Bonus Demografi : Mengurangi atau Menambah Kemiskinan?

Mochamad Fakhri Fernanda
Seorang Mahasiswa jurusan Ekonomi Pembangunan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
13 Desember 2023 10:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochamad Fakhri Fernanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://pixabay.com/id/photos/rakyat-teman-teman-bersama-senang-4050698/
zoom-in-whitePerbesar
https://pixabay.com/id/photos/rakyat-teman-teman-bersama-senang-4050698/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di masa-masa ini, Indonesia sedang mengalami suatu fenomena ketika jumlah penduduk dengan usia produktif (15-64 tahun) lebih tinggi daripada jumlah penduduk usia non-produktif (1-14 tahun) dan lebih dari 64 tahun). Fenomena inilah yang disebut sebagai bonus demografi. Bonus demografi dapat menjadi sebuah fenomena yang bagus untuk dimanfaatkan oleh pemerintah sebagai peluang untuk menambah laju pertumbuhan ekonomi. Selain itu, bonus demografi juga berpotensi untuk mengurangi masalah kemiskinan di suatu negara.
ADVERTISEMENT
Bonus demografi dapat berdampak positif kepada suatu negara apabila negara tersebut dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkompetitif. Maka dari itu dibutuhkan berbagai pelatihan keterampilan dan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang demi terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan berkompetitif. Apabila hal-hal tersebut dapat terpenuhi, warga dengan usia produktif bisa berpartisipasi dalam meningkatkan pendapatan nasional dan memanfaatkan masa produktifnya dengan sebagaimana semestinya. Jika laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia membaik, Indonesia juga bisa bersaing dengan negara-negara lainnya dan mendapatkan status sebagai negara maju.
Namun, apabila masa bonus demografi ini tidak mampu untuk dikelola dengan baik, maka akan berdampak sebaliknya. jika tidak dimanfaatkan dengan baik maka akan dapat berbalik menjadi bencana demograf Maka dari itu, bonus demografi ini perlu ditanggapi secara baik (Kominfo, 2014). Hal ini guna menghindari dampak negatif dan memaksimalkan potensi-potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan suatu negara.
ADVERTISEMENT
“Banyak Anak, Banyak Rezeki”
https://pixabay.com/id/photos/selfie-pantai-keluarga-anak-ibu-5219202/
Pernah mendengar slogan “Banyak anak, banyak rezeki”?, Ya, ini adalah salah satu penyebab munculnya bonus demografi. Konsep ini telah ada di kalangan masyarakat sejak lama. Apabila coba ditarik sejarah dari munculnya slogan ini, ternyata slogan ini telah muncul dan popular sejak masa cultuurstelsel. Saat itu masyarakat jawa diberikan pajak tanah yang berat oleh pemerintah kolonial. Secara tidak sadar masyarakat Jawa didesain oleh pemerintah kolonial untuk didorong memiliki banyak anak guna memenuhi besarnya tenaga kerja untuk tanaman agroindustri (kopi, tebu dan lain-lain) (Izzah, 2017).
Slogan ini nyatanya masih diyakini oleh sebagian masyarakat hingga kini. Mereka beranggapan bahwa memiliki banyak anak, berarti berinvestasi untuk masa depan. Namun, untuk menerapkan pemikiran ini, orang tua juga harus mampu memfasilitasi anak-anak mereka supaya bisa menjadi sumber daya manusia yang unggul dan berkompetitif. Salah satu caranya adalah dengan membiayai pendidikan anak-anak mereka hingga jenjang perkuliahan
ADVERTISEMENT
Investasi anak dalam hal ini tentu bisa sangat menguntungkan dan juga bisa merugikan. Apabila orang tua sukses memfasilitasi dan membimbing anak mereka hingga mendapatkan pekerjaan yang bagus dan layak, orang tua tidak perlu cemas dengan masa pensiunnya dan masa tuanya. Namun, apabila kondisinya berbanding terbalik, yang ada hanyalah semakin beratnya beban yang dipikul oleh orang tua. tingkat pengangguran di Indonesia malah akan bertambah tinggi.
Korelasi Bonus Demografi dengan Kemiskinan
https://pixabay.com/id/photos/pria-tunawisma-tunawisma-saran-833017/
Bonus demografi dapat menghasilkan dampak yang baik bagi sebuah negara. Dengan jumlah masyarakat usia produktif yang tinggi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat lebih terdorong. Hal ini tentu harus diiringi dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing. Namun apabila tidak bisa dimanfaatkan secara baik oleh pemerintah, maka akan berdampak sebaliknya. Melimpahnya penduduk usia kerja yang tidak memiliki keahlian dan keterampilan dapat meningkatkan tingkat pengangguran, tingkat kriminalitas, tingkat kemiskinan, dan menghambat pertumbuhan ekonomi (Setiawan, 2019).
ADVERTISEMENT
Jumlah penduduk usia produktif yang tinggi tanpa pengendalian yang baik hanya akan berujung kepada meningkatnya angka pengangguran. Tanpa pengendalian yang baik dalam hal ini misalnya tidak meratanya fasilitas-fasilitas yang ada dan sedikitnya lapangan kerja yang terbuka bagi masyarakat usia produktif. Akibatnya, kebanyakan masyarakat usia produktif sulit untuk berkembang menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan bisa bersaing. Apabila suatu negara tidak memiliki SDM yang berkualitas, negara tersebut akan sulit untuk maju dan bersaing dengan negara lain. Mengapa? Karena pertumbuhan ekonomi pada negara tersebut menjadi melambat.
2 Pilihan, Mau Mengurangi atau Menambah Kemiskinan?
https://pixabay.com/id/photos/bagus-buruk-di-depan-pilihan-1123013/
Bonus Demografi dapat berakhir pada 2 hasil, yakni mengurangi atau menambah kemiskinan. Dari 2 pilihan tersebut, tentunya kita menginginkan pilihan pertama yakni dengan adanya bonus demografi diharapkan dapat mengurangi kemiskinan. Bonus demografi berpeluang dalam meningkatkan laju perekonomian di Indonesia. Masyarakat usia produktif harus menggunakan kesempatan masa produktifnya untuk berpartisipasi dalam perekonomian di Indonesia, misalnya dengan mendorong inovasi dan kreativitas dalam bidang ekonomi. Selain itu, mereka juga menjadi tenaga kerja yang produktif dan memiliki kemampuan daya saing dalam tingkat global.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Masalah bonus demografi harus ditangani secara serius. Perlu adanya penanganan yang baik dari pemerintah supaya bonus demografi bisa terkendali dan bermanfaat bagi laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan penanganan yang baik, maka bonus demografi akan menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjadi negara yang maju. Kemudian Indonesia juga akan dikenal sebagai negara yang baik dalam mengurus permasalahan-permasalahan utama dalam suatu negara yang salah satunya fenomena bonus demografi, sehingga Indonesia akan mendapatkan penilaian yang lebih baik.
Demi memaksimalkan potensi bonus demografi, terdapat langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah. Misalnya, memberikan dan meningkatkan sarana pendidikan dan pelatihan. Kualitas dan kuantitas pendidikan dan pelatihan di Indonesia perlu ditingkatkan untuk menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing, serta sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja (Setiawan, 2019). Oleh sebab itu pendidikan dan pelatihan di Indonesia perlu untuk diratakan dan dikembangkan supaya sumber daya manusia yang ada bisa memiliki nilai dan kualitas yang tak kalah jauh dari sumber daya manusia negara lainnya. Selanjutnya, langkah – langkah lainnya yang dapat dilakukan dengan cara memperluas lapangan kerja, meningkatkan fasilitas kesehatan dan mengelola populasi penduduk dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan Bonus Demografi : Mengurangi atau Menambah Kemiskinan?
Bonus demografi adalah suatu kondisi saat jumlah penduduk usia produktif di suatu negara lebih besar daripada jumlah penduduk usia non-produktif. Bonus demografi dapat menghasilkan dampak yang baik bagi sebuah negara. Dengan jumlah masyarakat usia produktif yang tinggi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat lebih terdorong. Hal ini tentu harus diiringi dengan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat bersaing. Namun, apabila tidak bisa dimanfaatkan secara baik oleh pemerintah, maka akan berdampak sebaliknya, yakni akan memunculkan berbagai macam masalah-masalah lainnya, Misalnya kemiskinan.
Fenomena bonus demografi harus ditangani secara serius. Pemerintah harus membuat dan mengeluarkan kebijakan – kebijakan yang dapat mendorong produktivitas bekerja bagi para masyarakat usia produktif, baik dengan memperluas lapangan kerja, mengelola pertumbuhan penduduk dan lainnya. Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif dalam mengikuti peraturan dan arahan dari pemerintah untuk memaksimalkan potensi bonus demografi.
ADVERTISEMENT
Daftar Bacaan
Izzah, L. (2017). Munculnya Filosofi “Banyak Anak Banyak Rizki” Pada Masyarakat Jawa Masa Cultuurstelsel. In Sastra: Merajut Keberagaman Mengukuhkan Kebangsaan. Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia (HISKI).
Kominfo. (2014). Siapa Mau Bonus? Peluang Demografi Indonesia. In Kominfo. Kominfo. https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/12/FA_Buku_Siapa_Mau_Bonus_Final_Web.pdf
Setiawan, S. A. (2019). Mengoptimalkan Bonus Demografi Untuk Mengurangi Tingkat Kemiskinan Di Indonesia. Jurnal Analis Kebijakan, 2(2), 11–23. https://doi.org/10.37145/jak.v2i2.34