memberi teguran kalau informasi gagal kudapatkan. Untuk seorang wartawan kumparan, informasi sekecil apapun dari narasumber adalah hal yang sangat berharga dan dipastikan kebenarannya.
Singkat cerita, setelah dari Jakarta Barat, aku dipindahkan ke Balai Kota, namun hanya beberapa bulan saja. Setelahnya, dipindahkan ke tempat lain yakni Mabes Polri. Aku harus kembali menyesuaikan diri agar tidak tertinggal dalam hal kecepatan mendapat informasi.
ADVERTISEMENT
Perbedaan membangun kepercayaan untuk sumber informasi di Mabes Polri dan Balai Kota itu sangat berbeda. Di Balai Kota DKI hanya perlu menunggu doorstop dan memahami isu. Sedangkan di Mabes Polri, harus mengetahui pergerakan aksi kejahatan di seluruh pelosok Tanah Air, mulai dari aksi terorisme hingga isu SARA.
Yang terberat selama bertugas di Mabes Polri adalah ketika harus mendapat informasi yang terjadi di pelosok daerah. Kamu harus bisa menembus setiap insiden yang ada, meyakinkan narasumber memberikan informasi pertama kepada kumparan.
Asam Manis Jadi Wartawan kumparan: Pengalaman 4 Hari Tidak Mandi (1)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Kapal KM Sabuk Nusantara 39 terempas ke daratan setelah dihantam tsunami.
Cukup bercerita tentang Pak Polisi.
Menjelang akhir bulan Juli 2018, Indonesia bagian timur tepatnya di Lombok, NTB, terjadi gempa 6,4 magnitudo pada Senin pagi (30/7). Malam itu juga, Bang Habibi (Korlip kumparan) memintaku bersiap untuk berangkat esok paginya ke Lombok bersama Jamal Ramadhan (Fotografer kumparan).
ADVERTISEMENT
Kami bertugas di Lombok selama satu minggu. Kami berkenalan dengan banyak orang. Perkenalan bukan hanya sebatas dengan pejabat pemda setempat, tapi dengan warga, sopir, TNI, hingga polisi.
Di saat Lombok berusaha pulih, gempa dan tsunami justru melanda Sulawesi Tengah pada 28 September 2018. Warga di Kota Palu dan Kabupaten Donggala mendapat cobaan merasakan sakitnya kehilangan orang yang dicinta seperti saudaranya di Lombok.
Bersama Jono dan Jamal, saya dikirim ke Kota Palu untuk bertugas selama dua minggu (mungkin sudah pernah baca ceritanya. Jika belum, baca di sini).
Di Kota Palu, kami harus bertahan hidup seperti dalam kondisi perang, tanpa makanan dan minuman. Bahkan, selama empat hari tidak mandi, sikat gigi, dan sampoan. Bisa kamu bayangkan bau badan kami. Selama bertugas di sana, kami berkenalan dengan teman dari Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, hingga polisi.
ADVERTISEMENT
Kami juga harus melihat mayat setiap hari, dan tidur pun tidak nyenyak. Kami sangat terbantu dengan banyaknya teman di sana, karena setiap informasi tentang jumlah korban meninggal harus selalu dilaporkan lewat berita ter-update di kumparan.
Asam Manis Jadi Wartawan kumparan: Pengalaman 4 Hari Tidak Mandi (2)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Naik kapal rakyat milik nelayan menuju lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 PK-LQP.
Dari setiap tempat yang pernah kusinggahi, orang-orang yang menjadi sumber informasi hingga saat ini masih sangat berhubungan baik. Berkenalan dengan banyak orang itu sangat penting untukku, karena pasti ada informasi meski sedikit. Selalu kuusahakan tidak lupa berkenalan dan meminta nomor telepon, siapapun mereka tanpa mengenal status sosialnya.
kumparan telah mengajarkan banyak hal, salah satunya membangun kepercayaan bersama narasumber. Tugasku sebagai wartawan kumparan adalah mendapatkan kepercayaan narasumber dan membangun hubungan emosional yang baik, sehingga setiap informasi penting selalu diberikan.
ADVERTISEMENT
Kami, wartawan kumparan, juga telah mendapat pelatihan dan menjalani proses sertifikasi dari Dewan Pers, sehingga setiap informasi harus dipastikan kebenarannya. Begitulah cerita singkatku bro-sis. Banyak ilmu kucuri dari orang-orang yang sudah top di kumparan.
Asam Manis Jadi Wartawan kumparan: Pengalaman 4 Hari Tidak Mandi (3)
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Santai di pemukiman warga di Berastagi, Sumatera Utara.