Perpustakaan Hadir di Kala Getir

misbahul ilmi
pustakawan di Perpustakaan Nasional RI
Konten dari Pengguna
8 Agustus 2022 14:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari misbahul ilmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adalah Ririn Erna Wati, seorang ibu rumah tangga yang akhirnya memutuskan diri untuk menjadi pengusaha jamu. Hal ini berawal dari rutinitas kesehariannya mengantar anak ke sekolah. Tak jauh dari sekolah, terdapat Perpustakaan Desa Gunungsari yang berlokasi di kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
ADVERTISEMENT
Di sela kegiatan antar jemput sekolah anaknya, dia menyempatkan diri berkunjung ke perpustakaan tersebut. Karena ketertarikannya dengan subjek jamu, bergegaslah dia menuju rak koleksi yang berjejer buku-buku tentang rempah-rempah dan jamu.
Dokumentasi program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Dia membaca buku tersebut lalu meminjamnya untuk dibawa pulang ke rumah. Tak berhenti sampai di situ, sesampainya di rumah, dia mempraktikkan untuk secara mandiri membuat jamu. Berbekal dari buku tentang jamu yang dia pinjam dari perpustakaan.
Suami bu Ririn adalah penjual jajanan pentol di sekolah. Sebelum pandemi, bu Ririn adalah seorang ibu rumah tangga yang bergantung pada penghasilan jualan suaminya. Ketika pandemi melanda dan kegiatan belajar mengajar diselenggarakan secara daring, penghasilan suaminya menurun drastis lantaran di sekolah menjadi sepi pembeli. Sumber mata pencaharian suami pun menghilang.
ADVERTISEMENT
Kegetiran kondisi ekonomi keluarga membentuk bu Ririn menjadi wanita yang tangguh. Di samping kesibukannya mengurus urusan domestik rumah tangga, dia memutuskan untuk membantu suaminya dengan cara berjualan jamu. Produksi jamu olahannya dipasarkan ke tetangga terdekat di sekitarnya. Respon pasar pun antusias, mengingat jamu adalah komoditi yang dicari-cari selama pandemi. Dengan mengonsumsi jamu, kondisi tubuh dan imunitas terjaga sehingga tidak mudah terserang penyakit ataupun terpapar virus.
Jamu olahan bu Ririn pun bukan sembarang jamu. Dia pernah mengikuti pelatihan di Perpustakaan Desa Gunungsari tentang pembuatan olahan jamu yang berasal dari rempah rempah. Pelatihan yang diselenggarakan Perpustakaan Desa Gunungsari juga dilakukan secara komprehensif. Pelatihan tidak hanya berkutat pada cara membuat jamu yang bersih dan higienis, tetapi juga terdapat penyampaian materi terkait sisi pemasaran dan pemberian label yang baik.
Dokumentasi program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Pesanan jamu semakin banyak, produksi jamu pun semakin bertambah. Penghasilan bu Ririn berjualan jamu mampu mencukupi biaya untuk menghidupi anak-anaknya yang berjumlah lima. Tak terbayangkan rasanya jika bu Ririn tidak mengenal Perpustakaan Desa Gunungsari. Tak tahu juga bagaimana nasibnya saat ini andai dia tidak berkunjung ke perpustakaan. Barangkali dia tidak akan menjadi pengusaha jamu seperti sekarang ini. Pahitnya jamu mengurangi getirnya kehidupan. Pahitnya jamu membuat hidup keluarga bu Ririn terasa lebih manis.
ADVERTISEMENT