Metaverse dan Perpustakaan di Pelosok Negeri

misbahul ilmi
pustakawan di Perpustakaan Nasional RI
Konten dari Pengguna
16 Februari 2022 19:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari misbahul ilmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: dokumentasi tim survei Perpustakaan Nasional RI untuk perpustakaan di daerah 3T
zoom-in-whitePerbesar
sumber: dokumentasi tim survei Perpustakaan Nasional RI untuk perpustakaan di daerah 3T
ADVERTISEMENT
“Saya nggak lihat ini sesuatu yang sangat penting untuk dikembangkan di Indonesia, jadi nggak perlu. Kalau ingin memberikan manfaat yang besar itu lebih bagus di hal-hal yang sangat mendasar, di digitalisasi, perlindungan data pribadi, akses 3G, 4G, 5G yang merata di seluruh Indonesia. Itu sekarang jauh lebih penting. Metaverse pun membutuhkan akses-akses seperti itu, sementara itu belum ada. Artinya kita masih jauh dari kebutuhan metaverse."
ADVERTISEMENT
- Ismail Fahmi, Founder Drone Emprit -
Sebelum kita “hijrah” ke Metaverse, masih banyak PR yang harus dirampungkan. Sementara PR belum rampung, janganlah main dulu. Tak elok rasanya bermain di Metaverse dalam suasana yang diselimuti hutang pekerjaan yang belum lunas dibayar.
Ada harga yang tidak murah untuk menikmati hidup di Metaverse. Tak semua kita punya kesempatan untuk hidup di sana. Setidaknya kita punya Oculus, peranti layar ikat kepala untuk menampilkan realitas virtual, untuk bisa jalan-jalan dan cuci mata di dunia Metaverse. Banyak dari kita yang tidak punya kelebihan harta untuk membeli peranti tersebut.
Selain perangkat keras, yang tak kalah penting adalah akses yang merata. Tanpa akses yang merata, metaverse hanya akan bisa dinikmati segelintir orang. Selama akses 3G, 4G, 5G belum merata di seluruh Indonesia, kebutuhan kita akan Metaverse masih terlampau jauh. Kita, sebagai bangsa, rampungkan dulu PR kita. Buat akses merata ke seantero Indonesia Raya. Barulah kita main main ke Metaverse.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, di penjuru negeri masih banyak ditemukan blank spot. Dilansir dari website https://www.kominfo.go.id/content/detail/13606/bakti-11-wilayah-indonesia-masih-blank-spot-seluler/0/sorotan_media , Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mengungkapkan masih ada sekitar wilayah Indonesia yang mengalami blank spot wilayah seluler khususnya di area terdepan, terluar dan tertinggal (3T) serta perbatasan. Bagaimana mau merasakan tinggal di Metaverse, sementara akses pun tak ada.
Pemerintah, melalui Perpustakaan Nasional RI, hadir di daerah 3T ini. Kami memberikan support berupa bantuan buku siap layan dan rak buku untuk dihibahkan ke perpustakaan di daerah 3T. dari buku-buku siap layan ini, saudara kita di pelosok negeri diharapkan dapat melihat universe dalam jangkauan yang lebih luas. Karena dikatakan buku adalah jendela dunia, dan dengan buku kita bisa membuka cakrawala.
ADVERTISEMENT
Pada saatnya nanti, ketika akses 5G sudah merata di seluruh Indonesia, mari kita bergandengan tangan, berjalan beriringan, sesekali joging bareng dengan saudara saudara kita di pelosok sana untuk main-main di Alun-alun Jogja (yang dijual murah meriah di Metaverse).