Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Rumus Jitu Menembus TES CPNS
29 November 2019 15:56 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Moddie Alvianto Wicaksono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak dibuka pendaftaran CPNS seminggu yang lalu, beberapa grup Whatsapp yang saya ikuti penuh dengan obrolan tentang itu. Mulai dari pembagian soal CPNS, berita tentang jumlah CPNS yang diterima, hingga cara paling aneh agar bisa jadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia umum lagi jika di Indonesia, ASN masih menjadi incaran utama. Selain karena bernilai jual cukup tinggi di hadapan calon mertua, bisa memiliki uang pensiun andai sudah tidak bekerja, adalah hal terpenting saat ini. Sebab, tak banyak pekerjaan yang mampu menjanjikan uang pensiun, termasuk yang sedang saya geluti saat ini. Pekerja Teks Komersial.
Maka dari itu, tak heran saat hari pertama pendaftaran terjadi overload yang bahkan hanya sekadar login pembuatan akun. Belum masuk ke bagian swafoto, apalagi mengunggah dokumen. Kesimpulan sementara, betapa berartinya pendaftaran CPNS bagi masyarakat ber-flower.
Padahal, biasanya formasi yang dibutuhkan hanya 300 orang, tetapi yang mendaftar bisa 300.000. Perbandingannya, 1:1000. Luar biasa, bukan?
Masalahnya begini. Tak jarang dari sekian orang yang mengikuti alur pendaftaran CPNS, hanya sekadar coba-coba. Siapa tau bisa. Siapa tau beruntung.
ADVERTISEMENT
Soalnya mereka biasanya menyadari kesempatan yang sama belum tentu akan datang dua kali. Kalo hanya sekadar coba-coba, kemudian berhasil, lantas jadi wajar, dong, ketika akhirnya kualitas ASN dianggap sebelah mata oleh pekerja swasta.
Karena yang coba-coba, biasanya tak siap menghadapi kenyataan jika terpilih. Seperti pemilu legislatif beberapa saat yang lalu. Iseng, eh, terpilih. Bingung mau ngapain, eh malah korupsi. Kan merusak anggaran negara, dong. He-he-he.
Oleh karena itu, izinkan saya membagi tips tentang rumus jitu menembus tes cpns. Saya berani menjamin. Jika Anda menerapkan rumus ini dengan segenap pikiran dan sepenuh hati, niscaya kelolosan CPNS akan ditentukan oleh panitia. Bukan saya.
Langsung saja, ya.
Niat
Setiap orang jika hendak melakukan sesuatu, apa pun bentuknya, pasti dibutuhkan niat. Tentu saja niat tulus, ikhlas, dan tanpa pamrih. Nah, untuk tes CPNS maka berlaku ketiga niat tersebut.
ADVERTISEMENT
Masa mau ikut CPNS karena ingin punya waktu kosong yang lebih banyak. Kayak teman saya.
“Ikut CPNS?”
“Ya, ikutlah. Kan lumayan. Kalo lolos, minimal jalan-jalan ke mall ga perlu akhir pekan. Hari aktif juga bisa.”
Dan sayangnya, kok kami tertawa bersama seakan saya pun mengamini pernyataannya. Miris :’)
Tapi, persepsi seperti itu memang masih terjadi di antara masyarakat kita. Tak tertutup kemungkinan niatnya bukan hanya jalan ke mal, tetapi karena bisa pergi sewaktu-waktu yang penting sudah isi presensi cap jempol. Aduh.
Kalo nggak, jangan daftar. Ikut tes CPNS itu berat, biar yang niat aja.
ADVERTISEMENT
Dokumen
Yang perlu dibutuhkan selain niat adalah dokumen. Setumpuk dokumen perlu disiapkan sejak mula. Mulai dari fotokopi KTP hingga SKCK. Sering kali masyarakat Indonesia menyepelekan hal ini. Sebab, mereka suka sekali bicara, “Ah, gampang-lah. Bisa diurus nanti” atau “Nyusul aja, gimana?” Lha dikira yang daftar hanya seorang kali, ya. Padahal hampir satu juta orang. Hadehh.
Lebih menyepelekan lagi bahwa yang diunggah adalah dokumen plagiat. Terbiasa mengirimkan lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan, giliran untuk pendaftaran CPNS, malah dikirim dengan surat lamaran serupa. Plagiat dokumen, itu dilarang.
Parahnya, karena mungkin folder yang dibuat di komputer/laptop/flashdisk adalah lamaran, dan isinya berbagai macam dokumen lamaran, yang dikirim justru surat lamaran kepada calon mertua. Kan berabe.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ketelitian dan kecermatan dalam memilih dan memilah dokumen sangat diutamakan. Jangan sampe yang harusnya dikirim surat keterangan sehat, eh, malah surat keterangan sakit. Yang diunggah harusnya SKCK, eh, malah surat PHK. Wah, ya kepalang bumbum.
Keberuntungan
Sebagai masyarakat yang menganut aliran Timur, keberuntungan adalah corak ampuh untuk menembus langit ketujuh. Orang pintar kalah sama orang rajin. Orang rajin kalah sama orang beruntung. Karena yang beruntung, meskipun kemampuannya biasa-biasa saja, tetap bisa lolos.
Percaya ga percaya, memang hal tersebut jamak terjadi. Teman saya, enggan belajar buku CPNS karena dia meyakini bahwa literasi Indonesia memang rendah, jadi tak penting-penting amat belajar dari buku, lah malah lolos. Modalnya, ya cukup yakin saja bahwa dia lebih beruntung daripada yang lain.
ADVERTISEMENT
Ada lagi teman yang kuliah 7 tahun. Enggan dimarahi orang tua, dia mencoba tes CPNS. Modalnya? Lagi-lagi dia berharap Tuhan masih baik kepadanya. “Lha, kuliahku aja bisa selesai, masa’ ya tes CPNS ga bisa?”
Dan kalian tahu? Teman saya itu lolos CPNS. Sedangkan teman-teman saya yang mungkin kuliah cepat, IPK cumlaude, malah ga lolos. See? Keberuntungan selalu berada di pihak-pihak orang yang beruntung. Lha iya.
Orang Dalam
Jika Anda berpikir bahwa orang dalam menentukan kesuksesan CPNS, pikiran Anda jelas normal. Di setiap apa pun pendaftaran CPNS, yang dibutuhkan memang orang dalam. Jelas sekali, tanpa orang dalam, saya haqqul yakin, Anda tak akan lolos tes CPNS.
Mengapa menjadi penting? Karena syarat pertama pada pendaftaran tes CPNS adalah orang dalam. Bukan orang luar.
ADVERTISEMENT
Coba cek, deh, kalo Anda ga percaya. Syarat pertama pasti “pendaftar adalah WNI” Warga Negara Indonesia. Itu orang dalam atau orang luar? Ya, jelas orang dalam.
Kalo orang luar, pasti akan tertulis, “pendaftar terdiri dari WNI atau WNA” Warga Negara Asing. Jadi, sudah paham, kan? Kok mengapa orang dalam sangat dibutuhkan dalam tiap pembukaan CPNS. Hihihi.