Pizza 10 Juta Dollar

Mochamad James Falahuddin
Praktisi Teknologi Informasi, berpengalaman 20 tahun di dunia IT dan Telco. Certified Chief Information Security Officer (CCISO) dan Certified Blockchain Professional (CBP) . Juga menjadi Direktur Eksekutif Indonesia Blockchain Society
Konten dari Pengguna
4 September 2019 8:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochamad James Falahuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

( serial summary buku "Blockchain for Everyone" #3 )

ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di tahun 2010, waktu itu Satoshi Nakamoto masih terlibat aktif dalam pengembangan platform bitcoin , terjadi diskusi di forum online para penggiat awal bitcoin ini. Salah seorang bernama Laszlo Hanyecz berteori bahwa "kalau bitcoin ingin jadi uang digital betulan, maka harusnya bisa digunakan untuk membeli sesuatu yang riil".
ADVERTISEMENT
Lalu dia menyampaikan "tantangan" di forum itu kira-kira ada gak yang mau mengirimkan dia dua pizza , nanti dibayar menggunakan bitcoin. Seorang user lain, Jeremy Sturdivant, menyanggupi tantangan tersebut. Karena waktu itu harga bitcoin masih diawang-awang, kedua orang ini secara asal-asalan bersepakat kalau dua pizza akan dibayar sejumlah 10.000 BTC.
Dan terjadilah transaksi pengiriman "uang" itu dalam 3 langkah sederhana
Sesaat kemudian, wallet bitcoin milik Jeremy bertambah 10 ribu bitcoin
Ketika beberapa jam kemudian kiriman pizza diterima oleh Laszlo, dia kemudian memposting foto pizza itu di online forum, dan mereka "merayakan" keberhasilannya transaksi "riil" pertama dari bitcoin itu. Yang kalau di konversi dengan nilai sekarang maka harga 10 ribu BTC untuk dua pizza itu setara dengan hampir 10 juta dollar !!!
ADVERTISEMENT
Kedua orang itu mungkin belum sadar kalau mereka sedang membuat sejarah bahwa mata uang berbasis blockchain bisa memiliki nilai riil di dunia nyata. Dan transaksi itu menjadi milestone mulainya industri blockchain yang saat ini bernilai setidaknya 250 milyar dollar.
Sampai sekarang orang masih bertanya-tanya, "koq bisa sih bitcoin atau uang crypto lainnya, yang gak ada underlying apa-apa tapi bisa memiliki "nilai" yang riil dan bisa digunakan untuk membeli barang-barang nyata" ?
Sebagian lain mungkin akan berpikir "Kalau sesuatu yang gaib seperti bitcoin bisa digunakan untuk belanja, itu kan sama saja dengan 'mencetak uang sendiri', apa itu gak melanggar hukum ? Yang namanya 'uang' kan harusnya sebuah alat tukar yang ditetapkan dan diedarkan oleh negara ?"
ADVERTISEMENT
Yang bertanya seperti ini mungkin perlu lagi membaca sejarah, bahwa sepanjang sejarah umat manusia, banyak tercatat sekelompok orang menggunakan alat tukar berupa benda-benda yang pasti dianggap aneh kalau dilihat dengan kacamata sekarang.
Contohnya :
ADVERTISEMENT
Soal apakah penggunaan benda benda selain "uang kertas" atau "uang fiat" yang diedarkan pemerintah itu melanggar hukum atau tidak itu kembali lagi nanti kepada kesepakatan. Toh banyak juga pemerintah di dunia ini yang membolehkan transaksi menggunakan mata uang kripto seperti bitcoin dan kawan-kawan ini.
Karena pada dasarnya, benda apapun bisa memiliki "nilai" dan digunakan sebagai alat tukar (uang) jika memenuhi dua prinsip sederhana ini :
ADVERTISEMENT
Inilah kenapa kedua orang yang disebut diawal tulisan ini tercatat dalam sejarah, karena mereka berdua sepakat dan percaya bahwa bitcoin memiliki nilai riil. Dan hari mereka melakukan transaksi itu, tanggal 22 Mei kemudian dirayakan sebagai : Bitcoin Pizza Day.
(serial sebelumnya)