Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pemantauan Status Gizi Anak: Pondasi Utama Mewujudkan Generasi Emas
13 November 2024 14:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Magister Keperawatan UMY tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Latar Belakang
Indonesia bercita-cita mewujudkan generasi emas pada tahun 2045. Generasi emas ini adalah generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi untuk membawa Indonesia menuju kemajuan. Salah satu pilar utama dalam pencapaian ini adalah kesehatan anak-anak sejak dini, yang tidak bisa dipisahkan dari aspek gizi yang optimal. Status gizi yang baik pada masa kanak-kanak berperan penting dalam mendukung tumbuh kembang yang maksimal dan mencegah berbagai masalah kesehatan.
ADVERTISEMENT
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa stunting, wasting, dan obesitas masih menjadi masalah umum di kalangan anak usia dini (Riskesdas, 2018). Masalah ini dapat menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak. Sehingga, pemantauan gizi rutin sangat penting untuk deteksi dan intervensi dini. Hal ini memungkinkan anak-anak Indonesia tumbuh sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan.
Indikator Status Gizi
Penilaian status gizi balita adalah intepretasi dari pengkajian data yang diperoleh dari berbagai metode, seperti pengukuran antropometri. Standar Antropometri anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi: 1) berat badan menurut umur (BB/U); 2) panjang/tinggi badan menurut umur (PB/U atau TB/U); 3) berat badan menurut panjang/tinggi badan (BB/PB atau BB/TB); dan 4) indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U) dengan kategori dan ambang batas masing-masing (Permenkes, 2020).
ADVERTISEMENT
Pentingnya Pemantauan Status Gizi pada Anak
1. Deteksi Dini Masalah Gizi
Pemantauan status gizi anak, baik melalui pengukuran antropometri (tinggi badan, berat badan, dan lingkar lengan) maupun indikator lainnya, memungkinkan tenaga medis dan orang tua mendeteksi dini tanda-tanda kekurangan atau kelebihan gizi. Dengan deteksi dini, masalah gizi seperti stunting atau obesitas bisa segera diatasi sebelum dampaknya menjadi lebih serius
2. Mendukung Pembentukan Karakter dan Kinerja Akademik Anak
Status gizi yang baik terbukti berhubungan dengan kemampuan kognitif dan konsentrasi anak dalam belajar. Anak dengan gizi yang seimbang memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas dan mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Hal ini menjadi landasan penting bagi anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang cerdas, kreatif, dan produktif
ADVERTISEMENT
3. Keseimbangan Gizi untuk Tumbuh Kembang Optimal
Gizi yang seimbang berperan besar dalam mendukung perkembangan fisik dan kecerdasan anak. Pemantauan gizi secara rutin membantu memastikan bahwa anak mendapatkan asupan yang sesuai dengan kebutuhan usianya. Kekurangan gizi dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, sedangkan kelebihan gizi bisa memicu obesitas yang juga berbahaya bagi kesehatan jangka panjang anak
Strategi Pemantauan Status Gizi Anak
Pemantauan status gizi pada anak harus dilakukan secara berkala di berbagai fasilitas kesehatan, seperti Posyandu, Puskesmas, atau klinik kesehatan anak. Pengukuran secara rutin memungkinkan informasi tentang status gizi anak selalu terbarui.
Kesimpulan
Pemantauan status gizi anak merupakan langkah fundamental untuk mewujudkan generasi emas Indonesia. Dengan pemantauan yang efektif, potensi risiko kesehatan pada anak dapat diatasi lebih dini, serta mendukung tumbuh kembang yang optimal baik secara fisik maupun mental. Untuk itu, kolaborasi antara pemerintah, tenaga kesehatan, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan. Dengan dukungan dari semua pihak, kita dapat menciptakan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan siap memajukan Indonesia di masa depan. Mari bersama wujudkan generasi emas melalui pemantauan dan pemenuhan gizi anak-anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Penulis
Yulianingsi A. Kuntuamas1*
Shanti Wardaninsih2
1. Mahasiswa Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2. Dosen Magister Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
*Corresponding author
Referensi
Riskesdas (2018). Laporan Riskesdas 2018 Nasiona. https://www.badankebijakan.kemkes.go.id
Permenkes, 2020. Standar Antropometri Anak.