Santai Sejenak di Pulau Banyak, Aceh Singkil

Muhammad Multazam
Blogger sejak 2012
Konten dari Pengguna
16 Juli 2021 7:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Multazam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pulau Banyak, Aceh Singkil (Dokumen Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Banyak, Aceh Singkil (Dokumen Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Matahari bersinar cukup cerah saat aku dan 3 teman lainnya tiba di Aceh Singkil pada Kamis (7/1) pukul 10.20 WIB pagi . Perjalanan dari Banda Aceh menuju Aceh Singkil yang cukup melelahkan memakan waktu sekitar 16 jam dengan menggunakan transportasi umum minibus Hiace. Bagiku pribadi ini merupakan pengalaman pertama ke kabupaten Aceh Singkil bahkan juga menjadi pengalaman pertama melewati hampir semua kabupaten yang terletak di lintas barat Aceh.
ADVERTISEMENT
Tujuan utama kami adalah ke pulau banyak, sebuah destinasi wisata yang terdiri dari beberapa pulai yang konon katanya super keren dan tidak kalah indah dengan pulau Weh (Sabang). Rencana awal, begitu sampai di Aceh Singkil kami akan langsung menyeberang ke pulau banyak, namun saat kami tiba di pelabuhan ternyata kapal sudah bergerak sejak sekitar pukul 10.00 pagi, sehingga mau tidak mau kami baru bisa melanjutkan perjalan ke pulau banyak pada hari berikutnya (8/1).
Setelah satu malam beristirahat di salah satu hotel dekat pelabuhan, hari berikutnya pun tiba. Karena tidak ingin ketinggalan kapal, sebelum jam 8 pagi kami sudah bergerak menuju pelabuhan, beberapa saat setelah itu kami pun tiba, karena memang jarak dari hotel ke pelabuhan tidak begitu jauh. Setelah tiba, kami langsung membeli tiket dan naik ke bagian atas kapal sembari menunggu kapal bergerak dibawah terik matahari yang cukup cerah, untungnya ada sedikit atap yang menutupi kami.
ADVERTISEMENT
Kapal yang kami gunakan bukalan kapal ferry atau kapal penumpang pada umumnya untuk penyeberangan ke destinasi wisata. Kapal yang ada pada hari itu adalah kapal milik masyarakat setempat yang terbuat dari kayu dan berukuran lumayan besar, isi di kapal kayu tersebut tidak hanya penumpang, namun juga barang-barang mulai dari yang kecil sampai dengan barang besar.
Menurut informasi dari serambinews.com memang sejak beberapa minggu terakhir dari perjalanan kami, Kapal Motor (KM) Teluk Singkil yang biasa mengangkut penumpang tidak lagi beroperasi sehingga penyebrangan menuju pulau banyak hanya dilakukan menggunakan kapal milik masyarakat yang kami naiki tersebut.
Penyebrangan menuju pulau banyak yang menggunakan kapal kayu tersebut memakan waktu sekitar 4 jam perjalan laut, tidak semua penumpang beruntung karena banyak dari penumpang yang tidak kebagian tempat yang memiliki atap sehingga harus duduk dibawah terik matahari
ADVERTISEMENT
Setelah kurang lebih 4 jam perjalanan, kapal kayu yang kami tumpanggi berhenti di pelabuhan pulau balai. Pulau ini merupakan gerbang bagi pengunjung pulau banyak karena pulau ini adalah pulau yang memiliki fasilitas paling lengkap, mulai dari penginapan, tempat makan, pemandu wisata dan juga memiliki jumlah penduduk terpadat dibanding pulau-pulau lain yang masih bagian dari pulau banyak.
Pemandangan pemunkiman setempat langsung menyambut kami saat berlabuh di pulau balai, pulau ini akan menjadi tempat tinggal kami selama berada di pulau banyak. Langkah kaki kami mulai meninggalkan kapal kayu tersebut menuju ke penginapan yang jaraknya tidak jauh dan bisa ditempuh cukup dengan berjalan kaki dari pelabuhan.
Baca CERITA selengkapanya di : mltazam.com