Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Program Water Neutral dari Coca-Cola Bantu Atasi Krisis Air
15 November 2017 20:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
Tulisan dari Mita Miftahul Jannah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Rabu (15/11) dilaksanakan acara Kumparan on Boarding Batch 2 di Ballroom Kuningan City Mall. Beberapa pembicara hebat hadir untuk mengisi talkshow dengan topik-topik menarik, salah satunya mengenai perubahan iklim.Rabu (15/11) dilaksanakan acara Kumparan on Boarding Batch 2 di Ballroom Kuningan City Mall. Beberapa pembicara hebat hadir untuk mengisi talkshow dengan topik-topik menarik, salah satunya mengenai perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim menjadi sesuatu yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Ari Mochamad, Climate Change Government Advisor United States Agency for International Develompment (USAID) Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketahanan (APIK) mengatakan, "perubahan iklim terjadi lebih cepat dari yang dibayangkan." Perubahan iklim menyebabkan bencana alam yang tidak dapat dihindari. Contohnya, saat ini di Indonesia yang hanya memiliki dua musim, terkadang mengalami musim kemarau yang panjang.
"Biasanya Indonesia mengalami musim panas selama enam bulan dan musim hujan selama enam bulan pula. Tapi, saat ini musim tidak dapat diduga-duga. Musim hujan biasanya lebih sebentar, sekitar dua bulan, tapi curah hujannya tinggi." Ucap Ari.
Ketika musim kemarau tiba, cadangan air di beberapa tempat berkurang. Dampaknya, masyarakat mengalami krisis air. Fenomena ini terjadi karena masyarakat Indonesia kurang mempergunakan air dengan bijak ketika musim hujan tiba.
ADVERTISEMENT
"ketika banjir teriak-teriak, ketika panas buang sampah." Ujar Ari. Dalam kalimat tersebut, Ari menyinggung bahwa masyarakat Indonesia sering kali lupa dengan apa yang diperbuatnya.
Krisis air bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Semua pihak dapat turut berpatisipasi dalam mengurangi krisis air tersebut. Salah satunya adalah Coca-Cola.
Menyambung pembicaraan Ari mengenai perubahan iklim, Andrew Hallatu, Public Affairs Manager Coca-Cola memaparkan program Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI) mengenai air.
Coca-Cola memiliki program Water Neutral. Inti dari program tersebut adalah "menabung air". Beberapa program yang dijalankan, di antaranya, urban lifestyle, sumur resapan, dan embung air.
Ketiga program yang dibuat bertujuan untuk menyimpan air. Ketika terjadi krisis air, program-program binaan CCFI mampu menanggulanginya dengan simpanan air tersebut.
ADVERTISEMENT
Hal ini sejalan dengan komitmen Coca- Cola, "for every drop we use, we give one back." Coca-Cola merupakan industri minuman berbahan dasar air. Oleh karena itu, setiap air yang digunakan untuk produksi, Coca-Cola berkomitmen untuk mengembalikannya.
Saat ini, Coca-Cola sudah menjalankan program tersebut dan total air yang disimpannya sudah melebihi total air yang dipakainya.
Program Coca-Cola sangat membantu untuk mengurangi dampak dari perubahan iklim, khususnya ketika terjadi krisis air. Sudah ada beberapa sumur resapan yang dibuat di beberapa daerah. Ketika musim kemarau, ada cadangan air yang tersimpan. Kemudian ketika musim hujan, air tidak terbuang sia-sia, melainkan tersimpan dalam sumur resapan tersebut.
Dengan begitu, Coca-Cola merupakan salah satu pihak yang membantu mengurangi krisis air yang terjadi. Program tersebut terus dikembangkan Coca-Cola. Nantinya program "Nabung Air" akan ada di seluruh wilayah Indonesia agar tidak ada lagi daerah yang mengalami krisis air.
ADVERTISEMENT