Konten dari Pengguna

Serangan Panik: Perasaan Takut dan Cemas yang Datang Secara Tiba-Tiba

Mirza Aulia Sari Sadewa
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
24 November 2021 11:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mirza Aulia Sari Sadewa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Serangan Panik atau Panic Attack merupakan serangan yang terjadi secara mendadak, tiba-tiba tanpa adanya peringatan. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Serangan Panik atau Panic Attack merupakan serangan yang terjadi secara mendadak, tiba-tiba tanpa adanya peringatan. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah anda mengalami jantung berdebar-debar, takut dan cemas secara tiba-tiba saat ditunjuk untuk berbicara di depan umum? Jika iya, kondisi seperti ini dinamakan dengan serangan panik atau panic attack.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Willy, Tjin (2019), serangan panik adalah timbulnya rasa takut atau cemas yang berlebihan secara tiba-tiba. Kondisi ini juga dikenal sebagai serangan kecemasan, ditandai dengan peningkatan detak jantung, sesak napas, pusing, dan ketegangan otot atau tremor. Serangan panik dapat berlangsung selama beberapa menit hingga setengah jam.
Serangan panik adalah terjadinya ketakutan ketika seseorang dihadapkan atau mengalami kecemasan yang berlebihan. Hal ini akan sangat memengaruhi tekanan mental yang menyebabkan refleks sehingga, organ-organ dalam tubuh meningkat dibanding saat keadaan normal. Keadaan ini akan memengaruhi jantung untuk berdetak lebih cepat dari biasanya dan suhu tubuh akan menurun. Setelah mengalami serangan panik, seseorang akan merasakan tubuh lesu, kepala sedikit pusing dan berkeringat dingin. Hal tersebut merupakan efek tekanan adrenalin akibat kerja jantung yang meningkat lebih dari biasanya (Willy, 2019).
ADVERTISEMENT
Menurut Diagnostic dan Statistical Manual of Mental Disorders 5 (DSM-5), serangan panik adalah gejala dari gangguan panik yang dapat menyerang secara tiba-tiba. Gejala tersebut dapat berupa perubahan fisik, detak jantung yang cepat, berkeringat, mual, merasa nyeri pada dada, dan sesak napas. Serangan-serangan ini menyebabkan seseorang menjadi disfungsional dan membuat seseorang merasa membutuhkan pertolongan medis dengan segera. Hal ini dikarenakan serangan panik sering kali dianggap serangan jantung. Padahal, gejala antara keduanya jelas berbeda.
Serangan panik dapat terjadi secara spontan dan bukan suatu respons terhadap situasi yang bisa membuat stres. Serangan panik terjadi tanpa alasan dan tidak dapat diprediksi, yang bisa dialami sekali seumur hidup. Kondisi ini dapat hilang ketika kondisi pemicu berakhir atau menghilang. Namun, jika serangan panik ini terjadi berulang kali dan dalam jangka waktu yang lama, kondisi tersebut dikenal sebagai gangguan panik.
ADVERTISEMENT

Faktor Penyebab Serangan Panik

Todd Farchione, profesor di bidang psikologi dan ilmu otak di Universitas Boston mengatakan bahwa, "Saat serangan panik terjadi, adrenalin akan meningkat dan mengaktifkan salah satu bagian otak yang mengontrol emosi, yang disebut amigdala. Peningkatan adrenal inilah yang menyebabkan gejala fisik dan emosional dari serangan panik."
Gejala serangan panik bisa dipengaruhi oleh pola hidup yang kurang sehat, seperti mengkonsumsi rokok, alkohol dan zat-zat lainnya yang secara neurobiologi akan mencetuskan zat-zat kimia di otak sehingga, menyebabkan serangan panik. Tak hanya itu, pola hidup seperti malas berolahhraga juga bisa menyebabkan seseorang rentan terkena serangan panik.
Mengapa demikian? perlu diketahui, peran olahraga tidak hanya untuk kesehatan fisik saja tetapi, juga untuk kesehatan psikis. Ketika kita menerapkan olahraga dengan teratur, hal tersebut akan membantu kita untuk melepaskan hormon-hormon relaksasi sehingga, kita bisa menjadi lebih tenang.
ADVERTISEMENT
Secara biologi, panik muncul karena aktivitas berlebihan dalam sistem noradrenergic (neuron yang menggunakan norepinefrin sebagai neurotransmiter). Aktivitas noradrenergic yang berlebihan itu disebabkan oleh masalah dalam neuron gammaaminobutyric (GABA), yang menghambat aktivitas noradrenergic. Selain itu, serangan panik juga berhubungan dengan pernafasan yang berlebihan, yang disebut dengan hiperventilasi. Hiperventilasi ini mengaktivasi sistem saraf otonom sekaligus memicu aspek-aspek somatik yang tidak asing dalam suatu episode panik.
Ada beberapa fakta-fakta dari serangan panik yang perlu dikenali, antara lain :
1. Dapat terjadi pada orang dengan gangguan mental
Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5), serangan panik sering kali dikaitkan dengan gangguan mood dan kecemasan lainnya, seperti agorafobia, fobia spesifik, gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan obsesif-kompulsif (OCD), depresi, dan gangguan bipolar. Dalam beberapa kasus, serangan panik dapat menjadi bagian dari kondisi medis tertentu, seperti penyakit gastroesophageal reflux (GERD), sindrom iritasi usus besar (IBS) dan gangguan tidur.
ADVERTISEMENT
2. Serangan panik bisa terjadi saat tidur
Kondisi seperti ini disebut 'serangan panik nokturnal'. Ketika serangan nokturnal terjadi, orang tersebut mungkin mengalami sesak napas atau terengah-engah saat bangun dan juga ditandai dengan rasa takut yang intens. Kondisi ini bisa terjadi karena otak mengalami kelelahan, yang di mana itu akan memberikan dampak buruk untuk kesehatan sehingga, timbul serangan panik.
3. Serangan panik terjadi karena tubuh mengalami mode 'fight or flight' (melawan atau terbang)
Tubuh berusaha menyerap oksigen lebih banyak sehingga, pernafasan menjadi lebih cepat. Hormon adrenalin yang diproduksi tubuh menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan otot berkontraksi. Serangan panik juga memicu respons tubuh sebagai bentuk pertahanan karena tubuh merasa terancam. Adapun pemicu lainnya, yaitu stres, trauma, emosi negatif, dan konsumsi kafein yang berlebihan.
ADVERTISEMENT
Setelah mengetahui apa itu serangan panik, faktor dan beberapa faktanya, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Kita dapat menerapkan pola hidup yang sehat. Seperti yang diketahui, penyebab serangan panik bisa disebabkan oleh pola konsumsi yang tidak sehat dan malas dalam berolahraga. Oleh karena itu, pola hidup yang sehat sangat perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mulai membiasakan diri untuk memakan makanan yang lebih sehat dengan mengkonsumsi buah dan sayur, rutin melakukan olahraga minimal tiga kali dalam seminggu, serta mengatur pola tidur yang baik.
Selain itu, kita juga perlu mengontrol emosi negatif. Emosi negatif bisa muncul akibat stres yang berlebihan, di mana ini sangat memengaruhi munculnya serangan panik. Ketika serangan panik terjadi, pikiran kita pasti tidak lepas dari hal negatif yang makin memperburuk suasana hati dan meningkatkan stres. Di sinilah kita perlu untuk mengontrol emosi negatif kita, yang bisa dilakukan dengan berpikir positif, memahami diri sendiri, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT