Konten dari Pengguna

Semakin Susah Jadi Miskin: Kenaikan Harga Bahan Pokok Membelit Rumah Tangga

Moch Fachrian Andriansyah
Mahasiswa FKIP UNPAM - Pendidikan Ekonomi.
9 Oktober 2024 13:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moch Fachrian Andriansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Shutterstock.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow

Naiknya harga kebutuhan pokok merupakan masalah mendesak yang mempengaruhi rumah tangga di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kebutuhan pokok, juga dikenal sebagai “sembako” (singkatan dari “sembilan bahan pokok”), adalah barang-barang penting yang dibutuhkan setiap rumah tangga untuk bertahan hidup. Ini termasuk bahan makanan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, tepung, dan lainnya, yang sangat penting untuk kebutuhan sehari-hari. Lonjakan harga barang-barang kebutuhan pokok ini telah memberikan beban yang signifikan bagi rumah tangga Indonesia, terutama bagi mereka yang hidup dalam kemiskinan. Ketika harga-harga naik, keluarga-keluarga berjuang untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan sering kali harus mengurangi pengeluaran penting lainnya atau bahkan tidak memiliki kebutuhan pokok. Situasi ini menyoroti tantangan kemiskinan yang semakin besar di Indonesia, di mana meningkatnya biaya hidup membuat individu dan keluarga semakin sulit untuk keluar dari siklus kekurangan. Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, yang juga dikenal sebagai “sembako” di Indonesia, memiliki dampak yang luas pada rumah tangga, mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk biaya hidup, kesejahteraan, konsumsi, dan kesehatan. Kenaikan harga-harga bahan pokok seperti minyak goreng, cabai, dan beras secara langsung berdampak pada biaya hidup masyarakat, terutama mereka yang berada di kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Ketika harga-harga melambung tinggi, keluarga-keluarga kesulitan untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok tersebut, sehingga proporsi pendapatan mereka dialokasikan untuk biaya makanan. Tekanan keuangan ini dapat memperburuk kesenjangan yang ada dan mendorong masyarakat yang rentan untuk jatuh ke dalam kemiskinan. Kenaikan harga pangan dapat memperlebar kesenjangan sosial di dalam masyarakat, sehingga menciptakan hambatan dalam mengakses nutrisi yang memadai, terutama bagi mereka yang sudah berada dalam situasi genting. Ketidakmampuan untuk membeli makanan bergizi dapat menyebabkan malnutrisi dan masalah kesehatan, terutama di kalangan anak-anak dan orang tua yang lebih rentan terhadap dampak negatif dari asupan makanan yang tidak memadai. Pemerintah dan para pemangku kepentingan harus mengambil langkah-langkah proaktif untuk memastikan ketahanan pangan bagi semua warga negara, mengurangi ketidakpastian pasar, dan melindungi kelompok-kelompok yang paling rentan dari dampak kenaikan harga pangan. Kenaikan harga-harga kebutuhan pokok mengharuskan evaluasi ulang perencanaan keuangan rumah tangga, yang mengakibatkan berkurangnya pengeluaran untuk kebutuhan pokok lainnya dan perlunya penghematan yang lebih besar. Keluarga dipaksa untuk membuat pilihan yang sulit dan memprioritaskan kebutuhan dasar di atas pengeluaran yang bersifat diskresioner, yang berpotensi membahayakan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Kenaikan harga makanan dapat memiliki implikasi yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat, karena individu dapat memilih alternatif yang lebih murah dan kurang bergizi atau bahkan melewatkan waktu makan untuk mengatasi kendala keuangan. Hal ini dapat berkontribusi pada peningkatan kondisi kesehatan yang berhubungan dengan kekurangan gizi, yang semakin membebani sistem layanan kesehatan yang sudah tegang. Kenaikan harga kebutuhan pokok menimbulkan tantangan yang signifikan bagi rumah tangga, yang berdampak pada biaya hidup, kesejahteraan, pola konsumsi, dan hasil kesehatan. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan pendekatan multi-segi yang melibatkan intervensi pemerintah, kolaborasi pemangku kepentingan, dan pemberdayaan masyarakat. Dengan menerapkan kebijakan yang memastikan keterjangkauan pangan, mendorong akses yang adil terhadap gizi, dan melindungi masyarakat yang rentan dari dampak buruk kenaikan harga pangan, kita dapat bekerja untuk membangun masyarakat yang lebih tangguh dan inklusif di mana setiap orang memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi.
ADVERTISEMENT
REFERENSI: Anindita, R., & Saptana. (2018). Dampak Kenaikan Harga Pangan terhadap Kesejahteraan Masyarakat. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Pembangunan, 29(1), 25-34.