3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Penggelapan Dana Program Indonesia Pintar Merampas Hak Pendidikan Anak Bangsa

Mochammad Afdhal Virgieawan
Mochammad Afdhal Virgieawan adalah mahasiswa Jurnalistik Universitas Pakuan yang memiliki minat besar di dunia media. Hobi fotografi, videografi, dan traveling menjadi caranya mengabadikan kehidupan dan menceritakan kisah dari Perpekstif unik.
27 Februari 2025 15:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mochammad Afdhal Virgieawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
foto : suasana korupsi dalam dunia pendidikan, dengan siswa yang kecewa dan pejabat yang mengambil dana mereka secara diam-diam. (artificial integency)
zoom-in-whitePerbesar
foto : suasana korupsi dalam dunia pendidikan, dengan siswa yang kecewa dan pejabat yang mengambil dana mereka secara diam-diam. (artificial integency)
ADVERTISEMENT
Program Indonesia Pintar (PIP) adalah salah satu upaya pemerintah untuk memastikan bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu tetap mendapatkan akses pendidikan. Bantuan berupa dana tunai ini seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekolah seperti buku, seragam, dan biaya lainnya. Namun, ironisnya, program ini kerap menjadi sasaran penggelapan dana oleh oknum tak bertanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang Dikorupsi: Masa Depan yang Terancam
Penggelapan dana PIP bukan hanya kejahatan finansial, tetapi juga bentuk penghancuran masa depan anak-anak Indonesia. Ketika dana yang seharusnya mereka terima diselewengkan, dampaknya sangat nyata—banyak siswa yang terpaksa belajar dalam kondisi serba kekurangan, bahkan ada yang harus putus sekolah.
Lebih parahnya lagi, pelaku korupsi dalam kasus ini sering kali berasal dari pihak yang seharusnya melindungi hak siswa, seperti oknum sekolah, perangkat desa, atau bahkan pejabat daerah. Modusnya bisa beragam, mulai dari pemotongan dana secara ilegal, manipulasi data penerima, hingga pemalsuan tanda tangan siswa.
Minimnya Pengawasan, Mudahnya Penyimpangan
Salah satu penyebab maraknya penggelapan dana PIP adalah lemahnya pengawasan. Sistem penyaluran yang melibatkan banyak pihak sering kali membuka celah bagi praktik korupsi. Selain itu, kurangnya edukasi kepada siswa dan orang tua tentang hak mereka atas dana PIP membuat mereka rentan menjadi korban manipulasi.
ADVERTISEMENT
Seharusnya, pemerintah memperkuat mekanisme kontrol dengan memperjelas sistem transparansi dana, mulai dari daftar penerima yang bisa diakses publik hingga pengawasan ketat dalam proses pencairan dana.
Tindakan Tegas, Keadilan bagi Siswa
Kasus-kasus penggelapan dana PIP harus disikapi dengan tegas. Aparat penegak hukum harus memastikan bahwa para pelaku tidak hanya mendapat hukuman setimpal, tetapi juga diwajibkan mengembalikan dana yang telah mereka gelapkan.
Lebih dari itu, kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan. Orang tua, guru, dan siswa sendiri harus mengetahui hak-hak mereka agar tidak mudah ditipu oleh oknum yang ingin mencari keuntungan dari dana pendidikan ini.
Dana PIP adalah hak anak-anak Indonesia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Penggelapan dana ini bukan hanya merugikan negara, tetapi juga mencederai masa depan generasi muda. Jika praktik ini terus dibiarkan, bagaimana kita bisa berharap pada kemajuan pendidikan di Indonesia? Sudah saatnya pemerintah dan masyarakat bersinergi untuk menjaga agar dana pendidikan benar-benar sampai ke tangan yang berhak.
ADVERTISEMENT