Konten dari Pengguna

Berkat Coca-Cola, Desa Patemon Bangkit dari Krisis Air

15 November 2017 16:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mita Miftahul Jannah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Coca Cola Indonesia di kumparan On Boarding (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Coca Cola Indonesia di kumparan On Boarding (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Desa Patemon, Semarang, merupakan salah satu desa yang dibantu oleh Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) untuk membangun sumur resapan. Desa Patemon merupakan daerah industri. Pada 2012, Desa Patemon menjadi desa yang sering mengalami krisis air.
ADVERTISEMENT
Setelah ada program dari Coca-Cola untuk membangun sumur resapan di daerah-daerah Indonesia, Desa Patemon menjadi salah satu desa sasaran yang sekarang tidak lagi mengalami krisis air.
Pada Rabu (15/11), Kumparan on Boarding Batch 2 yang dilaksanakan di Kuningan City, mengundang beberapa pembicara hebat, salah satunya Ketua Kelompok Masyarakat Sumur Resapan Semarang, Joko. Ia mengaku Desa Patemon tidak lagi mengalami krisis air.
"Pada tahun 2017, produksi air di Desa Patemon naik sekitar 30% dan tidak lagi mengalami krisis air," ujarnya.
Andrew Hallatu, Public Affairs Manager Coca-Cola memaparkan, pembuatan sumur resapan memang menjadi salah satu program CCFI. Saat ini, beberapa daerah yang sudah dibuat sumur resapan adalah Kabupaten Semarang, Salatiga, Malang, Mojokerto, Sibolangit, dan Pematang Siantar.
ADVERTISEMENT
Sebetulnya, bukan hanya pembuatan sumur resapan, CCFI memiliki tiga program Water Neutral. Pertama, urban lifestyle, yaitu pembuatan pipa agar air hujan dapat tertampung di dalam tanah. Kedua, embung air, yaitu pembuatan waduk kecil untuk konservasi air. Terakhir adalah sumur resapan. Ketiga program tersebut berfokus pada air.
Hal ini sejalan dengan komitmen CCFI bahwa berapa juta liter air yang digunakan untuk produksi Coca-Cola, harus dikembalikan pada alam.
Permasalahan air bukan hanya masalah yang dirasakan oleh masyarakat Desa Patemon. Saat ini, banyak daerah yang memerlukan perhatian dalam pemberdayaan air. Untuk itu, CCFI melebarkan programnya mengenai water neutral.
"Ibaratnya, embung air itu ember yang ditaruh di atas bukit," ujar Public Affair Coca-Cola, Andrew Hallatu.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Yayasan Obor Indonesia, Pratomo, menjelaskan pembuatan embung air tersebut. Embung air dibuat di atas bukit dengan luas 1000ha. Penggalian embung air ini dapat dimanfaatkan untuk menampung air, khususnya saat musim hujan datang. Di sekitar embung air, terdapat terasering dan tanaman-tanaman seperti durian, lengkeng, dan sebagainya sehingga hasil panen dapat diambil oleh warga sekitar.
Nantinya, embung air ini dapat dimanfaatkan ketika musim kemarau datang, sehingga masyarakat tetap memiliki cadangan air.
Seperti yang dikatakan oleh Ali Mochamad, Climate Change Government Advisor United States Agency for International Development (USAID), Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketahanan (APIK), "perubahan iklim berlangsung lebih cepat." Untuk permasalahan air, Indonesia yang hanya memiliki dua musim justru sering kali mengalami krisis. Ketika musim kemarau, krisis air datang dan ketika musim hujan, banjir melanda.
ADVERTISEMENT
Pada talkshow tersebut, perubahan iklim hingga program Coca-Cola menjadi satu kesatuan topik yang sangat bersinggungan. Manfaat program Coca-Cola dirasakan langsung, khususnya oleh masyarakat Desa Patemon.