Konten dari Pengguna

Study Tour ke Luar Kota: Memberi Manfaat atau Kendala?

Moch Bilal Tri A
Mahasiswa UINSA Surabaya
9 Oktober 2024 10:23 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moch Bilal Tri A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
shutterstock
ADVERTISEMENT
Di tengah era globalisasi, pendidikan saat ini tidak hanya terikat pada ruang kelas. Banyak sekolah menerapkan metode study tour, di mana siswa diajak melakukan perjalanan ke luar kota untuk belajar langsung dari sumbernya. Kegiatan ini sering kali dipuji karena memperluas wawasan siswa, memperkenalkan mereka pada budaya dan pengetahuan baru, serta memberikan pengalaman yang tidak bisa diperoleh dari buku pelajaran. Namun, dengan berbagai manfaat yang dijanjikan, study tour juga menghadapi berbagai kendala yang membuat pemerintah mengeluarkan beberapa larangan terkait kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
Manfaat Dari Study Tour
Salah satu manfaat utama dari study tour adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar langsung dari pengalaman nyata. Mengunjungi museum, taman nasional, atau situs bersejarah memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan konkret tentang materi pelajaran. Kegiatan ini membantu siswa menghubungkan teori yang dipelajari di kelas dengan praktik di lapangan. Selain itu, study tour juga memperkenalkan siswa pada budaya lokal, tradisi, dan keanekaragaman hayati yang memperkaya wawasan dan toleransi mereka terhadap perbedaan.
Tidak hanya itu, study tour juga berperan dalam meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab siswa. Dengan berada di luar kota, jauh dari lingkungan sekolah yang biasa, siswa dituntut untuk lebih mandiri dalam mengatur diri dan menghadapi berbagai tantangan. Selain itu, kerja sama tim, diskusi kelompok, dan proyek yang dilakukan selama study tour juga berperan dalam pengembangan keterampilan interpersonal mereka.
ADVERTISEMENT
Kendala dan Masalah
Foto: Bus yang mengangkut rombongan SMK Lingga Kencana mengalami kecelakaan di Ciater, Subang (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Meskipun menawarkan banyak manfaat, study tour tidak lepas dari berbagai kendala. Masalah keamanan menjadi salah satu perhatian utama, terutama setelah beberapa kecelakaan bus yang melibatkan rombongan siswa terjadi. Tragedi ini menimbulkan kekhawatiran besar, baik di kalangan orang tua maupun pemerintah, karena banyaknya korban jiwa. Misalnya, kecelakaan bus di Subang pada Mei 2024 yang menewaskan 10 siswa SMK Lingga Kencana Depok menjadi salah satu contoh nyata dari risiko keamanan dalam pelaksanaan study tour.
Selain keamanan, biaya yang tinggi juga menjadi kendala besar. Bagi beberapa keluarga, biaya study tour yang bisa mencapai jutaan rupiah adalah beban yang cukup berat. Seperti halnya beberapa orang tua siswa di MAN 3 Majalengka mengeluhkan program study tour yang direncanakan oleh pihak sekolah. Mereka merasa biaya untuk kegiatan tersebut terlalu memberatkan. Para orang tua mengungkapkan bahwa mereka sangat keberatan dengan biaya study tour yang mencapai Rp 950 ribu, yang dinilai terlalu mahal. Lebih buruk lagi, sekolah tetap mewajibkan siswa yang tidak ikut study tour untuk tetap membayar. Ketidakmampuan orang tua untuk membayar biaya tersebut menciptakan ketidaksetaraan di antara siswa. Siswa yang tidak mampu ikut terpaksa absen dari kegiatan, sehingga menimbulkan perasaan terpinggirkan.
ADVERTISEMENT
Regulasi Pemerintah: Solusi atau Hambatan?
postingan dari UNEXPLND
Sebagai respons terhadap berbagai masalah yang muncul, beberapa pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan pelarangan atau pembatasan study tour ke luar kota. Misalnya, Jawa Barat menerapkan aturan yang menyarankan agar study tour dilakukan di dalam provinsi, dengan tujuan mendukung ekonomi lokal serta mengurangi risiko kecelakaan di jalan. Kebijakan ini dianggap efektif oleh beberapa pihak, terutama dalam menjaga keselamatan dan meminimalkan biaya.
Namun, di sisi lain, pelarangan study tour ke luar kota juga menimbulkan kritik. Banyak pihak merasa bahwa pembatasan ini menghalangi siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar yang lebih luas. Perjalanan ke luar kota sering kali dipandang sebagai kesempatan langka untuk mengenal tempat-tempat bersejarah di luar daerah mereka, yang sulit digantikan dengan kunjungan lokal.
ADVERTISEMENT
Solusi: Kebijakan Study Tour
Untuk menjaga agar study tour ke luar kota tetap memberikan manfaat maksimal tanpa mengabaikan aspek keselamatan dan aksesibilitas, beberapa solusi bisa diterapkan: Pertama, Regulasi yang Lebih Ketat dan Fleksibel: Pemerintah dapat memperketat aturan terkait keselamatan, seperti memastikan penggunaan transportasi yang memenuhi standar keamanan. Selain itu, sekolah bisa bekerja sama dengan dinas terkait untuk menyediakan pilihan destinasi yang lebih terjangkau tanpa mengurangi aspek edukatif. Kedua, Subsidi atau Skema Pembiayaan Bertahap: Bagi siswa dari keluarga yang kurang mampu, sekolah bisa menawarkan subsidi atau skema pembayaran yang fleksibel. Program beasiswa untuk siswa berprestasi atau pendanaan dari pihak ketiga juga bisa membantu mengurangi beban finansial. Ketiga, Pilihan Study Tour Lokal: Sekolah bisa mempertimbangkan pilihan study tour di dalam kota atau wilayah terdekat yang tetap memiliki nilai edukasi tinggi. Ini bisa mengurangi biaya dan risiko perjalanan jauh, namun tetap memberi pengalaman belajar yang bermanfaat. Keempat, Melibatkan Orang Tua dalam Perencanaan: Sekolah dapat melibatkan orang tua dalam proses perencanaan, termasuk membahas biaya dan keamanan. Dengan cara ini, transparansi lebih terjaga, dan orang tua bisa merasa lebih nyaman mendukung kegiatan ini.
ADVERTISEMENT