Konten dari Pengguna

Menemukan Jati Diri di Antara Dua Alam

Mochammad Afdhal Virgieawan
Mochammad Afdhal Virgieawan adalah mahasiswa Jurnalistik Universitas Pakuan yang memiliki minat besar di dunia media. Hobi fotografi, videografi, dan traveling menjadi caranya mengabadikan kehidupan dan menceritakan kisah dari Perpekstif unik.
26 Februari 2025 10:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Afdhal Virgieawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto : gunung vs laut (Artificial Intelegent)
zoom-in-whitePerbesar
foto : gunung vs laut (Artificial Intelegent)
ADVERTISEMENT
Setiap orang memiliki preferensi saat memilih destinasi perjalanan, dan dua pilihan yang kerap muncul adalah gunung dan laut. Keduanya menawarkan keindahan dan pengalaman yang tak terlupakan, namun memberikan sensasi dan pelajaran hidup yang berbeda. Pertanyaannya, mana yang lebih bermakna—mendaki gunung yang menjulang tinggi atau menikmati deburan ombak di tepi pantai?
ADVERTISEMENT
Gunung: Perjalanan Menuju Diri Sendiri
Mendaki gunung bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin. Setiap langkah menuju puncak mengajarkan tentang ketekunan, kesabaran, dan keberanian. Udara dingin, jalur terjal, dan rasa lelah menjadi teman setia sepanjang perjalanan. Namun, semua terbayar lunas saat sampai di puncak, menyaksikan hamparan alam dari ketinggian, seolah dunia berada di bawah kaki kita. Di sanalah muncul kesadaran bahwa segala pencapaian memerlukan usaha keras dan pengorbanan.
Di gunung, kita belajar tentang keheningan. Tidak ada hiruk-pikuk kota atau kebisingan manusia, hanya suara alam yang menemani. Momen ini sering kali menjadi waktu untuk refleksi diri, mengingatkan kita untuk lebih bersyukur atas kehidupan yang dimiliki. Gunung mengajarkan arti kesederhanaan dan kedekatan dengan alam.
ADVERTISEMENT
Laut: Kebebasan dan Ketenangan Tanpa Batas
Berbeda dengan gunung, laut menawarkan kebebasan dan ketenangan dalam wujud yang lebih cair dan fleksibel. Ombak yang datang silih berganti mengajarkan kita tentang ritme hidup—bahwa ada pasang dan surut yang harus diterima. Duduk di tepi pantai, merasakan angin laut yang lembut, memberikan efek terapeutik yang luar biasa. Laut memberi kesempatan untuk melepas penat, membiarkan diri larut dalam kebebasan dan ketenangan.
Selain itu, laut juga mengajarkan tentang kedalaman. Permukaannya mungkin terlihat tenang, tetapi di bawahnya menyimpan ekosistem yang kaya dan kompleks. Ini menjadi metafora kehidupan manusia—terkadang kita hanya melihat apa yang ada di permukaan, padahal ada begitu banyak cerita dan makna yang tersembunyi di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Gunung atau Laut? Pilihan yang Tak Pernah Salah
Pada akhirnya, memilih gunung atau laut bukan soal mana yang lebih baik, tetapi tentang apa yang sedang kita butuhkan dalam hidup. Jika ingin mencari tantangan dan memahami batas diri, gunung adalah jawabannya. Namun, jika memerlukan ruang untuk menyembuhkan dan melepaskan beban, laut bisa menjadi pelukan hangat yang menenangkan.
Keduanya adalah guru kehidupan yang luar biasa, mengajarkan kita untuk lebih dekat dengan alam dan diri sendiri. Mungkin jawabannya bukan "gunung atau laut", tetapi "kapan aku membutuhkan keduanya?"